Ajarkan Nilai Kepemimpinan, Ini 4 Makna Filosofis Lagu "Gundul-Gundul Pacul"
agu “Gundul-Gundul Pacul” konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga. Sama seperti lagu lain yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga waktu itu, lagu “Gundul-Gundul Pacul” mengandung makna filosofis yang dalam.
Lagu “Gundul-Gundul Pacul” konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga. Sama seperti lagu lain yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga waktu itu, lagu “Gundul-Gundul Pacul” mengandung makna filosofis yang dalam.
Dilansir dari Jogjaprov.go.id, kata “Gundul” dalam lagu itu memiliki arti kepala yang tak memiliki rambut. Jika kepala dimaknai sebagai kehormatan dan rambut dimaknai sebagai mahkota atau keindahan kepala, makna “gundhul” di sini dimaknai sebagai kehormatan tanpa mahkota.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Sedangkan kata “pacul” di sini diartikan sebagai alat petani yang terbuat dari lempeng besi yang melambangkan orang-orang bawah atau para petani. Dari dua arti kata itu, sebenarnya apa makna dari lagu “Gundul-Gundul Pacul” secara kepemimpinan? Berikut selengkapnya:
Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul
©YouTube/Solite Kids
Dilansir dari iain-surakarta.ac.id, walaupun konon diciptakan pertama kali oleh Sunan Kalijaga, penciptaan lagi ini dinisbatkan pada R.C Hardjosubroto, seorang komposer karawitan di era 1950-1970. Seiring waktu, lagu inipun populer terutama di kalangan anak-anak Jawa. Berikut liriknya:
Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Ajarkan Nilai Kepemimpinan
©YouTube/Solite Kids
Bait pertama lagu Gundul-Gundul Pacul mengandung makna seorang pemimpin yang lupa bahwa dia sedang mengemban amanah rakyat. Di sana ada kata “gembelengan” yang memiliki arti besar kepala, sombong, sembrono, dan tidak serius dalam menggunakan kehormatannya.
Oleh karena itulah dapat diartikan bahwa secara keseluruhan bait pertama lagu itu menggambarkan tentang seorang pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah rakyat. Alih-alih, dia justru menggunakan kekuasaan, kedudukan, dan kehormatannya untuk berbangga-bangga diri.
Kedudukan Pemimpin di tengah Rakyat
©YouTube/Solite Kids
Sedangkan pada bait kedua lagu ini terdapat kata “nyunggi wakul” yang berarti membawa bakul nasi di atas kepala. Bakul merupakan simbol kesejahteraan rakyat. Dalam konteks negara, di dalam bakul terdapat kekayaan negara, sumber daya alam, pajak, dan sebagainya. Oleh karena itu kata “nyunggi wakul” dapat dimaknai bahwa kepala yang merupakan kehormatan berada di bawah bakul yang dimaknai sebagai kesejahteraan rakyat.
Dalam konteks kepemimpinan dalam bernegara, bait ini mengungkap makna bahwa kedudukan pemimpin berada di bawah bakul rakyat. Namun tetap saja para pemimpin masih “gembelengan” dalam menjalankan peran kepemimpinannya.
Tumpah Berceceran
©YouTube/Solite Kids
Sedangkan pada bait kedua terdapat kata “wakul ngglimpang” yang berarti bakul yang diletakkan di atas kepala tadi jatuh. Lalu berikutnya ada kata “segane dadi sak ratan” yang berarti nasi yang berada di bakul tadi ikut tumpah dan berceceran ke mana-mana. Dalam konteks kepemimpinan bernegara, dimaknai bahwa jika seorang pemimpin masih “gembelengan” dalam menjalankan amanah, yang terjadi adalah dia jatuh dan segala sumber daya, kekayaan negara, dan lain sebagainya akan tumpah.
secara keseluruhan lagu “Gundul-Gundul Pacul” berisi peringatan bahwa pemimpin negara tidak boleh sembrono dan seenaknya sendiri dalam menjalankan amanah. Pemimpin yang sembrono akan membuat seluruh tatanan dan aturan masyarakat rusak dan menyebabkan kondisi negara menjadi tak terkendali.