Mengunjungi Goa Jatijajar, Surga Perut Bumi yang Indah di Kebumen
Goa Jatijajar adalah salah satu obyek wisata yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, tepatnya di sebuah kawasan bernama Pegunungan Karst Gombong Selatan. Goa Jatijajar memiliki pemandangan yang indah. Di dalamnya ada gugusan stalaktit dan stalagmit dan juga beberapa mata air penuh khasiat.
Goa Jatijajar adalah salah satu obyek wisata yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tepatnya di sebuah kawasan bernama Pegunungan Karst Gombong Selatan. Goa ini terbentuk dari kapur dan memiliki panjang keseluruhan 250 meter.
Dilansir dari Jatengprov.go.id, Goa Jatijajar memiliki pemandangan yang indah. Di dalam goa terdapat gugusan stalaktit dan stalagmit dan ada pula sendang atau mata air yang akan memanjakan mata pengunjung.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Meski berada di dalam goa, pengunjung tak perlu takut akan gelap. Di Goa Jatijajar sudah tersedia fasilitas lampu penerangan dan juga jalan khusus berupa trap beton sehingga pengunjung tak perlu khawatir akan keselamatan selama perjalanan. Berikut selengkapnya:
Penemuan Goa Jatijajar
©jatengprov.go.id
Goa Jatijajar ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas goa tersebut. Pada saat mengambil rumput, Jayamenawi jatuh ke sebuah lubang yang ternyata merupakan ventilasi yang berada di langit-langit goa. Lubang ini memiliki garis tengah 4 meter dan tinggi tanah yang berada di tanahnya adalah 24 meter.
Setelah goa itu ditemukan, Bupati Ambal saat itu langsung meninjau ke lokasi. Ternyata di sana dijumpai dua pohon jati yang tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut goa.
Dari kedua pohon jati itulah maka kemudian goa itu diberi nama “Jatijajar”. Karena penemuan inilah, tempat itu untuk selanjutnya dikembangkan menjadi obyek wisata.
Mata Air Penuh Khasiat
©jatengprov.go.id
Di dalam Goa Jatijajar, terdapat 7 mata air alami. Namun dari jumlah itu, yang dapat dicapai hanya empat mata air yaitu Sendang Mawar, Sendang Kantil, Sendang Jombor, dan Sendang Puserbumi.
Keempat sendang itu dipercaya memiliki khasiatnya masing-masing. Air di Sendang Puser Bumi dan Sedang Jombor konon airnya memiliki khasiat dan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.
Sedangkan Sendang Mawar airnya konon memiliki khasiat bisa membuat wajah awet muda. Sementara itu Sendang Kantil konon bisa membuat orang yang cuci muka atau mandi di sana cita-citanya akan tercapai.
Goa Kapur yang Tua
©jatengprov.go.id
Dilansir dari Wikpedia.org, Goa Jatijajar adalah goa kapur yang usianya sudah amat tua. Hal ini dibuktikan dengan adanya stalaktit dan stalagmit yang terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya.
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, pembentukan stalaktit dan stalagmit ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan untuk stalaktit saja, dalam satu tahun saja panjangnya hanya bertumbuh sekitar satu sentimeter.
Pesona Diorama di Dalam Perut Bumi
©Kebumenkab.go.id
Untuk menandakan usianya yang sudah amat tua, di muka Goa Jatijajar dibangun patung Binatang Dinosaurus sebagai simbol obyek wisata itu. Sementara itu di dalam goa terdapat 8 diorama yang seluruh patungnya berjumlah 32 buah. Diorama itu mengisahkan cerita legenda Raden Kamandaka – Lutung Kasarung.
Diorama bertema kisah itu diambil karena Goa Jatijajar konon dulunya pernah digunakan sebagai tempat pertapaan Raden Kamandaka, seorang putera mahkota Kerajaan Pajajaran yang memiliki nama asli Banyak Cokro.