Komitmen adalah Tindakan untuk Melakukan Sesuatu, Ketahui Ciri-ciri dan Contohnya
Komitmen adalah tindakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, komitmen merupakan bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengikat kepada orang lain, hal tertentu, atau tindakan tertentu.
Setiap orang yang menjalin suatu hubungan akan selalu membutuhkan sebuah komitmen. Tanpa adanya komitmen, sebuah hubungan mungkin tidak bisa berjalan dengan harmonis, karena akan sulit memahami perbedaan sudut pandang. Tak hanya hubungan percintaan, komitmen juga dibutuhkan dalam hubungan kerja dan lain sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komitmen adalah tindakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, komitmen merupakan bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengikat kepada orang lain, hal tertentu, atau tindakan tertentu.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Apa yang dimaksud dengan radang tenggorokan? Radang tenggorokan, meskipun terdengar sepele, sering menghampiri anak-anak maupun orang dewasa. Tak jarang, kita mencari solusinya di dalam rumah, mengandalkan bahan-bahan alami. Ternyata, cara-cara nenek moyang kita yang berusia berabad-abad pun memiliki resep herbal untuk meredakan radang tenggorokan.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Bagaimana bentuk Rangkiang? Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk. Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu.
-
Apa itu kue talam jagung? Kue talam merupakan salah satu jenis kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis dan tekstur lembut.
-
Apa saja yang ditemukan bersama kerangka? Kerangka ini ditemukan mengenakan perhiasan mewah dan dikelilingi oleh senjata-senjata serta barang-barang istimewa seperti prasasti dua sisi dan segel.
Komitmen sendiri bisa dilakukan dengan cara suka rela atau tanpa unsur paksaan. Banyak orang menjalani komitmen pada sesuatu karena mencintai apa yang mereka lakukan. Selain itu, sebagian orang berkomitmen karena takut kehilangan ketika tidak membuat ikatan tersebut.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan komitmen? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari laman Halo Psikologi berikut ini.
Mengenal Arti Komitmen
©2015 Merdeka.com/shutterstock/Mila Supinskaya
Melansir dari The Healthy, pada Senin (14/3/2022) profesor di Derner School of Psychology New York, Lawrence Josephs PhD mengungkap komitmen adalah komponen paling penting dari hubungan jangka panjang yang sukses.
Komitmen adalah keadaan ketika seseorang menjadi terikat oleh tindakannya. Dalam hal ini, komitmen bisa memunculkan keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatannya dalam melakukan sesuatu.
Meski kerap mengucapkan atau mendengar istilah kata komitmen, namun masih banyak orang yang belum mengetahui makna istilah tersebut. Secara bahasa, komitmen adalah suatu sikap setiap seseorang terhadap sesuatu hal, baik itu diri sendiri, orang lain, organisasi, dan lainnya.
Ada beberapa contoh dari sikap komitmen ini, seperti komitmen kepada diri sendiri, terkait pekerjaan, terhadap lingkungan, hubungan percintaan, dan komitmen kepada keluarga. Adapun istilah komitmen menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Griffin
Komitmen adalah suatu sikap yang menunjukkan sejauh mana seseorang mengetahui, mengenal, serta mau terikat terhadap organisasinya.
Sri Kuntjoro
Komitmen adalah rasa keterlibatan, loyalitas, dan identifikasi yang dinyatakan oleh seseorang terhadap organisasi.
Steers dan Porter
Komitmen adalah suatu keadaan di mana seseorang menjadi terikat oleh tindakannya sehingga memunculkan keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatannya.
Contoh Komitmen dalam Kehidupan Sehari-hari
©2012 Shutterstock/Martin Novak
Seperti yang sudah diketahui, hampir setiap orang pernah melakukan sebuah komitmen, baik untuk diri sendiri, organisasi, atau keluarga. Pada kenyataannya, komitmen memang lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan. Dengan mengetahui dan memahami arti komitmen beserta contohnya, diharapkan mampu menumbuhkan rasa percaya diri dalam menjalankan sebuah komitmen.
Ada beberapa contoh komitmen dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut:
Komitmen dalam Keluarga
Salah satu contoh komitmen dalam keluarga adalah bekerja keras agar memiliki hidup yang baik. Selain itu, tidak hanya mementingkan diri sendiri dan bertanggung jawab, menjadi salah satu bentuk komitmen terhadap keluarga.
