Kisah Perjuangan Guru di Pelosok Wonosobo, Ingin Ajarkan Fotografi pada Siswa
Dwi Yogawati merupakan seorang guru di SD Negeri Marongsari, Kecamatan Sapuran, Wonosobo. Ia memang sudah sejak awal bercita-cita menjadi guru. Ia pun rela menempuh perjalanan jauh dengan diantar suaminya sejauh 37 km dari rumahnya di Magelang menuju sekolah tempatnya mengabdi.
Dwi Yogawati merupakan seorang guru di SD Negeri Marongsari, Kecamatan Sapuran, Wonosobo. Wanita yang akrab disapa Bu Yoga itu memang sejak awal sudah bercita-cita menjadi seorang guru. Ia pun rela menempuh perjalanan jauh dengan diantar suaminya sejauh 37 km dari rumahnya di Magelang menuju sekolah tempatnya mengabdi.
“Hampir setiap hari saya diantar suami berangkat ke sekolah. Saya bersyukur suami selalu siap untuk mengantar di tengah kesibukannya,” lalu bagaimana kisah Bu Yoga mengajar di sekolah yang berada di pelosok Wonosobo itu? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Beradaptasi dengan Lingkungan Baru
©YouTube/Kemendikbud RI
Setelah sepuluh tahun menjadi guru honorer, Bu Yoga akhirnya dinyatakan lulus sebagai guru dari Pegawai Negeri Sipil. Namun setelah pengangkatan itu, ia ditugaskan di SD Negeri Marongsari yang notabene jauh dari rumahnya dan lokasinya cukup terpencil. Oleh karena itu, begitu ditugaskan di sekolah tersebut, Bu Yoga tak hanya harus beradaptasi dengan para murid, namun juga dengan lingkungan di sekitar sekolah itu.
“Harus diakui bahwa kondisi sekolah dan lingkungan di sekitarnya memang tertinggal. Bahkan bagi masyarakat di sini sekolah bukanlah prioritas. Mereka menganggap bahwa agama itu lebih penting dari sekolah,” kata Bu Yoga. dikutip dari kanal YouTube Kemendikbud RI.
Ingin Memajukan Daerah Tertinggal
©YouTube/Kemendikbud RI
Selain sebagai salah satu cara agar dirinya diterima sebagai PNS, ada alasan lain bagi bu Yoga bersedia mengajar di pelosok Wonosobo. Ia punya keinginan kuat untuk memajukan pendidikan di sekitar rumahnya meski harus menempuh puluhan kilometer. Apalagi di sekolah itu, masih banyak anak yang belum mengetahui siapa itu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.
“Saat itu pelajaran seni budaya, ada pelajaran motif batik. Saat saya bilang kata ‘batik’ ada anak bilang, ’Bu, batik itu apa?’. Ada juga yang belum tahu bapak Soekarno dan Hatta,” kata Bu Yoga.
Ingin Ajarkan Fotografi pada Siswa
©YouTube/Kemendikbud RI
Di sela-sela kesibukannya mengajar, Bu Yoga menyukai dunia fotografi. Hobi ini pada awalnya merupakan kegemaran suami yang menular pada dirinya. Suaminya lah yang awalnya mengenalkan Bu Yoga tentang dunia fotografi sehingga ia telah beberapa kali mengikuti lomba.
“Selama mendampingi istri, apapun yang dilakukan istri selalu saya dukung. Bahkan dalam hal fotografi yang pada awalnya dia tidak tahu. Tapi karena tiap hari dia ikut saya, saya kok berpikir, kayaknya kalau ilmu tidak sampai ke istri itu malah eman-eman,” kata Dwi Martono, suami Bu Yoga.
Dari hobinya dalam bidang fotografi, Bu Yoga mengaku sudah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Ia berharap suatu saat bisa mengajarkan fotografi pada para siswanya.
Kesan Siswa tentang Bu Yoga
©YouTube/Kemendikbud RI
Bu Yoga mengaku senang menjadi tenaga pendidik di daerah tertinggal karena semangat belajar yang tinggi dari para siswanya. Namun bagi Bu Yoga, sudah mendapat kepastian menjadi tenaga PNS di daerah tertinggal bukan akhir dari perjuangannya. Ia mengaku ingin berbuat lebih demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
“Bu Guru Yoga itu, kalau ada yang nakal menasihati, bukan memarahi. Dan Bu Guru Yoga itu sangat baik kepada kelas 5. We love you, Bu Yoga!” ujar Fatun, salah satu siswa SD Negeri Marongsari.