Demi Orang Tua, Wanita Ini Banting Setir dari Perawat Jadi Pengusaha Cilok
7 Tahun berprofesi sebagai perawat, profesinya itu dia tinggalkan demi sebuah cita-cita mulia: merawat orang tua yang mulai sakit-sakitan.
Sungguh mulia Tur Lestari, atau biasa dipanggil Tari. 7 Tahun bekerja sebagai perawat, profesinya itu dia tinggalkan demi sebuah cita-cita mulia: merawat orang tua yang mulai sakit-sakitan.
"Berawal dari keadaan saya yang harus banyak waktu untuk menemani ibu yang dalam kondisi sakit dan beliau sering di rumah sendiri, kadang saya merasa bersalah karena waktu saya sangat sedikit untuk beliau. Akhirnya Allah memberikan jalan saya untuk menjadi pengusaha cilok," cerita Tari kepada merdeka.com, Senin (22/5).
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Mengapa Gedung Bank Indonesia di Aceh punya kemiripan dengan gedung DJB di Yogyakarta? Melansir dari situs resmi Bank Indonesia, gedung DJB yang berada di Aceh memiliki kemiripan dengan gedung DJB yang berada di Yogyakarta yang didirikan pada tahun 1879. Kedua gedung tersebut memiliki kemiripan dari segi arsitekturnya.
-
Mengapa Bank BRI mengadakan Pesta Rakyat Simpedes 2023 di Yogyakarta? Yogyakarta dipilih sebagai kota kedua pada PRS Utama dengan tujuan untuk memberdayakan UMKM, literasi digital, dan memberikan pelayanan perbankan bagi nasabah.
Tari memilih cilok sebagai usahanya lantaran cilok merupakan jajanan tradisional yang sudah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat. "Jadi dengan demikian saya tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengenalkan produk saya. Tinggal saya inovasikan saja produk tersebut supaya bisa diterima oleh banyak masyarakat, apalagi cilok juga bukan jajanan musiman," ujar Tari.
Produk cilok dan frozen food lainnya yang dihasilkan Tari di bawah label Ifatifoods, yang berlokasi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Usaha ini dimulai pertengahan tahun 2018, dan mulai ditekuni pada tahun 2019.
"Saat ini kami memproduksi cilok dengan berbagai varian isi. Ada isi ayam ori, ayam pedas, telur dadar, cilok krispi, balut tahu, dan cilok kuah. Dikemas dalam bentuk frozen dengan berbagai macam gramasi. Ada yang isi 18 butir, 40 butir dan 100 butir," ungkap Tari.
Cilok yang diproduksi oleh Ifatifoods juga memiliki 2 varian yaitu cilok reguler yaitu terbuat dari tepung terigu dan tapioka.
"Serta cilok gluten free yaitu campuran tepung tapioka dengan tepung garut. Kami melihat ada beberapa orang yang intoleran terhadap gluten, jadi kami mengganti gluten yang ada pada tepung terigu dengan tepung garut," ujarnya.
Cerita Meninggalkan Profesi Perawat Berpindah Jualan Cilok
Awalnya wanita berhijab ini merasa berat terjun ke UMKM jualan cilok lantaran belum punya pengalaman sama sekali di dunia bisnis. Apalagi sebelumnya Tari adalah seorang perawat yang sudah 7 tahun bekerja di rumah sakit.
"Karena basic saya adalah perawat, yang sudah 7 tahun bekerja di rumah sakit. Jadi pengalaman di dunia bisnis bisa dibilang nol," imbuhnya.
Akhirnya Tari mulai sering ikut pelatihan-pelatihan gratisan, serta mengikuti berbagai macam kompetisi. Dari sana dia mulai mendapatkan pengetahuan tentang bisnis dan wawasannya mulai terbuka karena banyak berbaur dengan teman-teman pengusaha lain.
"Dari sanalah saya banyak belajar. Dari proses belajar itulah membuat saya makin tertarik untuk mendalami ilmu ini dan menerapkan dalam usaha saya," ujar Tari.
©2023 Merdeka.com
Ada hal yang membuat Tari semakin tertarik membesarkan usaha cilok miliknya. Tari memiliki harapan yang besar agar usahanya nanti memberi manfaat bagi banyak orang.
"Saya ingin ketika saya sudah tidak lagi di dunia masih ada jariyah kebaikan yang bisa saya tinggal. Mimpi saya saat ini, saya ingin umroh bersama ibu, keluarga, saudara dan pegawai saya," tutur wanita satu anak tersebut.
Sempat Dijauhi Teman dan Dicibir Tetangga
Dalam menjalankan usahanya, Tari mengaku mengalami pasang surut kehidupan. Dari seorang karyawan yang mendapatkan gaji bulanan, terpaksa menjadi pengusaha yang penghasilannya belum tentu tiap bulannya.
