Fakta Menarik Museum Batik Pekalongan, Dulu Bekas Gedung Wali Kota dan Mendapat Penghargaan UNESCO
Peresmian museum dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Peresmian museum dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Fakta Menarik Museum Batik Pekalongan, Dulu Bekas Gedung Wali Kota dan Mendapat Penghargaan UNESCO
Sebagai Kota Batik, Pekalongan memiliki beragam koleksi batik yang punya nilai filosofis dan sejarah. Koleksi itulah yang tersimpan di Museum Batik Pekalongan.
Dikutip dari Wikipedia, Museum Batik Pekalongan memiliki 1.149 koleksi batik, antara lain wayang beber dari kain yang sudah berusia ratusan tahun. Selain itu ada alat tenun tradisional atau alat tenun bukan mesin.
-
Mengapa museum batik Yogyakarta dibangun? Museum Batik Yogyakarta beralamat di Jalan Doktor Sutomo No. 13A, Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Museum ini dinyatakan sebagai museum batik pertama dan terlengkap di Yogyakarta pada tahun 1973 dan diresmikan pada tahun 1979. Pada tahun 2001, museum ini mendapatkan sertifikat dari UNESCO sebagai warisan kultur dunia. Keberadaan museum batik Yogyakarta ini telah mengangkat derajat Kota Yogyakarta dengan diberikannya nama Kota Batik oleh WCC pada tahun 2014 lalu. Dikutip dari Liputan6.com, Museum Batik Yogyakarta dibangun oleh pasangan Hadi Nugroho dan R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih. Museum itu dibangun karena keprihatinan para pengrajin batik dengan munculnya batik printing. Saat itu, kehadiran batik printing sangat terlihat.“Karena itu nilai batik di tengah masyarakat mulai memudar. Batik bukan hanya selembar kain, tapi di dalamnya ada makna, doa, simbol, dan ada pula harapan,” kata Pemandu dan Pembatik Museum Batik Yogyakarta, Didik Wibowo, dikutip dari liputan6.com.
-
Dimana letak dari objek wisata budaya Museum Batik Pekalongan? Terletak di Jl. Jetayu No.3, Panjang Wetan, Pekalongan Utara, museum ini berlokasi di pusat kota Pekalongan, membuatnya mudah diakses oleh wisatawan.
-
Di mana Museum Tekstil berada? Fakta Menarik Museum Tekstil di Jakarta Barat, Dulunya Markas Tentara Rakyat
-
Apa yang dikoleksi Museum Tekstil? Mengutip Instagram Parekraf Jakbar, sampai dengan 2023 kemarin, Museum Tekstil memiliki koleksi hingga 1914 kain tradisional. Kain-kain tersebut terdiri dari berbagai jenis dan bahan seperti tenun, batik, kontemporer dan campuran dari berbagai daerah.
-
Kenapa Museum Tekstil didirikan? Pakaian modern kemudian mulai dilirik dan menjadi tren baru, terutama di kalangan anak muda. Toko-toko busana kala itu mulai menjual berbagai jenis fashion seperti kemeja, kaus berkerah hingga celana cutbray. Usut punya usut, perubahan tren berpakaian ini karena masifnya kebudayaan barat yang mulai masuk di Indonesia.
-
Siapa yang membangun museum batik Yogyakarta? Dikutip dari Liputan6.com, Museum Batik Yogyakarta dibangun oleh pasangan Hadi Nugroho dan R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih.
Dulunya, Gedung Museum Batik merupakan bekas kantor Balai Kota Pekalongan. Pada era kolonial, gedung itu menjadi kantor keuangan pabrik gula se-Karesidenan Pekalongan.
Pada 12 Juli 2006, bangunan itu beralih fungsi menjadi Museum Batik. Peresmian museum dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dikutip dari Pekalongankota.go.id, embrio lahirnya Museum Batik Pekalongan berasal dari gagasan yang terdapat dalam seminar batik Internasional yang diselenggarakan pada 15-18 September 2005.
Saat seminar muncul inisiatif dari Paguyuban Berkah yang dimotori oleh Imam Sucipto Umar untuk membangun museum batik berskala nasional yang memenuhi syarat.
Inisiatif itu mendapat apresiasi dari berbagai kalangan tokoh pecinta batik, bahkan dari Pemerintah Kota Pekalongan itu sendiri.
Pada tanggal 1 September 2011, Museum Batik Pekalongan ditetapkan menjadi museum negeri yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Batik Pekalongan di bawah Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan (Dishubparbud) Kota Pekalongan.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012, Museum Batik Pekalongan berhasil mendapatkan penghargaan Citra Pesona Wisata Award dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Untuk pelestarian budaya batik, UNESCO secara khusus memberi sertifikat kepada Museum Batik Pekalongan dengan predikat Best Safeguarding Practices, yaitu sebagai institusi pelestari budaya batik dengan memberikan pelatihan membatik kepada masyarakat khususnya kalangan pelajar. Museum Batik Pekalongan adalah satu-satunya museum di Indonesia yang mendapatkan predikat ini.
Sampai Bulan April 2016, Museum Batik Pekalongan memiliki 1.230 koleksi batik yang terdiri dari jenis Batik Pedalaman, Batik Pesisiran, Batik Nusantara, Batik Kontemporer, koleksi Nonbatik, dan Koleksi Mancanegara.
- Menengok Jejak Sejarah Perkeretaapian di Museum Lawang Sewu, Kini Jadi Tempat Wisata Favorit di Semarang
- Mengunjungi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama, Ada Kendaraan Dewa Siwa Peninggalan Masa Hindu
- Museum Balaputera Dewa, Simpan Ribuan Koleksi dari Masa Pra-Sejarah hingga Kesultanan Palembang
- Fakta Menarik Museum Tekstil di Jakarta Barat, Dulunya Markas Tentara Rakyat
Selain itu, museum ini juga memiliki ruang perpustakaan, kedai batik, ruang workshop batik, ruang pertemuan, dan ruang konsultasi atau pelayanan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Pihak pengelola Museum Batik Pekalongan juga memberi fasilitas bagi para pengunjung yang ingin belajar membatik.
Di sana pengunjung bisa belajar mulai dari proses menggambar pola hingga proses nyanting. Dalam proses belajar itu, pengunjung akan dipandu oleh para pembatik yang berpengalaman.
Museum yang terletak di Jalan Jetayu No.1 Panjang Wetan, Pekalongan buka setiap hari, Senin-Minggu pukul 08.00-15.15 WIB.
Tiket masuk Museum Batik Pekalongan untuk umum seharga Rp7000, anak-anak Rp3000 dan untuk wisatawan mancanegara Rp20000. Harga tersebut sudah termasuk fasilitas pemandu dan lokakarya batik.