Keunikan Peragaan Busana dari Daur Ulang Sampah di Klaten, Ada yang dari Kulit Jagung
Pragaan busana ini juga dijadikan kampanye agar warga makin mencintai lingkungan
Peragaan busana ini juga dijadikan kampanye agar warga makin mencintai lingkungan
Keunikan Peragaan Busana dari Daur Ulang Sampah di Klaten, Ada yang dari Kulit Jagung
Sering kali sampah hanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Padahal beberapa sampah bisa didaur ulang kembali.
Hal itu yang ingin ditampilkan pada sebuah acara peragaan busana di Klaten pada Kamis (16/11).
Dalam acara itu, para pelajar dan warga mendaur ulang menjadi busana-busana unik.
- Mahfud Minta Dukungan Jawara Banten: Begitu Saya Agak Melenceng Silakan Diingatkan dan Disanksi
- Gibran Diduga 2 Kali Langgar Kampanye, TKN: Bawaslu Harus Transparan Aturan Mana yang Dilanggar?
- Satu Minggu Kampanye, Gibran Diduga Dua Kali Lakukan Pelanggaran
- Ini Alasan SBY Tak Masuk Dalam Tim Kampanye Prabowo-Gibran
Pagelaran busana ini mengusung tema lingkungan dan pengolahan sampah. Acara ini diikuti 46 peserta baik pelajar maupun warga umum.
Sampah-sampah yang tadinya tak memiliki nilai jual pada akhirnya menjadi busana yang anggun.
“Acara ini terselenggara berkat dukungan OPD, camat, desa, dan kelurahan terkait masalah pengolahan sampah. Kemudian nyambung karena pengolahan sampah ini adalah dari hulu ke hilir. Jadi tema kita adalah bagaimana adik-adik ini bisa memanfaatkan sampah untuk kreasi dan sebagainya,” kata Sriyanto, panitia penyelenggara busana.
Busana dari Limbah Kulit Jagung
Salah seorang peserta mengaku butuh waktu seminggu untuk merancang busana dari kulit jagung hingga menjadi baju yang cantik.
Sedikitnya butuh tiga karung jagung untuk membuat sebuah busana yang indah.
“Selama ini kita mengenal kulit jagung hanya sebagai pakan ternak. Untuk kali ini kita mencoba untuk membuatnya jadi kreasi yang lebih indah,” kata Sri Wardani, salah seorang peserta peragaan busana tersebut.
Sriyanto menambahkan acara ini bertujuan agar masyarakat tidak selalu membuang sampah. Namun di baliknya ada nilai ekonomi dan kreasi dengan mendaur ulang sampah tersebut. Dengan begitu sampah-sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir bisa dikurangi.
Selain itu, peragaan busana ini sekaligus dijadikan kampanye agar warga makin mencintai lingkungan dengan mengolah sampah menjadi barang bernilai seni dan ekonomi tinggi.