"Dalam bisnis naik turun omzet itu biasa. Cuma bagaima kita menyikapi hal tersebut kita perlu tetap belajar dan berbaur dengan teman-teman sesama pengusaha supaya kita bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam bisnis kita, supaya bisa terus melangkah dan berkembang," tutur Tari.
Titik terendah dalam hidup Tari yaitu saat transisi dari pekerja kantoran menjadi ibu rumah tangga dan memulai bisnis. Apalagi bisnis cilok dianggap recehan.
"Dari tetangga, teman-teman, bahkan keluarga menyayangkan saya keluar dari pekerjaan saya, dan mereka seperti menjauhi saya. Mungkin mereka takut saya merepotkan mereka karena menganggap saya saat itu pengangguran dan tak berpenghasilan," cerita Tari.
©2023 Merdeka.com
Justru dari cibiran tetangga dan saudara itulah membuat Tari semakin termotivasi untuk mengembangkan usaha colok miliknya, dengan terus banyak belajar dan berkarya.
"Dan yang paling penting berdoa kepada Allah SWT supaya selalu di berikan jalan kemudahan dan keberuntungan dan tidak lupa selalu meminta restu orang tua dan suami."
Jerih payah Tari pun membuahkan hasil. Saat ini omzet usahanya sudah mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya. "Alhamdulillah sampai saat ini usaha lancar dan punya 3 orang pegawai dengan omzet kisaran Rp15-25 juta per bulan," ungkap Tari.
"Harapan saya ke depan bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi terutama untuk para ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka para ibu bisa bekerja dengan bahagia di tempat saya, karena sistem yang saya terapkan adalah sistem kekeluargaan yang menyenangkan," imbuh Tari sembari menambahkan saat ini dia sudah punya rumah produksi sendiri.
Dapat Pelatihan dari Rumah BUMN Yogyakarta
Untuk terus mengembangkan usahanya, Tari terus mencari terobosan-terobosan baru. Di antaranya mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Tahun ini, Ifatifoods lolos sebagai peserta BRIncubaror lokal Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Rumah BUMN Yogyakarta.
Tari mengaku sangat terbantu oleh pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Rumah BUMN Yogyakarta.
"Rumah BUMN sangat keren dan bagus program-program yang diberikan kepada saya dan para UMKM karena Rumah BUMN selalu memberikan pelatihan di mana selalu memilihkan pembicara yang terbaik dan tema pelatihan yang sangat dibutuhkan oleh para UMKM," ujarnya.
©2023 Merdeka.com
Tari mengakui, hampir semua program dari Rumah BUMN sangat memberi manfaat baginya dan para UMKM lain apalagi didukung tim Rumah BUMN yang sangat welcome dan ramah dalam melayani para UMKM.
"Terutama kepada Mbak Condro yang sudah support saya untuk ikut di program-program Rumah BUMN ini," kata Tari.
Tari berharap, ada bimbingan dan pemantauan yang berkesinambungan dari Rumah BUMN kepada UMKM-UMKM di Yogyakarta khususnya peserta BRIncubator.
"Supaya kami dipantau perkembangan bisnisnya karena bekal ilmu sudah diberikan. Jadi tugas kami adalah menerapkan ilmu ini di usaha kami masing-masing dan tugas pihak Rumah BUMN adalah memantau perkembangan kami supaya bisa terus seiring sejalan," ujar Tari mengakhiri pembicaraan.
Sosok Kreatif
Dihubungi secara terpisah, Koordinator Rumah BUMN Yogyakarta, S.Condro Rini mengatakkan, Ifatifoods merupakan salah satu peserta BRIncubator lokal Yogyakarta yang memproduksi aneka colok dan baso aci. Menurut Condro, sebagai pemilik Ifatifoods, Tari merupakan sosok yang kreatif.
"Mbak Tari berinovasi bagaimana jajanan cilok bisa jadi jajanan yang tidak lekang oleh waktu. Kalau dulu kita taunya cilok aci saja, sekarang ada varian-varian. Bahkan ada varian jajanan sehat juga. Salah satu varian produknya cilok gluten free, bisa dinikmati customer yang tidak ingin ada glutennya, jadi masih bisa ngemil tapi tetap sehat," kata Condro.
Menurut Condro, Tari juga tidak pelit membagikan ilmu kepada komunitas UMKM dan memberikan lapangan kerja bagi tetangga sekitar.
"Mbak Tari ini masih home industri, produknya dikerjakan tetangga-tetangga. Beliau memberdayakan warga sekitar. Mbak Tari ini juga sangat terbuka untuk membagi ilmunya dengan komunitas-komunitas yang dia ikuti," puji Condro.