Contoh Cerpen Singkat dan Unsur Intrinsiknya, Perhatikan Susunan Strukturnya
Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang mempunyai beragam cerita menarik. Sama halnya dengan novel, cerita yang dibuat dalam cerpen bersifat naratif.
Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang mempunyai beragam cerita menarik. Sama halnya dengan novel, cerita yang dibuat dalam cerpen bersifat naratif. Di mana, cerpen mengangkat kisah satu tokoh atau lebih yang ditulis dengan alur lebih ringkas, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.
Meskipun ringkas dan lebih sederhana, namun cerpen tetap memberikan hiburan yang menarik bagi pembaca. Biasanya, Anda bisa menemukan tulisan cerpen yang dimuat dalam surat kabar pada edisi tertentu. Selain itu, ada pula kumpulan cerita pendek yang dicetak menjadi satu dalam satu buku sehingga lebih praktis dibaca.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Apa itu kue talam jagung? Kue talam merupakan salah satu jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
Bagi Anda yang hobi menulis, tentu ini dapat menjadi peluang tersendiri untuk menghasilkan uang. Dalam hal ini, Anda bisa menulis cerpen lalu dikirimkan pada redaksi surat kabar maupun majalah. Atau bisa juga membuat karya cerpen dalam jumlah banyak kemudian dikirimkan ke penerbit buku untuk diseleksi dan akhirnya dicetak dan dijual.
Namun jika Anda masih pemula dalam hal ini, maka perlu mengetahui seperti apa contoh cerpen singkat dan unsur intrinsiknya. Dengan memahami contoh cerpen singkat dan unsur intrinsiknya, Anda bisa mengetahui bagaimana cara penulisan cerpen yang benar sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Dari berbagai sumber, berikut kami merangkum beberapa contoh cerpen singkat dan unsur instrinsiknya, bisa disimak.
Unsur Intrinsik Cerpen
Sebelum membahas lebih dalam contoh cerpen singkat dan unsur instrinsiknya, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud cerpen dan berbagi unsur penyusunnya. Cerpen atau cerita pendek adalah suatu karya prosa naratif yang mengangkat kisah atau kejadian dari suatu tokoh. Berbeda dengan novel yang memiliki penulisan panjang hingga beberapa bab, cerpen ditulis dengan lebih ringkas.
muslim.sg
Biasanya dalam cerita pendek akan memuat bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Dalam proses penyusunannya, penulis harus memperhatikan beberapa unsur intrinsik. Mulai dari setting, karakter atau penokohan, plot, sudut pandang, gaya bahasa, tema, hingga amanat. Berikut penjelasan lengkap unsur intrinsik dalam cerpen, perlu diperhatikan.
- Setting
Contoh cerpen singkat yang bagus, harus memiliki setting yang menarik. Cerpen dan unsur intrinsiknya yang pertama adalah adalah setting. Setting ini berupa pengaturan tempat dan waktu cerita cerpen dikisahkan. Karena cerpen ditulis secara ringkas, maka waktu dan tempat dalam cerita pendek lebih sedikit dibandingkan novel.
- Karakter
Cerpen dan unsur intrinsiknya yang kedua yaitu karakter. Karakter di sini terkait dengan penentuan tokoh yang diceritakan dalam cerpen. Sesuai dengan sifatnya yang sederhana, karakter penokohan dalam cerpen juga lebih sedikit dibandingkan novel. Biasanya tokoh dalam cerpen berfokus pada satu sentral atau protagonis.
- Plot
Cerpen dan unsur intrinsiknya yang kektiga yaitu plot. Plot merupakan urutan peristiwa yang membentuk cerita. Dalam cerita pendek, plot biasanya difokuskan pada satu pengalaman atau momen penting. Di mulai dari pengenalan tokoh, munculnya masalah atau konflik, klimaks atau puncak konflik, dan resolusi.
- Sudut Pandang
Cerpen dan unsur intrinsiknya yang tidak kalah penting adalah sudut pandang. Dalam hal ini, penulis yang berperan sebagai narator harus menunjukkan sudut pandangnya dalam cerpen yang dibuat. Dalam hal ini, penulis harus menentukan dari sudut pandang siapa cerita itu disampaikan. Baik dari tokoh utama atau penulis sebagai orang ketiga.
- Gaya Bahasa
Cerpen dan unsur intrinsiknya yang kelima yaitu gaya bahasa. Dalam hal ini, Anda sebagai penulis juga harus menentukan gaya bahasa atau gaya penyampaian yang digunakan dalam cerpen. Hal ini berkaitan dengan nada atau suasana yang dibawakan, seperti nada ironis, lucu, dingin, atau dramatis.
