Kisah Mbah Man, Sang Pencari Batu Candi Ikut Lestarikan Warisan Jawa Kuno
Mbah Man sendiri sudah berpengalaman selama puluhan tahun dalam pemugaran candi.
Mbah Man sendiri sudah berpengalaman selama puluhan tahun dalam pemugaran candi.
Foto: YouTube Kancabudaya
Kisah Mbah Man, Sang Pencari Batu Candi Ikut Lestarikan Warisan Jawa Kuno
Pada saat ditemukan, kebanyakan candi-candi di Indonesia masih berwujud puing-puing tak berbentuk. Oleh karena itu diperlukan sebuah proses ekskavasi.
Dalam proses ekskavasi ini para peneliti candi waktu itu memerlukan seorang para pencari batu candi yang rela bersusah payah siang malam mencari kepingan batu yang tercecer agar candi dapat berbentuk dan berdiri utuh.
-
Dimana pria itu menemukan batu? Seorang pria asal Australia bernama David Hole tidak sengaja menemukan benda aneh saat ia sedang menggali emas. Penemuannya itu diketahui sejak 2015 dan melebihi emas yang sedang dicarinya. Apa yang ia temukan? Mengutip Indy100, Senin (27/11), David saat itu sedang menggali emas di Maryborough Regional Park, dekat Melbourne.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Siapa yang menemukan patung batu? 'Kami pergi berburu jamur dan menemukan ini,' kata Pramul Kongkratok, salah satu yang menemukan patung tersebut, dikutip dari Smithsonian Magazine, Senin (27/5). 'Saya sudah lama tinggal di sini, tapi saya baru tahu ada benda ini di sekitar sini. Ini adalah sebuah berkah.'
-
Siapa yang menemukan batu berukir itu? Seorang guru geografi asal Inggris, Graham Senior menemukan artefak kuno saat berkebun di rumahnya.
-
Siapa yang membangun Candi Jabung? Lima tahun sebelum kunjungan itu, Desa Kalayu baru saja membangun sebuah bangunan megah untuk tempat pendarmaan.
-
Dimana penemuan makam kuno itu? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
Inilah tugas sehari-hari Mbah Man, seorang pencari batu candi yang bekerja untuk Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
Kini ia harus mencari batu untuk melengkapi bangunan Candi Bubrah yang awalnya tak berbentuk. Ia berkata bahwa dulu di Candi Bubrah ada 25 relung. Namun ia tak yakin.
Didasari oleh kecurigaanya, Mbah Man menjelajahi batu-batu yang masih terpencar di situs Candi Bubrah. Ini merupakan proses spekulatif karena batu-batu di sana jumlahnya mencapai ribuan keping.
Bagi Mbah Man dan para pencari batu candi lainnya, sebuah batu candi yang ditemukan dapat merubah kesimpulan tentang wujud asli sebuah candi.
Maka tak heran proses pencarian batu candi merupakan proses yang harus dilakukan dengan ketelitian. Prosesnya memadukan ketelitian, pengalaman, serta kegigihan, dan tak jarang pula melibatkan hal-hal berbau mistis.
Mbah Man sendiri sudah berpengalaman selama puluhan tahun dalam pemugaran candi. Tak hanya candi-candi di Jawa Tengah, Mbah Man pernah dikirim untuk mencari batu-batu untuk ekskavasi Situs Majapahit di Trowulan, Jawa Timur.
“Bila mana kami dari tim pencari batu mendapatkan batu, rasanya bahagia sekali. Senangnya tak bisa dibandingkan. Membuat kami semangat untuk terus mencari batu,” kata Mbah Man seperti dikutip dari kanal YouTube Kancabudaya.
Namun tak jarang dalam sehari Mbah Man dan timnya tidak menemukan batu yang diinginkan. Saat itulah ia merasa gundah dan terus bertanya-tanya, di manakah keberadaan batu yang ia cari. Bahkan sampai pulang di rumahpun Mbah Man masih terus memikirkan soal keberadaan batu-batu itu.
Mbah Man bisa mencari dan menyusun batu-batu candi ke tempatnya semula karena mengenal ragam pola candi hingga bagian-bagian terkecilnya.
Hanya dalam sekali lihat, Mbah Man dapat langsung tahu di mana letak batu tersebut pada bangunan candi asalnya. Ia tahu, bangunan candi tidak dibangun dengan teknik perekat semen, namun dengan cara saling mengunci dan menopang satu sama lain.
Selain mencari batu-batu candi menggunakan ilmu pengetahuannya, tak jarang Mbah Man melakukan tirakat untuk memohon petunjuk terkait keberadaan batu-batu candi yang ia cari. Biasanya ia melakukan “tapa kungkum” di sebuah sungai.
Mbah Man sendiri tidak memiliki pendidikan tinggi dalam bidang arkeologi. Pendidikan tertingginya adalah sekolah pendidikan guru. Namun ia tidak menyelesaikan pendidikan itu.
Mbah Man sendiri belajar pemugaran dan seluk beluk candi pada para senior para pencari batu. Salah satu mentornya yaitu Mbah Atmo Jino. Atmo Jino sendiri merupakan salah seorang tokoh yang ikut terlibat dalam proyek raksasa pemugaran Candi Borobudur.
Ilmu pemugaran candi itu diwariskan secara turun-temurun. Mbah Atmo Jino sendiri belajar teknik tersebut dari para pemugar candi pada era Penjajahan Belanda.
Setelah sekian lama belajar dengan Mbah Atmo Jino, Mbah Man makin menyukai ilmu percandian. Pernah pada suatu hari Mbah Atmo mengajaknya untuk melakukan tapa kungkum di Sungai Opak.
Hal itu dilakukan dalam rangka untuk menajamkan pikiran dan agar pekerjaan mereka diberkati oleh Yang Maha Kuasa. Setelah kungkum di Sungai Opak, ia kemudian melanjutkan tidur di sebelah Candi Sewu.
“Malam itu saya dijumpai perempuan yang sangat tua. Rambutnya putih, memegang tongkat kayu, memakai baju jawa. Saya dituntun ke arah selatan. Sampai di patung dwarapala dia menghilang. Kemudian pagi harinya saya bercerita ke Mbah Atmo Jino. Memang di sebelah selatan itu banyak ditemukan batu-batu candi yang kami cari,”
kata Mbah Man dikutip dari kanal YouTube kancabudaya.
Pada tahun 2016, Mbah Man mendekati masa pensiun. Menjelang masa-masa itu, ia dihadapkan pada tantangan berat di mana ia harus bisa mengajar ilmu yang ia miliki pada para penerus pencari batu.
Namun tugas itu sungguh berat. Satu per satu anggota tim para pencari batu menyerah dan memilih mundur. Anggota yang tersisa pun belum menunjukkan kemampuan yang cukup dalam melakukan tugas seperti apa yang diharapkan Mbah Man.
“Karena pencari batu itu memang berat sekali. Dia harus bisa menguasai dari kaki candi sampai puncaknya, menguasai beberapa ratus jenis batu. Menguasai beberapa ratus lapis batu. Semua itu harus dihafal,” tutup Mbah Man.