Melihat Proses Pemindahan Candi Lumbung di Magelang, Dikembalikan ke Tempat Asal
Candi Lumbung punya cerita menarik karena mengalami proses pemindahan dua kali
Kompleks Candi Sengi terdiri dari tiga buah candi yaitu Candi Asu, Candi Pendem, dan Candi Lumbung. Ketiga candi itu memiliki karakteristik dan ceritanya masing-masing.
Dari ketiga candi tersebut, Candi Lumbung punya cerita yang paling menarik. Dulu candi itu berada di bantaran Sungai Pabelan. Namun candi itu harus dipindahkan ke tempat asalnya ke sebuah lokasi yang aman di Dusun Tlatar, Kelurahan Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Magelang.
-
Apa yang ditemukan di Candi Boyolangu? Ada sempalan arca wanita Budha dan beberapa umpak berukuran besar. Kondisi arca sudah rusak, namun masih terlihat baik. Bagian kepala dan anggota tangan arca hilang karena pengrusakan. Para ahli menyebut arca ini dengan nama Gayatri.
-
Di mana Candi Jabung berada? Candi yang terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo ini dikenal dengan nama Candi Jabung.
-
Bagaimana Candi Gebang ditemukan? Candi ini pertama kali ditemukan oleh penduduk lokal pada bulan November 1936. Waktu itu yang ditemukan adalah arca Ganesha.
-
Bagaimana bentuk atap Candi Wringin Lawang? Atap candi berbentuk piramida bersusun dengan puncak persegi.
-
Apa yang istimewa dari Candi Pandegong? Candi yang baru ditemukan pada masa pandemi ini ternyata berusia lebih tua dari Kerajaan Majapahit.
-
Siapa yang merawat Candi Pandegong? Candi ini dipelihara seorang diri oleh salah satu warga setempat
“Awalnya candi ini berada di bantaran sungai pertemuan antara Sungai Lingsing dan Sungai Pabelan, dan di situ sebetulnya sudah dibuatkan cek dam untuk penahan tebing. Tapi cek damnya jebol. Karena itu membahayakan keberadaan Candi Lumbung, sehingga berdasarkan hasil kesepakatan kita pindahkan,” kata Eri Budiarto, Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, dikutip dari kanal YouTube Kanca Budaya.
Lahan Kosong di Dusun Tlatar
Pada waktu itu, pihak Dusun Tlatar bersedia menyediakan lahan kosong untuk relokasi Candi Lumbung. Proses pemindahan itu dilakukan pada tahun 2010 dan baru selesai tahun 2011.
Waktu itu sebenarnya pihak pemerintah Desa Sengi ingin memindahkan candi itu jadi satu kompleks dengan Candi Asu dan Candi Pendem. Tapi karena akses jalan yang sulit ke kawasan itu sehingga candi itu untuk sementara dipindahkan ke Desa Krogowanan.
Pada tahun 2023, Candi Lumbung dipindahkan kembali ke Desa Sengi. Proses pemindahan itu sebenarnya sudah disiapkan sejak tahun 2018 saat Pemerintah Desa mengadakan uji kelayakan. Candi itu ditempatkan di sebuah tanah kas desa. Lokasinya hanya beberapa meter dari titik awal keberadaan Candi Lumbung.
Alasan Pemindahan
Candi Lumbung harus dipindahkan kembali dari Desa Krogowanan ke Desa Sengi karena awalnya itu merupakan permintaan dari warga Desa Sengi. Selain itu, tanah tempat lokasi Candi Lumbung berdiri di Desa Krogowanan merupakan tanah milik warga, dan pihak BPK Wilayah X harus menyewa setiap tahunnya dengan harga yang lumayan tinggi.
- Melihat Proses Pembuatan Getuk Magelang, Camilan dari Bahan Singkong Pilihan yang Resepnya Diwariskan Turun Temurun
- Masih Jadi Misteri, Begini Cerita Penemuan Candi Peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat
- Kisah Mbah Man, Sang Pencari Batu Candi Ikut Lestarikan Warisan Jawa Kuno
- Awalnya Berupa Semak Belukar, Ini Kisah Penemuan Candi Mendut saat Zaman Penjajahan Belanda
“Karena masyarakat juga sangat senang ketika candi itu dipindah lagi dan untuk kegiatan sehari-hari, misalnya ada merti dusun, sedekah bumi, dan yang lain-lain itu. Biar lebih mengikat dengan kultur budaya yang ada di Desa Sengi,” kata Wawan, Kepala Dusun Candi, Desa Sengi.
Proses Pemindahan
Proses pemindahan Candi Lumbung dari Desa Krogowanan ke Desa Sengi merupakan proses yang rumit. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dengan beberapa tahapan proses. Tahap pertama adalah membuat perancah. Ini digunakan untuk mempermudah pekerjaan dalam reposisi batu ke bagian komponen candi. Pada proses ini, dibutuhkan para juru pugar yang bekerja untuk membongkar susunan candi.
Selain berbagai proses teknis yang rumit, pemindahan candi juga harus melalui proses spiritual. Salah satunya adalah proses menanam peripih ke bagian bawah candi. Proses ini dipercaya sebagai sebuah tradisi yang dilakukan para pendiri candi terdahulu sebagai perwakilan lima unsur kehidupan manusia di dunia.
“Kita mencoba mereka ulang kehidupan zaman dulu untuk menunjukkan pada masyarakat ini lho proses awal pembuatan candi Hindu zaman dulu. Walaupun tidak bisa 100 persen, tapi kita mencoba untuk menjalankan tradisi budaya,” kata Eri Budiarto, dikutip dari kanal YouTube Kanca Budaya.
Kondisi Terakhir
Hingga kini, proses pemindahan Candi Lumbung kembali ke Desa Sengi masih berlangsung. Bersamaan dengan proses pemindahan batu, proses penyusunan candi juga mulai dilakukan.
Pada Agustus 2024 lalu misalnya, bangunan candi mulai menampakkan wujud di lokasi yang baru. melalui video-video yang beredar di media sosial tampak bangunan candi juga mulai terbentuk.
Dikutip dari Rri.co.id, proses restorasi itu dimulai sejak April 2024 dan rencananya akan selesai pada bulan September 2024 tahun ini. Namun hingga artikel ini ditulis, belum ada rilis resmi yang menyatakan bahwa proses restorasi candi itu telah selesai dan Candi Lumbung berdiri seutuhnya di lokasi yang baru.