- Tema
Cerpen dan unsur intrinsiknya yang terakhir namun tidak kalah penting diperhatikan adalah tema. Tema ini dibangun dari sebuah topik, seperti kematian, harapan, mimpi, dan yang lainnya. Kemudian topik inilah yang akan memberikan pengaruh pada kondisi manusia, masyarakat, atau kehidupan Tema biasanya berupa pernyataan atau pengamatan umum tentang sifat manusia.
- Amanat
Amanat juga termasuk salah satu usnur intrinsik penting dalam sebuah cerpen. Amanat adalah pesan tersirat yang bisa disampaikan penulis kepada pembaca. Biasanya amanat berupa nilai-nilai sosial yang dapat diteladani oleh pembaca. Sehingga ketika seseorang membaca cerpen, tidak hanya mendapatkan sisi hiburan tetapi juga pembelajaran.
Contoh Cerpen Singkat dan Unsur Intrinsiknya: Baik Luar Dalam, Menemukan Dompet
Berikut beberapa contoh cerpen singkat dan unsur intrinsiknya bisa Anda simak:
Contoh Cerpen Singkat 1
Baik Luar Dalam
Di suatu hari yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Dian dan Lisa yang tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dian. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun nampak hening.
Kemudian datanglah teman Dian yang bernama Tyas di depan rumahnya. Namu Dian sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tyas tersebut.
“Dian, itu di depan rumah ada Tyas sedang nungguin kamu, buruan temui dia, kasian sudah sejak tadi dia nungguin kita.” Ujar Lisa yang tengah mengerjakan tugas di rumah Dian.
“Bi, bilangin ke Tyas yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau bilang gak ada gitu ya.” Pinta Dian kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya.
“Baik non, Bibi sampaikan.” Jawab si Bibi.
“Eh Dian, kenapa kamu seperti itu sama Tyas? Padahal kan dia pastinya sudah datang jauh-jauh, kenapa kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik Yan.” Ujar Lisa yang coba menasehati Dian.
“Kamu itu gak tau Tyas apa Lis, dari luarnya memang dia orang yang baik, ramah dan juga manis.
Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi dalamnya pahit tahu.” Jawab Dian dengan sinis.
“Loh, pahit gimana maksudnya Yan?” Balas Lisa yang masih bingung dengan jawaban Dian.
“Tahu gak sih kamu Lis, Tyas itu sering banget membicarakan keburukan orang lain.
Bahkan dia sering membicarakan keburukan teman sendiri di belakangnya. Pokoknya banyak banget deh kalo harus jelasinnya.” Jawab Dian dengan setengah sinis.
“Dia itu beda banget sama kamu Lis, kamu itu judes, ceplas ceplos kalo ngomong sama aku, tetapi setidaknya kamu mempunyai hati yang tulus Lis, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk.
Dalam menjalin pertemanan, aku tidak membutuhkan tampilan luar dari seseorang Lis” Jelas Dian panjang lebar kepada Lisa.
Unsur Intrinsik Cerpen Baik Luar Dalam
- Tema: Persahabatan.
- Alur/plot: Maju.
- Setting: Rumah Dian, depan rumah, hari yang cerah, sinis.
- Tokoh: Dian, Lisa Tyas, Bibi pembantu rumah.
- Watak: Dian (protagonis), Tyas (antagonis), Lisa (netral).
- Sudut pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
- Amanat: Dalam menjalin pertemanan harus baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan temannya.
Contoh Cerpen Singkat 2
Menemukan Dompet
Selama berbulan-bulan ini aq bingung mencari kerja. Berkas lamaran kerja yang sudah aku masukkan ke beberapa perusahaan masih belum ada jawaban.
Hari-hariku terasa hambar, tiap hari hanya luntang lantung tidak jelas. Setiap hari aku kebingungan, mau mencoba usaha, tetapi modal belum ada.
Pada suatu hari yang cerah, aku janjian dengan teman lamaku untuk menceritakan permasalahanku ini.
Ketika aku sedang dalam perjalanan ke rumah temanku, samar-samar aku melihat dompet berwarna hitam di samping jalan, tepatnya di trotoar.
Karena penasaran, aku pun memastikannya dan ternyata memang benar sebuah dompet berwarna hitam. Kemudian aku pun membuka isi dari dompet itu.
Alangkah terkejutnya diriku mendapati dompet tersebut berisikan SIM, KTP, surat-surat penting, kartu ATM, kartu kredit serta sejumlah uang yang lumayan banyak. “Wah rejeki nomplok nih.” Ujarku dalam hati.
