Diwariskan Turun-Temurun, Ini Kisah Bu Parjiyem Pertahankan Usaha Keripik Belut
Pada masanya, daerah persawahan di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, banyak dihuni hewan belut.Kini keberadaan hewan melata itu kian menyusut. Namun Keadaan itu tak menyurutkan Parjiyem, menjalankan usahanya sebagai produsen kuliner keripik belut di Godean.
Pada masanya, daerah persawahan di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, banyak dihuni hewan belut. Pada waktu itu, banyak warga yang berburu belut terutama pada malam hari. Dalam semalam satu orangnya bisa mendapat 3-4 kilogram belut.
Tapi itu dulu. Kini zaman telah berubah. Keberadaan belut sawah kian menyusut. Dalam semalam, para pemburu tak sampai mendapatkan setengah kilogram belut. Hal itulah yang membuat mereka akhirnya tak lagi berburu belut.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
©Istimewa
Namun makin langkanya bahan baku tak menyurutkan para produsen kuliner belut Godean menjalankan usahanya. Hal ini pula yang dilakukan Bu Parjiyem (45), pemilik usaha keripik belut “Sinar Sawah”.
Parjiyem mengatakan bahwa usaha keripik belut yang ia kelola sudah diwariskan secara turun-temurun. Parjiyem sendiri mulai mengelola usaha itu setelah menikah pada tahun 2008. Sejak dikelola Parjiyem, omzet keripik belut “Sinar Sawah” terus membaik. Bahkan mereka bisa produksi 1,5-2 kuintal keripik belut dalam sehari.
©Istimewa
Namun saat pandemi COVID-19, usahanya berhenti total. Omzetnya turun drastis. Bahkan terkadang dalam sehari Parjiyem tidak mendapat pemasukan sama sekali. Namun setelah pandemi berlalu, kondisi usahanya perlahan-lahan kembali pulih.
“Jadi pandemi itu membuat ekonomi kami benar-benar jatuh. Sekarang Alhamdulillah ada peningkatan lagi walaupun belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi. Mudah-mudahan ke depannya terus lebih bagus seperti sebelumnya,” ungkap Parjiyem saat ditemui Merdeka.com pada Jumat (16/6).
©Istimewa
Parjiyem mengatakan, pada saat masih dikelola orang tuanya, keripik belut hanya dijual di sekitar Pasar Godean. Omzetnya juga belum besar. Namun seiring waktu usahanya terus berkembang.
Di saat bersamaan, ketersediaan bahan baku belut di Godean tidak mampu lagi mencukupi untuk produksi sehari-hari. Mau tidak mau ia mengambil bahan baku dari Jawa Timur. Bahkan Parjiyem mengaku dalam beberapa tahun terakhir ia selalu mengambil bahan baku dari Jawa Timur, tidak lagi dari Godean.
“Sekarang bahan baku tambah mahal. Bisa dua kali lipat. Beda sama yang dulu saat masih lokal. Kalau dulu lokal bisa Rp20 ribu per kilo, sekarang Rp40 ribu,” keluhnya.
©Istimewa
Walau harga bahan baku kian mahal, namun Parjiyem bertekad untuk meneruskan usaha keripik belutnya. Apalagi selama ini wilayahnya, Kecamatan Godean, merupakan sentra penghasil kuliner belut. Walau keberadaan hewan melata itu kini kian sulit diperoleh, namun ia tak ingin keberadaan kuliner belut di daerahnya hilang tak bersisa.
(mdk/shr)