Bahagia Makan Bareng Anak Jalanan, Ini Kisah Mbah Gayeng si Penjual Balon
Mbah Gayeng adalah seorang penjual balon yang hidup sebatang kara dan diberi keterbatasan fisik. Walau begitu, kekurangan itu tak menghalanginya untuk bisa berbagi pada orang lain. Setiap hari, Mbah Gayeng selalu menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk membelikan makanan kepada anak jalanan.
Mbah Gayeng adalah seorang penjual balon yang hidup sebatang kara. Salah satu tangan dan kakinya tak berfungsi layaknya orang normal. Sehari-hari, Ia harus berjualan balon menyusuri jalan-jalan di wilayah Kotagede, Kota Yogyakarta, dengan bantuan kruk agar kakinya tetap bisa melangkah.
Walau begitu, segala keterbatasan yang ada pada diri Mbah Gayeng tak menghalanginya untuk selalu berbagi dengan orang lain. Setiap hari, Mbah Gayeng selalu menyisihkan setengah dari penghasilannya untuk memberi makan anak jalanan. Bahkan, Ia mempunyai mimpi untuk memberikan 300 nasi bungkus kepada anak jalanan.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Berikut selengkapnya:
Diberi Keterbatasan Fisik
©Kitabisa.com
Karena diberi keterbatasan fisik, Mbah Gayeng harus menyiapkan balon dagangannya dengan satu tangan. Tak hanya itu, dia juga harus berjalan menyusuri jalanan di Kotagede dari pagi hingga petang dengan satu kaki.
Walaupun begitu, kekurangan itu tidak membuat Mbah Gayeng putus asa. Dia tetap menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Keadaan itu tidak menjadi penghalangnya untuk bisa berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
Kisah Mbah Gayeng dan Anak Penjual Kerupuk
©Kitabisa.com
Mbah Gayeng adalah sosok yang senang berbagi. Pernah pada suatu hari ada anak kecil penjual kerupuk di jalan yang terus melihat balon Mbah Gayeng dari jauh. Bahkan sampai magrib Ia tak berani mendekat dan hanya duduk di trotoar karena dagangannya tidak laku.
Mengetahui hal itu, Mbah Gayeng langsung menuju warung makan dan membeli dua nasi bungkus. Dia pun langsung mengajak anak kecil itu makan bareng dan memberinya balon secara cuma-cuma.
Sisihkan Sebagian Penghasilan
©Kitabisa.com
Setiap harinya Mbah Gayeng mendapat penghasilan sekitar Rp20-30 ribu dari berjualan balon. Walau penghasilannya tak banyak, setiap hari Mbah Gayeng selalu menyisihkan separuhnya untuk membelikan makanan pada anak jalanan yang ditemuinya. Bahkan Ia bermimpi untuk bisa memberikan 300 nasi bungkus kepada anak jalanan.
“Ayo temani Mbah makan. Nanti Mbah kasih satu balon warna merah,” ujar Mbah Gayeng kepada anak-anak yang Ia temui di jalan.
Bahagia Makan Bareng Anak Jalanan
©Kitabisa.com
Mbah Gayeng saat ini hidup sebatang kara. Karena hidup sendiri itulah Ia merasa bahagia tatkala bisa makan bersama anak jalanan.
“Mbah cuma sendiri. gak punya temen makan. Jadi Mbah ajak makan anak-anak di jalan,” kata Mbah Gayeng dikutip dari Instagram @kitabisacom pada Rabu (19/8).