Akan tetapi aku berubah pikiran dan berinisiatif untuk mengantarkan dompet itu ke pemilik dalam KTP tersebut. Setelah itu aku pun melanjutkan perjalanan ke rumah temanku dan menceritakan semua problem masalahku.
Setelah urusan dengan temanku selesai, aku langsung berangkat menuju alamat dalam KTP tersebut untuk mengembalikan dompet.
Aku pun mencari-cari alamat serta nama dari pemilik dompet sesuai dengan KTP.
Setelah sampai dengan alamat yang dimaksud dalam KTP aku pun memberanikan diri untuk masku dan bertanya ke dalam. “Permisi pak, mau nanya. Apa benar ini rumahnya pak Handy?” Tanyaku pada orang di halaman rumah itu.
“Iya benar mas, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Jawab tukang kebun dan ditimpali pertanyaan buatku
“Oh perkenalkan, saya Angga, saya ingin bertemu dengan bapak Handy, ada urusan yang sangat penting dengan beliau” Jawabku setelah memperkenalkan diri.
Kebetulan sekali ternyata pak Handy ada di rumah dan aku diminta untuk masuk ke dalam rumah. Lalu aku pun duduk sambil sedikit kagum dengan keindahan rumahnya.
Kemudian aku mengatakan maksud dan tujuanku sambil menyerahkan dompet yang aku temukan di jalan, lengkap dengan isinya.
Karena penasaran denganku beliau pun bertanya: “Kamu tinggal dimana nak? Lalu kerja dimana?”
“Saya tinggal di komplek Sido Makmur pak dan kebetulan saya masih menganggur. Masih menunggu panggilan kerja tetapi sudah beberapa bulan gak ada kabar pak. Jawabku dengan jujur.
“Memangnya kamu lulusan apa?” Tanya pak Handy kepadaku
“S1 jurusan Manajemen Bisnis Syariah pak” Jawabku.
“Kalau begitu, besok kamu datang saja ke perusahaan saya nak, kebetulan perusahaan sedang membutuhkan staff administrasi. Ini kartu nama saya, jika tertarik besok datang saja ke kantor dan bilang kalo saya yang nyuruh” Jawab Pak Handy
“Wah beneran ini pak?” Tanyaku yang seakan masih tidak percaya.
“Iya nak, saya sangat membutuhkan karyawan yang jujur dan juga penuh dedikasi seperti kamu, kalau kamu mau pasti uang dalam dompet saya sudah kamu ambil lalu tinggal buang dompetnya. Tetapi kamu lebih memilih mengembalikannya kepadaku”. Pungkas pak handy.
“Kalau begitu terima kasih banyak pak, kalau begitu besok saya akan datang ke perusahaan bapak dan menyiapkan surat-surat lamarannya.” Jawabku dengan haru.
Aku pun pamit pulang untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk besok. Aku sendiri masih tidak percaya dan yakin kalau ini merupakan suatu keajaiban.
Unsur Intrinsik Cerpen Menemukan Dompet
- Tema: Kehidupan bersosial
- Tokoh: Angga dan Pak Handy
- Alur: Maju
- Latar: Trotoar, Rumah Pak Handy, Sedih, Bahagia
- Gaya bahasa: Lugas
- Sudut pandang: Orang Pertama
- Amanat: Kejujuran merupakan suatu sifat yang sangat mulia dan orang yang jujur akan memperoleh balasan tersendiri
Contoh Cerpen Singkat dan Unsur Intrinsiknya: Hafalan Tono, Belajar di Kala Pandemi
Berikut beberapa contoh cerpen singkat dan unsur intrinsiknya bisa disimak:
Contoh Cerpen Singkat 1
Hafalan Tono
“Pancasila, Satu ketuhanan yang maha Esa. Dua, Kemanusiaan bagi seluruh rakyat Indonesia,”
Suara lantang Tono diteriaki dan ditertawakan oleh semua murid di kelas. Lantaran, ia salah menyebutkan sila kedua yang tercantum di Pancasila. Bu Retno selaku guru kelas 3 SD pun geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Materi tentang Pancasila sudah dijelaskan dari dua minggu yang lalu. Tetapi, Tono belum juga hafal. Padahal, teman-teman yang lain hampir semuanya sudah bisa menghafal Pancasila.
“Tidak apa-apa Tono , kamu hapalkan lagi ya. Sekarang kamu boleh duduk di bangkumu” Bu Retno berbicara lembut.
Tono tak bergeming. Ia tetap berada di depan kelas, di samping meja Bu Retno. “Tapi, Bu, berarti aku bukan warga negara yang baik dong, soalnya nggak hafal Pancasila?”
Bu Retno pun tersenyum kembali, lantai ia berbicara dan memberikan penjelasan.
