Jateng Kembangkan Sekolah Virtual untuk Anak Miskin dan Difabel, Pertama di Indonesia
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan program sekolah virtual untuk memfasilitasi anak difabel dan anak dari keluarga miskin. Penerapannya berbeda dengan pembelajaran via daring bagi siswa reguler pada masa pandemi COVID-19 di mana waktu pembelajaran nantinya akan lebih fleksibel.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan program sekolah virtual untuk memfasilitasi anak difabel dan anak dari keluarga miskin. Program itu telah disiapkan sejak tahun 2019. Penerapannya berbeda dengan pembelajaran via daring bagi siswa reguler pada masa pandemi COVID-19.
“Yang membedakan dengan sekolah reguler adalah waktu kegiatan belajar mengajar sekolah virtual bersifat fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi peserta didik,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah, dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/6).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Berikut selengkapnya:
Satu-Satunya di Indonesia
©Juni Kriswanto/AFP
Uswatun mengatakan, program sekolah virtual ini menjadi satu-satunya di Indonesia. Pada tahap awal, Pemprov Jateng membuka sekolah di SMAN 1 Kemusu, Boyolali, dan SMAN 3 Brebes dengan kuota masing-masing satu rombongan belajar meliputi 36 siswa untuk setiap sekolah.
Untuk itu, pihaknya berencana memperluas jangkauan program sekolah virtual tersebut. Secara teknis calon peserta sekolah bisa menghubungi sekolah menengah atas negeri terdekat untuk mengikuti program. Jika kuota minimum 30 peserta terpenuhi, maka kelas virtual akan dibuka. Apabila jumlah pendaftar kurang dari kuota minimum, maka sekolah akan berkoordinasi dengan sekolah lain agar kuota terpenuhi.
“Anak-anak itu kalau pagi sampai sore umumnya bekerja membantu perekonomian keluarga. Maka kami buka kelas di sore dan malam hari,” kata Uswatun.
Fasilitas Penunjang
©2020 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Sebagai fasilitas penunjang sekolah virtual, nantinya para siswa akan diberi gawai dan akses kuota internet gratis. Dana kuota gratis internet itu akan diambil dari dana zakat yang dikelola oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
“Para peserta yang sudah menyelesaikan pendidikan mendapat ijazah SMA Negeri sesuai afiliasi kelas mereka,” kata Uswatun.