Dokter Bedah Plastik Ingatkan Bahwa Sedot Lemak Bukan Cara Instan Turunkan Berat Badan
Banyak orang beranggapan sedot lemak bisa menurunkan berat badan secara instan, namun ternyata faktanya tidak demikian.
Upaya menurunkan berat badan tidak dapat dilakukan dengan cara instan, termasuk melalui operasi sedot lemak atau liposuction, demikian diingatkan oleh dr. Qori Haly, SpBP-RE, seorang dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi.
"Liposuction bukan cara yang instan untuk menurunkan berat badan, walaupun dengan menghilangkan beberapa lapisan lemak itu bisa mengurangi timbangan berat badan, tapi tujuan sebenarnya bukan itu," ujar dr. Qori dilansir dari Antara.
-
Kenapa harus hati-hati dengan sedot lemak? Bahkan, jika tidak dilakukan dengan tenaga medis profesional, operasi sedot lemak bisa memberikan risiko berbahaya hingga kematian.
-
Bagaimana sedot lemak dilakukan? Proses ini melibatkan penyedotan lemak melalui suntikan atau penggunaan alat khusus yang disebut kanula.
-
Apa risiko sedot lemak? Setelah tindakan operasi sedot lemak atau liposuction, terdapat beberapa risiko efek samping yang mungkin terjadi, sebagai berikut: 1. Emboli lemak: Emboli lemak terjadi ketika lemak yang disedot masuk ke dalam aliran darah dan menyumbat pembuluh darah yang kecil. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, atau penurunan kesadaran. Komplikasi yang lebih serius dapat terjadi jika emboli lemak mencapai organ vital seperti paru-paru atau otak.
-
Mengapa operasi sedot lemak estetis dianggap haram? Dalam konteks ini, hukum sedot lemak dianggap tidak diperbolehkan. Tindakan sedot lemak yang hanya bertujuan untuk memperindah penampilan dianggap tidak perlu dalam pandangan Islam, sehingga hukumnya menjadi haram karena dianggap sebagai upaya mengubah ciptaan Allah swt tanpa alasan yang mendesak, serta dapat melukai tubuh tanpa kebutuhan yang jelas.
-
Bagaimana proses sedot lemak? Proses sedot lemak melibatkan penggunaan vakum untuk menyedot lemak yang tidak diinginkan. Sebelum prosedur dimulai, pasien akan diberikan anestesi lokal atau umum, tergantung pada tingkat kebutuhan. Kemudian, dokter akan melakukan sayatan kecil di tempat yang diinginkan, lalu cairan anestesi akan dimasukkan ke dalam area tersebut untuk melembutkan lemak. Setelah itu, tabung kecil yang disebut kanila akan dimasukkan melalui sayatan. Kanila ini akan digerakkan maju-mundur untuk mematahkan sel-sel lemak dan menyedotnya ke dalam tabung yang terhubung ke mesin vakum.
-
Bagaimana hukum sedot lemak untuk pengobatan? Dalam kajian fiqih, hukum untuk menjalani operasi sedot lemak demi pengobatan adalah diperbolehkan, sama halnya dengan metode pengobatan lainnya, dengan beberapa syarat: Pertama, harus ada kondisi medis yang memerlukan prosedur sedot lemak.
Sedot lemak, jelas dr. Qori, adalah prosedur pembedahan invasif yang bertujuan menghilangkan lapisan lemak di bawah kulit pada area tertentu. Prosedur ini lebih difokuskan pada pembentukan tubuh atau body contouring, bukan untuk menurunkan berat badan secara keseluruhan.
"Jadi jangan sampai semua meyakini liposuction untuk menurunkan berat badan, tapi liposuction semata adalah untuk membentuk tubuh atau bagian tubuh tertentu," tegasnya.
Dr. Qori menyarankan agar langkah-langkah konvensional seperti olahraga rutin dan pengaturan asupan makanan tetap menjadi pilihan utama dalam menurunkan berat badan. Hanya jika terdapat kelebihan lemak yang sulit dihilangkan meskipun sudah berolahraga dan menjaga pola makan, sedot lemak bisa dipertimbangkan sebagai solusi tambahan.
Namun demikian, dr. Qori mengingatkan bahwa meskipun operasi sedot lemak terlihat sederhana, prosedur ini memiliki berbagai risiko yang dapat memengaruhi kondisi fisik maupun kinerja organ pasien.
Risiko tersebut bisa berasal dari efek pembiusan yang mungkin terjadi akibat reaksi antara obat bius dengan obat-obatan lain yang dikonsumsi pasien, serta risiko dari prosedur pembedahan itu sendiri. Oleh karena itu, dr. Qori menekankan pentingnya kejujuran pasien mengenai kondisi tubuh maupun obat-obatan yang dikonsumsi saat berkonsultasi dengan dokter sebelum operasi.
Lebih lanjut, dr. Qori menyebutkan beberapa risiko lain yang mungkin timbul akibat sedot lemak, seperti penumpukan cairan, infeksi, kebal rasa, dan alergi terhadap lidocaine. Risiko yang lebih serius meliputi kulit bergelombang, kerusakan jaringan lunak, jarum sedot lemak yang menembus rongga atau organ tubuh tertentu, emboli lemak, serta gangguan pada jantung dan ginjal.
"Risiko komplikasi itu akan semakin meningkat seiring bertambahnya atau meluasnya bidang operasi jadi ada beberapa bagian yang dilakukan tindakan yang meningkatkan risiko komplikasi," jelasnya.
Selain itu, dr. Qori menambahkan bahwa sedot lemak bukanlah solusi jangka panjang untuk pengelolaan berat badan. Pola hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur, tetap menjadi kunci utama dalam menjaga berat badan yang ideal dan kesehatan secara keseluruhan. Prosedur sedot lemak sebaiknya dipandang sebagai tindakan tambahan yang dapat membantu membentuk tubuh setelah usaha keras melalui metode konvensional.