Mengunjungi Masjid Mantingan di Jepara, Bangunan Kuno Wujud Akulturasi Tiga Budaya
Masjid Mantingan adalah sebuah masjid kuno yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara. Letak masjid ini berada 5 km dari pusat Kota Jepara. Didirikan pada tahun 1559, masjid ini menjadi masjid tertua kedua di wilayah Jawa Tengah setelah Masjid Agung Demak.
Masjid Mantingan adalah sebuah masjid kuno yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara. Letak masjid ini berada 5 km dari pusat Kota Jepara. Didirikan pada tahun 1559, masjid ini menjadi masjid tertua kedua di wilayah Jawa Tengah setelah Masjid Agung Demak.
Masjid Mantingan tak pernah sepi dari para peziarah. Di dalam kompleks masjid ini, terdapat makam sejumlah nama-nama besar zaman dulu antara lain, Sultan Hadiri yang terkenal dengan nama Sunan Mantingan, Ratu Kalinyamat, dan Mbah Abdul Jalil yang merupakan nama lain dari Syekh Siti Jenar.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa saja acara yang diadakan oleh Kuningan City untuk memeriahkan Ramadan Kareem? Dengan tema "Ramadhan Kareem," Kuningan City mengundang pengunjung untuk menikmati momen berharga bersama keluarga dan orang terdekat dengan penuh keceriaan dan makna.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
-
Apa yang dimaksud dengan puisi menyambut Ramadan? Puisi menjadi sarana yang indah untuk mengekspresikan kegembiraan, kerinduan, dan antusiasme menyambut bulan Ramadan. Kata-kata yang dipilih dengan penuh perhatian dapat menciptakan atmosfer yang khusyuk dan mendalam, membangkitkan semangat beribadah dan merenungkan makna spiritualitas.
-
Apa yang dimaksud dengan niat puasa Ramadan? Niat doa puasa adalah salah satu bagian dari puasa yang sangat penting untuk kita lakukan.
Selain itu, bangunan masjid ini cukup unik karena merupakan gabungan dari tiga budaya yang ada di tanah Jawa pada waktu itu yaitu budaya Jawa, Hindu, dan Tionghoa.
Sejarah Berdirinya Masjid Mantingan
©Wikipedia.org
Dilansir dari Islamic-center.or.id, Masjid Mantingan didirikan pada tahun 1481 Saka atau 1559 Masehi. Pembangunan masjid ini tak lepas dari peran seorang keturunan Sultan Aceh bernama R. Toyib. Pada awalnya R. Toyib menimba ilmu ke tanah suci dan Negeri Cina. Kemudian karena kepandaiannya ia datang ke tanah Jawa dan menetap di Jepara.
Di Jepara, ia kemudian menikah dengan putri Sultan Trenggono bernama Retno Kencono yang kemudian bergelar Ratu Kalinyamat. R Toyib kemudian mendapat gelar Sultan Hadiri dan juga mendapat julukan Sunan Mantingan.
Kematian Sultan Hadiri di tangan Adipati Kerajaan Jipang, Arya Penangsang, membuat Ratu Kalinyamat terpukul. Ia kemudian meminta bantuan guru spiritual yang juga ayah angkat Sultan Hadiri semasa menimba ilmu di Negeri Cina, Chi Hui Gwan, yang kemudian terkenal dengan nama Patih Sungging Badarduwung, untuk meminta dibuatkan makam beserta masjid di daerah Mantingan.
Gabungan Akulturasi Tiga Budaya
©Wikipedia.org
Dilansir dari Islamic-center.or.id, Masjid Mantingan didirikan dengan lantai tinggi yang ditutup dengan ubin buatan Tiongkok. Begitu pula dengan undak-undakannya yang semuanya didatangkan dari Makau. Sementara itu, bagian atapnya murni bergaya Tiongkok, dan di bagian dinding-dindingnya terdapat banyak ukiran relief-relief bergambar binatang dan para penari.
Karena diarsiteki seorang Tionghoa dan dibangun di tengah masyarakat Jawa pada zaman Hindu-Buddha, maka pembangunan masjid ini dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, Jawa, dan Hindu. Bentuk budaya Jawa dapat dilihat dengan adanya relief, sementara itu bentuk budaya Hindu dapat dilihat dari mustaka masjid yang bercorak Majapahit.
Ramai Para Peziarah
©Wikipedia.org
Keberadaan makam para tokoh-tokoh kerajaan pada zaman dulu membuat Masjid Mantingan selalu ramai peziarah. Para peziarah semakin ramai berdatangan terutama pada saat “Khool” atau peringatan wafatnya Sultan Hadiri atau Sunan Mantingan pada tanggal 17 Robi’ul Awal, atau sehari sebelum perayaan ulang tahun Kota Jepara.
Sampai saat ini, keberadaan makam di kompleks masjid itu dianggap sakral dan mempunyai tuah bagi masyarakat Jepara dan sekitarnya. Buah dari pohon pace yang tumbuh di sekitar makam konon bisa mendatangkan berkah bagi pasangan yang belum dikaruniai anak setelah sekian tahun menikah.
Air Mantingan yang Keramat
©Wikipedia.org
Selain makam Sunan Mantingan yang keramat, di dalam kompleks masjid itu ada pula “Air Mantingan” yang dipercaya masyarakat bisa membuktikan kejujuran seseorang.
Biasanya masyarakat Jepara dan sekitarnya menggunakan air keramat ini bila sedang menghadapi suatu sengketa, yaitu dengan cara memberi mantra dan do’a pada air ini dan kemudian diminum. Namun karena beragamnya kepercayaan masyarakat Jepara, maka bagi yang tidak meyakini akan keramatnya air itu dipersilakan untuk tidak meminumnya.