Komitmen dalam Hubungan
Komitmen dalam hubungan bisa ditunjukkan melalui beberapa aspek seperti memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada pasangan, menyatukan perbedaan, menjadi diri sendiri, dan menjalin hubungan yang serius.
Dengan begitu, akan membuat pasangan lebih bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, komitmen dalam hubungan juga akan membuat hubungan lebih harmonis dan langgeng.
Komitmen untuk Diri Sendiri
Selain berkomitmen dengan orang lain, setiap individu juga bisa melakukan komitmen untuk diri sendiri. Komitmen yang didasari oleh keinginan pribadi untuk hal yang lebih baik. Sebagai contoh, memegang komitmen untuk terus bermain musik agar bisa menjadi seorang musisi yang terampil dan cerdas.
Tanda Seseorang Tidak Berkomitmen
Apa saja yang menjadi tanda seseorang tidak benar-benar berkomitmen dalam sebuah hubungan? Melansir dari The Healthy, ada lima tanda yang menggambarkan seseorang tidak berkomitmen dan bila terjadi sebaliknya itulah komitmen. Ini penjelasannya dari Lawrence Josephs PhD:
1. Tidak Mampu Berkompromi
Suatu hubungan, terlebih yang jangka panjang, membutuhkan sikap memberi dan menerima. Dalam hubungan yang sehat dan seimbang, pasangan terkadang harus bersedia mengalah, pada minat yang tidak mereka sukai secara khusus.
Akan tetapi, jika seseorang secara konsisten tidak mau berkompromi, itu pertanda mereka mungkin bukan calon pasangan hidup.
2. Menjadi Egois
Josephs mengatakan bahwa terlalu fokus pada diri sendiri berjalan seiring dengan keengganan untuk berkompromi.
“Orang yang memiliki tingkat narsisme tinggi memiliki masalah dengan komitmen. Mereka cenderung merasa bahwa rumput di tempat lain lebih hijau. Mereka menempatkan kebutuhan mereka sendiri di atas orang lain,” kata Josephs.
Seharusnya ketika orang mendefinisikan diri mereka sendiri dalam hubungan mereka, mereka termotivasi untuk berpikir dan berperilaku dengan cara yang membantu mempertahankan hubungan. Tidak hanya menunjukkan perilaku sesekali bahwa mereka peduli.
3. Mudah Marah
Terkadang, kemarahan bisa menjadi produktif dan bahkan sehat untuk hubungan jika diungkapkan dengan tepat, menurut American Psychological Association.
Namun tetap saja, itu mungkin merupakan tanda komitmen yang goyah jika perhatian seseorang terhadap kepentingan pribadi mereka menyebabkan kemarahan atau frustrasi setiap kali mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
“Beberapa orang sangat sensitif terhadap penolakan dan pengabaian, dan jika mereka kecewa, mungkin akan merespons dengan cara balas dendam yang marah,” kata Josephs.
4. Memiliki Hubungan Bermasalah
Riwayat hubungan dapat memberikan petunjuk tentang kemampuan seseorang untuk bertahan dalam hubungan jangka panjang. Ini dapat mencakup hubungan keluarga masa lalu, kekasih, atau bahkan teman platonis.
Seringkali ada hubungan antara riwayat trauma dan kesulitan dengan keintiman dan komitmen.
Namun, karena beberapa orang dengan masa lalu yang traumatis masih mengalami hubungan pribadi yang stabil, faktor ini saja tidak menunjukkan kurangnya komitmen, menurut Matt Cohen PhD, seorang psikolog klinis dan asisten profesor psikiatri di University of North Carolina.
5. Merasa Terganggu
Pasangan yang tampaknya terganggu bisa menandakan seseorang yang tidak berkomitmen, kata Jessy Levin PhD, psikolog senior di Northwell Health di Lake Success, New York.
Contohnya mungkin mengamati bahwa mereka mundur dari kontak fisik dan seksual, tidak berkencan sebelumnya, atau menarik diri secara emosional.
“Jika seseorang melakukan gerakan dengan cara yang tidak bersemangat, itu adalah petunjuk yang cukup bagus bahwa mereka belum mencapai tempat di mana mereka berkomitmen,” kata Josephs.