Kisah Para Guru Kekinian dari Jateng, Metode Kreatif Bikin Belajar Jadi Asyik
Sebelum pandemi, Rinawati selalu mengadakan kegiatan outbond bersama murid-muridnya. Namun sejak pandemi menyerang, kegiatan itu harus dihentikan sementara. Lalu bagaimana cara Rinawati mengajar muridnya pada masa pandemi? dan bagaimana para guru lain mengatasi tantangan yang sama?
Rinawati merupakan seorang guru dari SMP Negeri 1 Kranggan, Temanggung. Sebelum pandemi, ia selalu mengadakan program outbond bersama para murid. Namun sejak pandemi menyerang, kegiatan itu harus dihentikan sementara. Pada masa pandemi ini pula, para guru harus berpikir keras bagaimana memberikan metode pembelajaran yang efektif bagi siswa dengan interaksi yang terbatas.
“Beruntung saya ikut bergabung dengan PGP (Pendidikan Guru Penggerak). Yang saya pelajari dari sana adalah, bahwa setiap anak memiliki metode belajarnya masing-masing. Ada yang dengan mendengarkan, visual, mengajari temannya, dan belajar dengan praktik,” kata Rinawati dikutip dari kanal YouTube Kemendikbud RI.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu bagaimana cara Rinawati mengajar para muridnya di masa pandemi? Dan bagaimana pula para guru lain di Jateng mengatasi tantangan yang sama? Berikut selengkapnya:
Buat Pilihan Tugas
©YouTube/Kemendikbud RI
Rinawati mengatakan, pada awalnya ia meminta para siswanya membuat tugas dalam bentuk video. Namun pada praktiknya, hanya sedikit siswa yang mengumpulkan tugas yang ia berikan. Pada akhirnya ia memberikan pilihan tugas. Selain dalam bentuk video, para siswa juga diperbolehkan mengumpulkan tugas dalam bentuk rekaman suara, dan gambar. Karena cara baru ini, 95 persen siswa mengumpulkan tugas.
“Pembelajaran menjadi dua arah. Anak-anak jadi punya inisiatif untuk mempresentasikan tugasnya dengan kreatif,” kata Rinawati.
Mengajar Pakai TikTok dan Fanpage
©YouTube/Kemendikbud RI
Isnaeni Sumiarsih, seorang guru di SMP Negeri 6 Cilacap, awalnya tidak mengerti sama sekali dengan aplikasi TikTok. Namun ia terus belajar tentang dunia para muridnya. Karena berhasil membuka pikirannya, Isnaeni bahkan berani menggunakan aplikasi Tiktok sebagai media presentasi murid.
Tak hanya itu, dalam penugasan lain, ia membuat fanpage di Facebook untuk menumbuhkan literasi pada murid. Seiring berjalannya waktu, Isnaeni makin memberanikan diri untuk mengajak para guru lain dan para orang tua murid untuk ikut bergabung mengelola fanpage itu.
“Prinsipnya, biarkan anak-anak menjadi dirinya sendiri, menikmati setiap waktu di setiap kehidupan mereka. Walaupun belajar merupakan kewajiban mereka, tapi biarkan mereka belajar dengan cara mereka sendiri,” kata Isnaeni dikutip dari YouTube Kemendikbud RI.
Keterbatasan Bukan Halangan
©YouTube/Kemendikbud RI
Muhammad Hikmat merupakan guru di SLB Negeri Batang. Bagi Hikmat yang merupakan seorang disabilitas daksa, kondisi fisiknya menjadi nilai tambah karena bisa dijadikan motivasi siswa untuk maju. Keterbatasannya tak menghalangi Hikmat untuk maju. Dia mengaku pernah menjadi sopir rental, grup musik pernikahan, hingga mengajar les musik.
Namun dorongan hati menuntunnya untuk berkecimpung di dunia pendidikan luar biasa.
Menuntut ilmu di sekolah umum, saat mengajar di SLB Hikmat melihat ternyata banyak anak-anak yang senasib dengannya. Karena hal ini, ia juga memposisikan diri sebagai seorang motivator bagi para siswanya agar mereka bisa maju di tengah keterbatasan yang dimiliki.
“Apapun kekurangan kita jangan dijadikan alasan. Pokoknya kalau kita pintar dalam memanfaatkan kesempatan dan juga mampu menggali potensi kita, kita akan menjadi apa yang kita mau,” kata Hikmat.