Nekat Pulang Rantau di Tengah Pandemi, Pria Ini Mengisolasi Diri di Pinggir Sungai
Di tengah pandemi virus Corona, Abdullah tetap memilih pulang ke kampung halamannya di Klaten. Setelah sampai di kampungnya, dia harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Bukan di rumahnya, Abdullah justru mengisolasi diri dengan mendirikan tenda di pinggir sungai.
Pulang dari perantauan di tengah masa Pandemi virus Corona adalah pilihan berat. Apalagi setelah sampai di rumah para perantau diwajibkan untuk melakukan proses karantina selama 14 hari. Belum lagi keresahan warga terhadap kedatangan pemudik yang bisa saja mendatangkan penyakit ke kampung mereka.
Tapi adanya pandemi virus Corona tak menghalangi keinginan Abdullah Almabrur untuk pulang ke kampung halamannya. Rasa rindu terhadap anak dan istri sudah tidak terbendung lagi. Dia sudah satu tahun meninggalkan keluarga untuk pergi ke perantauan di Pekanbaru, Riau.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Mengapa sulit untuk meneliti mengapa beberapa orang terlindungi dari COVID-19? Mengapa beberapa orang lebih terlindungi daripada yang lain belum jelas, dengan penelitian lapangan yang terhambat oleh kesulitan dalam menentukan momen paparan dengan tepat.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
Ia kemudian nekat pulang ke kampung halamannya di Dukuh Ngaran, Desa Mlese, Ceper, Klaten. Sesampainya di kampung halamannya, sesuai prosedur dia langsung melapor ke Ketua RT setempat dan menjalani isolasi mandiri. Namun ada yang unik mengenai tempat di mana ia melakukan isolasi mandiri. Dia mengisolasi diri dengan berkemah di pinggir sungai. Berikut selengkapnya.
Isolasi Diri di Tepi Sungai
Shutterstock/Studio 1One
Sesampainya di Klaten setelah perjalanan jauh dari Riau, Abdullah tidak langsung pulang ke rumahnya. Dia terlebih dahulu menjalani isolasi diri di bantaran Kali Kecu yang berada di tepi Dukuh Ngaran, Klaten. Isolasi mandiri itu harus ia lakukan selama 14 hari.
"Sebelum pulang saya langsung meminta adik saya mencarikan tenda. Sesampainya di Klaten saya langsung ke tempat ini (bantaran kali), tidak sempat mampir ke rumah," ujar Abdullah dilansir Liputan6.com pada Senin (20/4).
Menjalani Aktivitas Sehari-Hari di Tenda
Abdullah kemudian mendirikan tenda di bawah pohon bambu dan bermalam di dalam tenda itu. tenda itu sebenarnya hanya berjarak 100 meter dari rumahnya. Seluruh aktivitas keseharian Abdullah mulai dari mandi, makan, dan lain sebagainya ia jalankan di sekitar tendanya. Untuk penerangan, Abdullah memasang lampu dari sumber listrik yang berasal dari rumah tetangganya.
Membersihkan Sungai
2020 Merdeka.com
Selama menjalankan masa isolasi diri di pinggir sungai, Abdullah banyak menghabiskan waktu dengan membersihkan bantaran sungai yang berada di belakang makam. Selain itu dia juga punya target untuk membuat anak tangga menuju sungai. Isolasi diri ia lakukan agar masyarakat tetap tenang dengan kehadirannya.
"Ini saya lakukan agar masyarakat tetap tenang ketika saya yang dari perantauan pulang. Saya datang memeriksa kesehatan, lapor ke Ketua RT, serta mengisolasi mandiri di sini. Alhamdulillah ada warga yang peduli datang sekadar ingin memberikan makanan dan minuman," ujar Abdullah dilansir Liputan6.com pada Senin (20/4).
Anak Ingin Memeluk
Keputusan yang diambil Abdullah untuk tidak pulang ke rumah sejujurnya merupakan keputusan yang berat. Berat bagi Abdullah dan berat pula bagi keluarga termasuk istri dan anaknya. Susanti, istri Abdullah mengaku sudah kangen dengan suaminya. Begitu pula dengan anak-anaknya.
"Karena sudah setahun tidak pulang tentunya sangat kangen. Apalagi anak-anak sudah ingin memeluk. Namun tidak apa-apa karena sudah menjadi pilihan dan aturan untuk isolasi mandiri," ujar Susanti dilansir Liputan6.com pada Senin (20/4).