Pernah Dituduh Pelihara Tuyul, Begini Kisah Sukses Pengusaha Criping Asal Magelang Beromzet Rp6 Juta Sehari
Owner Criping Gethuk M-4 di daerah Banyudono, Dukun, Kabupaten Magelang, sukses merintis bisnis criping hanya dengan modal Rp420.000.
Memulai usaha sejak tahun 2011, Tutik Wati Ningsih, menceritakan perjalanan usahanya yang sempat dituduk memelihara tuyul. Padahal bisnisnya dimulai dari nol dengan modal hasil pinjaman.
Owner Criping Gethuk M-4 di daerah Banyudono, Dukun, Kabupaten Magelang, sukses merintis bisnis criping hanya dengan modal Rp420.000. Modal tersebut sebagian dipinjam dari tetangga untuk mencukupi kebutuhan produksi criping. Sisanya dari uang pribadi dan modal tambahan dari mertua.
Menurut Tutik, dengan modal yang kecil mau tidak mau ia harus meminimalisir pengeluaran agar tidak membengkak.
"Dicukup-cukupin buat modal usaha. Terus itu cripingnya saya pasok di warung, toko, dan di pasar gitu," ujar Tutik dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Rabu (25/9).
Sebagai informasi, criping merupakan salah satu jenis camilan seperti keripik yang terbuat dari kentang atau singkong.
Tutik memulai usaha criping ketika pulang dari perantauan. Saat itu, Tutik tidak memiliki pekerjaan dan akhirnya memutuskan untuk membantu sang adik dan ibu mertua.
Namun, selang beberapa waktu adik Tutik merantau sehingga ibu mertua kewalahan memasarkan criping hasil produksi mereka. Dari situlah Tutik mulai tertarik untuk ikut memproduksi criping sendiri.
Omzet Rp6 Juta Sehari
Meski melalui proses yang cukup panjang, omzet camilan berbahan dasar singkong ini berhasil tembus Rp6 juta per hari. Tak hanya itu, dalam 13 tahun terakhir Tutik juga mampu membeli mobil dan motor untuk anak-anaknya, membangun rumah, dan membeli sawah.
Tutik mengaku omzet tersebut ia dapat dari produksi dan penjualan criping dengan kisaran 200-250 kilogram per hari.
"Standar produksi sampai matangnya itu per hari antara 200-250 kilo. Kalau dari bahan baku singkongnya antara 500-600 kilo," terang Tutik.
Dituduh Pakai Tuyul
Selama menjalani bisnisnya, Tutik sering direndahkan oleh orang lain. Mirisnya, Tutik juga pernah dituduh pakai penglaris dan memelihara tuyul agar dagangannya laku.
Tak mau ambil pusing, Tutik mengabaikan tuduhan itu dengan tetap konsisten bekerja dan ikhlas menjalani kehidupan. Baginya hidup ikhlas adalah kunci kesuksesan usaha.
"Jadi, kita tinggal jalanin aja, ikhlas. Prinsipnya kita bekerja cari uang sebanyak-banyaknya untuk beribadah," kata Tutik penuh percaya diri.
Berita ini ditulis reporter magang Thalita Dewanty.