Mengulik Gambaran Demak dalam Catatan Tome Pires, Kota Terkaya di Pesisir Jawa
Demak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Demak masa lalu merupakan kota pelabuhan yang sangat berpengaruh di pesisir Jawa.
Mengulik Gambaran Demak dalam Catatan Tome Pires, Kota Terkaya di Pesisir Jawa
Demak masa kini merupakan sebuah wilayah kabupaten yang terletak di pesisir utara Jawa, tepatnya persis berada di sebelah timur Kota Semarang. Wilayah itu dijuluki “bumi para wali” mengingat berdasarkan sejarahnya di tempat itulah para wali penyebar agama Islam memulai misinya dalam berdakwah.
Melalui bukunya yang berjudul Suma Oriental, penjelajah Tome Pires menyebut bahwa pada abad ke-16, Demak telah tumbuh sebagai kota besar. Saat itu Kota Demak ramai disambangi orang-orang asing seperti orang Persia, Arab, Gujarat, Melayu, dan Cina. Kota itupun tumbuh menjadi salah satu kota terkaya di pesisir utara Pulau Jawa.
-
Apa yang dicatat Tome Pires saat berkunjung ke Tuban? Mengutip Instagram @tuban_bercerita, Tom Pires mencatat banyak hal selama kunjungannya di Tuban. Catatan itu dimuat dalam bukunya yang berjudul Suma Oriental que trata do Mar Roxo até aos Chins (Ikhtisar Wilayah Timur, dari Laut Merah hingga Negeri Cina).Buku itu adalah laporan perjalanan Tome Pires kepada Raja Emanuel tentang potensi peluang ekonomi di wilayah yang baru dikenal oleh Portugis.
-
Kapan Tome Pires berkunjung ke Tuban? Pada tahun 1500-an, ada rombongan Portugis yang mendarat di pelabuhan Tuban dan singgah di daerah itu selama beberapa lama.
-
Mengapa Tome Pires datang ke Tuban? Kelak, ia jadi mata-mata Portugis untuk mencari peluang ekonomi di nusantara.
-
Dimana Tome Pires melakukan catatan tentang barang dagangan di Tuban? Salah satu yang dicatat dalam buku tersebut adalah barang-barang yang dijual di pelabuhan Tuban.
-
Kapan Kerajaan Pajajaran runtuh? Sejak itu, Kerajaan Pajajaran jadi mudah diserang hingga akhirnya runtuh pada 1579.
-
Kapan Dewan Banteng resmi dibentuk? Sebanyak 612 anggota aktif dan pensiunan menyetujui pembentukan Dewan Banteng ini yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein. Dewan Banteng resmi terbentuk pada tanggal 25 November 1956.
Orang-orang asing yang datang pada umumnya adalah para saudagar. Sebagian dari mereka memutuskan menetap dan kawin dengan orang sekitar. Sarana peribadatan, terutama masjid, makin banyak ditemui di Demak.
Keterangan secara umum mengenai komoditi yang diperdagangkan di Demak dapat diketahui dari catatan Tome Pires. Ia menulis komoditi utama yang menjadi ekspor Kerajaan Demak adalah beras dan bahan-bahan makanan lainnya.
Sementara tempat tujuan ekspor itu adalah Malaka.
Hasil panen itu diangkut menggunakan kapal jenis jung dan pangajava. Dua jenis angkutan air itu memiliki ukuran cukup besar dan dapat masuk kategori perahu muatan barang atau kapal kargo.
Sementara itu, tidak dijelaskan jenis barang yang didatangkan dari negeri asing. Namun secara umum dikatakan bahwa barang dagangan dikonsumsi dalam jumlah besar di negeri itu yang berasal dari Gujarat, Keling, Cina, dan Bengala.
Sedangkan soal luas wilayahnya, Pires menyebutkan bahwa wilayah Demak tergolong besar jika dibanding kota-kota pantai di sekitarnya. Jumlah rumahnya mencapai 8.000-1.000 bangunan. Jika diandaikan setiap rumah terdiri dari 5 orang, maka jumlah penduduk Demak saat itu mencapai 40.000 hingga 50.000 jiwa.
Pada saat itu, Demak juga menjadi tempat penimbunan komoditi perdagangan padi yang berasal dari daerah-daerah di sekitarnya. Peran kota itu semakin penting setelah Juwana yang terletak di sebelah timur, dihancurkan oleh Majapahit sekitar tahun 1513.
- Sudah Belasan Tahun Pegang Jabatan Sipil, Jenderal ini Kaget Tiba-Tiba Dipilih Jadi Panglima TNI
- Gibran Pesan ke Timsesnya: Pastikan Kapal Besar KIM Berlabuh ke Dermaga Kemenangan
- MK Tolak Uji Masa Jabatan Ketum Parpol 10 Tahun, Ini Pertimbangannya
- Bungkukkan Badan, Ganjar Terbata-Bata Pamitan dan Ucapkan Terima Kasih ke Warga Jateng
Sebuah peta kuno juga memperlihatkan bahwa Demak menjadi simpul penting dalam arus lalu lintas perdagangan rempah. Dalam peta itu, terdapat beberapa kota dengan menara berwarna merah di antaranya Banten, Daramayo (Indramayu), Dama (Demak), dan Iapara (Jepara).