“Yang hafal Pancasila belum tentu bisa mengamalkannya. Dan warga negara yang baik nggak cuma menghafal, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, bisa aja Ridwan sudah hafal Pancasila, tapi, dia masih males ibadah dan berbohong Nah, hal kayak gitu yang tidak melaksanakan nilai Pancasila untuk sila yang pertama.”
Tono mengangguk mengerti, lalu teman-teman sekelasnya pun ikut mengangguk juga. Lantas dia pun embali ke tempat duduk dan mengikuti pelajaran sampai waktu belajar selesai.
Ketika jam sekolah usai, Tono mengajak Ridwan segera keluar kelas. Mereka tidak buru-buru pulang, tapi ke mushola sekolah untuk menunaikan sholat dzuhur. Bu Retno yang melihat mereka dari kejauhan pun tersenyum bangga.
Unsur Intrinsik Hafalan Tono
- Tema: Pendidikan karakter anak
- Tokoh: Tono, Bu Retno, Ridwan
- Penokohan: Tono (polos, pelupa, ingin tahu banyak hal), Bu Retno (Baik hati, sabar, dan ramah), Ridwan (agak bandel, tapi penurut)
- Latar: di dalam kelas, pagi hari
- Alur cerita: maju
- Sudut pandang: orang ketiga karena ditandai dengan menggunakan kata ganti seperti ‘ia’ dan ‘dia’
- Amanat: Pendidikan Pancasila harus ditanamkan sejak dini serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila adalah cara menjadi warga negara yang baik.
Contoh Cerpen Singkat 2
Belajar di Kala Pandemi
Aku duduk tak berdaya seperti kehabisan tenaga. Pak Yanto, wali kelasku memberitahukan dengan tegas bahwa pembelajaran harus dilaksanakan di rumah. Itu berarti, seluruh aktivitas sekolah akan dihentikan sementara. Namun, entah sampai kapan.
Semua ini terjadi gara-gara virus yang hadir di wilayah kami. Untuk menghentikan penyebaran virus tersebut, terpaksa sekolah harus dihentikan dan melakukan pembelajaran jarak jauh.
Tetapi, baru hari ketiga pembelajaran terhambat. Aku dan teman-temanku yang memiliki keterbatasan ekonomi harus susah payah membeli kuota dan gadget. Karena pembelajaran dilakukan melalui laptop ataupun smartphone yang membutuhkan internet.
“Mak, boleh nggak beliin aku hp yang lebih bagus?” pintaku ke Emak, meskipun aku tak tega karena hasil jualan tempe di pasar hanya cukup untuk sehari-hari.
“Nanti ya Lina, Emak nabung dulu,” jawab Emak pelan.
Aku hanya sesekali bisa mengikuti pembelajaran lewat handphone yang sudah usang. Terkadang aku tidak bisa mengikuti video pembelajaran. Aku mencari cara agar aku tetap bisa mengikuti pelajaran. Lalu aku teringat dengan Dira. Teman sekelasku yang pintar dan kaya, kebetulan rumahnya pun dekat dengan rumahku. Tetapi, ketika aku mengetuk pintu rumahnya, ia dengan sombong seperti mengusirku.
“Kamu mau numpang belajar Lin?”
“Iyah Dir boleh nggak ngeliat di laptop kamu? Kita bareng-bareng gitu belajarnya.”
“Hmm gimana ya, tapi aku mau ke rumah nenekku sekarang..” ujar dia pelan dan aku mengetahui bahwa ia hanya mencari-cari alasan.
“Oh gitu, iya gapapa Dira. Hati-hati ke rumah neneknya ya,” aku langsung berbalik badan dan kudengar ia pun langsung menutup pintu rumah.
Untunglah satu minggu sesudahnya kantor desa menyediakan laptop dan wifi gratis. Aku bisa menggunakannya sesuai dengan jam pelajaran. Kutemui juga teman-temanku yang bernasib sama di kantor desa. Aku dan mereka semangat mengikuti pelajaran meskipun dalam kondisi seperti ini.
Unsur Intrinsik Belajar di Kala Pandemi
- Tema: Pendidikan
- Tokoh: Lina, Pak Yanto, Emak, Dira
- Latar: ruang kelas, rumah Lina, rumah Dira, dan kantor desa
- Penokohan: Lina (baik, semangat, pantang menyerah), Emak (sabar dan penyayang), Dira (sombong dan pelit), Pak Yanto (baik dan tegas)
- Alur cerita: Maju
- Sudut pandang: Orang pertama karena ditandai dengan menggunakan kata ‘Aku’
- Amanat: Meraih pendidikan dan mengikuti pembelajaran di sekolah harus tetap semangat di kondisi apapun.