Mengenal Sosok Landung Simatupang, Sastrawan dan Aktor Senior Pemeran Utama dalam Video Klip "Gala Bunga Matahari"
Salah satu tokoh dalam video klip "Gala Bunga Matahari" adalah Landung Simatupang. Ia merupakan seorang pemeran, sutradara, dan sastrawan senior
Video klip musik “Gala Bunga Matahari” pertama kali tayang di YouTube pada 8 Agustus 2024. Kini (14/8) video klip itu trending nomor satu di YouTube. Video klip inipun menjadi debut bagi Gempita Nora Martin, anak penyanyi Gisella Anastasia dan aktor Gading Martin.
Selain Gempita, tokoh lain dalam video klip itu adalah Landung Simatupang. Ia merupakan seorang pemeran, sutradara, dan sastrawan senior berkebangsaan Indonesia. Lantas seperti apa perjalanan karier Landung Simatupang? Dan seperti apa kehidupan pribadinya? Berikut selengkapnya:
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Di mana letak Gunung Sibuatan? Salah satu gunung yang ada di Pulau Sumatra, yaitu Gunung Sibuatan atau biasa disebut Dolok Sibuatan dalam bahasa Batak Simalungun dan Batak Toba.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Putri Gading meninggal? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Kapan Gapura Sekar Putih dibangun? Namun, ide ini baru terealisasi setelah penetapan gemeente Mojokerto pada 1911.
Kehidupan Awal
Yohanes Rusyanto Landung Laksono Simatuandung Simatupang lahir di Yogyakarta pada 25 November 1951. Ia merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, yaitu dari pasangan W. Josef Polin Simatupang dan Floriberta Sumardiyati. Josef merupakan pria bersuku batak yang berprofesi sebagai guru SMA untuk mata pelajaran bahasa dan kesustraan Indonesia, Bahasa Jerman, Bahasa Belanda, serta seni suara di Yogyakarta. Sedangkan Floriberta merupakan seorang bidan yang bersuku Jawa.
Dikutip dari Festivalfilm.id, Landung mulai terjun ke dunia teater sejak berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Ia bergabung dengan Teater Gadjah Mada lalu beralih bergabung dengan STEMKA antara tahun 1974 hingga 1988.
Saat di Teater STEMKA, Landung memanggung dari satu gereja ke gereja lain. Ia mengembangkan tradisi membaca naskah drama yang kemudian menjadi populer di kalangan seniman dan pencinta teater.
Menerbitkan Buku
Landung pernah mengajar di jurusan Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada. Ia juga pernah menjadi asisten publikasi Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan, asisten peneliti Lembaga Pengkajian Kebudayaan, serta peneliti Seksi Monitoring Sosial Yayasan Dian Desa di universitas yang sama.
Selama hidupnya, Landung pernah menerbitkan beberapa karya buku. Kebanyakan karya-karyanya berisi karya puisi seperti Asap dan Angin (1986) dan Sambil Jalan (1999). Puisi-puisi yang ia tulis banyak tersebar di media massa di antaranya: Eksponen, Kedaulatan Rakyat, Basis, Horison, dan Kompas. Ia juga menulis antologi puisi seperti “Bulak Sumur Malioboro: Antologi Puisi (1975) dan “Tonggak 4: Antologi Puisi Indonesia Modern” (1987).
- VIDEO: Keras Seniman Perempuan Buat Acara 'Rampok' Lurah-Camat, Begini Reaksi Cawagub Kun Wardana
- Aktingnya Bikin Nangis Terharu, Ini Deretan Potret Cantik Gempi Jadi Model Video Klip 'Gala Bunga Matahari'
- 11 Potret Seni Lukisan di Aspal yang Bikin Takjub, Keren dan Sarat Nilai Seni Tinggi
- Satrio Mukti, Casis yang Lawan Begal Mengaku Berasa Mimpi Bertemu dengan Kapolri Sampai Minta Dicubit Oleh Taruna Akpol
Berkecimpung di Dunia Film
Dalam hidupnya, Landung sering kali membintangi film layar lebar. Beberapa film yang terkenal antara lain “Garuda di Dadaku” (2009), “Sang Pemimpi” (2009), “Sang Penari” (2011), “Soegija” (2012), “Rayya, Cahaya di Atas Cahaya” (2012), “Surga yang Tak Dirindukan” (2015), “Kartini” (2017), dan masih banyak lagi. Selama berkarier di film, ia sudah dua kali mendapatkan penghargaan yaitu Festival Film Indonesia sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik (2011), dan Piala Maya sebagai Aktor Pendukung Terpilih (2013).
Dalam kehidupan pribadi, Landung sempat menikah pada tahun 1979 dengan sesama anggota sebuah komunitas teater, namun berakhir cerai.
Dalam pernikahan itu, mereka dikaruniai dua orang anak bernama Lucia Cahya Dini Simatupang dan Thomas Aquino Arif Setiawan Simatupang. Pada tahun 2000, Landung menikahi Engelina Prihaksiwi yang merupakan mantan siswinya di Teater STEMKA. Dalam pernikahan itu, mereka dikaruniai empat orang anak.