Dampak El Nino Semakin Menguat, Kepala BMKG Beri Peringatan Ini
Dwikorita mengatakan puncak El Nino diprediksi terjadi pada Agustus-September.
Dwikorita mengatakan puncak El Nino diprediksi terjadi pada Agustus-September.
Dampak El Nino Semakin Menguat, Kepala BMKG Beri Peringatan Ini
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengingatkan semua pihak terkait dengan dampak yang ditimbulkan dari fenomena El Nino yang kini mulai menguat. "Jadi El Nino itu sesuai hasil prediksi sudah mulai terjadi di Indonesia sejak Juli. Tapi sesuai hasil prediksi juga, El Nino-nya masih lemah di awal-awal Juli itu," katanya usai membuka Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) Tahun 2023 Kabupaten Cilacap di Balai Diklat Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (20/7).
Dwikorita mengatakan, dampak El Nino pada awal Juli ini masih kurang terasa. Namun beberapa hari lalu, dampak El Nino mulai terasa dan hari demi hari makin menguat. "Nah, ini baru mulai menjadi moderat. Makanya kami terus gencar mengimbau, mengingatkan, dengan El Nino yang semakin moderat atau semakin menguat, tentunya dampaknya akan menguat juga," ujar Dwikorita dikutip dari ANTARA pada Kamis (20/7).
Dwikorita menyimpulkan puncak terjadinya El Nino diprediksi akan berlangsung pada Agustus-September. Kondisi ini akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada tahun 2020, 2021, dan 2022.
Menurut Dwikorita, jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar. "Nah, itu yang harus diantisipasi, dicegah, jangan mudah membuang puntung rokok atau menyulut api di lahan atau di hutan," katanya.
Menurut dia, El Nino juga berdampak kepada para petani karena air semakin kurang sehingga sektor pertanian akan terganggu.
Terkait potensi El Nino ini, Dwikorita mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan persiapan sejak awal 2023, di antaranya menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi para petani agar bisa menyesuaikan diri selama terjadi El Nino.