Nostalgia Bareng Rambut Nenek, Jajanan Unik Era 90-an yang Kian Langka
Rambut nenek memang pernah mengalami masa kejayaannya. Jajanan jadul ini telah menemani hari-hari bahagia generasi 90-an. Sekeping uang rupiah dulu mampu membeli rambut nenek. Kini mencarinya butuh perjuangan, hanya segelintir orang yang masih membuat dan menjajakannya secara tradisional.
Bagi para generasi era 90 an rambut nenek tak asing lagi terdengar di telinga. Jajanan kembang gula ini berwujud unik, seperti mie memanjang, namun berwarna putih bak uban. Inilah rambut nenek yang juga dijuluki arbanat, atau arum manis. Teksturnya lembut dengan cita rasa yang khas. Menggigitnya membangunkan memori pada kenangan masa kecil kala jajan di sekolah maupun pedagang keliling di rumah.
Di Indonesia sendiri rambut nenek pernah naik daun di berbagai kota. Salah satunya di Solo, yang masih menyisakan seorang Mbok Sayen sebagai penjual dan pembuat rambut nenek secara tradisional. Murni dengan kedua tangannya, kembang gula diubah menjadi serat-serat rambut nenek yang unik.
-
Kapan Pasar Tradisional Selo buka? Walaupun setingkat kecamatan, namun pasar itu tidak memiliki bangunan megah. Di pasar itu banyak ditemui para pedagang yang menjual buah-buahan. Biasanya pasar itu buka pada setiap hari pasaran Wage dan Legi.Walaupun hanya buka dua kali dalam lima hari, namun saat buka suasana pasar tidaklah terlalu ramai.
-
Apa yang unik dari Pasar Terapung Muara Kuin di Banjarmasin? Pasar Terapung Muara Kuin adalah tempat di mana transaksi jual beli berlangsung di atas perahu atau rakit. Berbagai jenis komoditas dapat ditemukan di pasar ini, seperti sayur-mayur, ikan segar, makanan tradisional, kerajinan tangan, dan barang-barang rumah tangga.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Kue kering apa yang menjadi primadona di Pasar Jatinegara? Untuk varian manis, dua jenis kue masih jadi primadona seperti nastar dan puteri salju. Kue nastar yang dijual bercitarasa manis dan bertekstur lembut.
-
Di mana Pasar Tradisional Selo berada? Pasar Selo merupakan pasar setingkat kecamatan. Lokasinya pun cukup strategis karena berada di antara jalan penghubung Magelang-Boyolali hingga ke Solo.
-
Kapan Pasar Bubrah muncul? Menurut cerita rakyat, pasar ini hanya muncul pada waktu-waktu tertentu dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan spiritual.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Serat-serat panjang bertabur tepung inilah yang pernah melegenda pada masanya. Pada dasarnya kembang gula tidak berwarna putih. Proses pembuatannya yang menggunakan tepung membuat serat-serat rambut nenek berwarna putih.
Tak sebanyak masanya, kini betapa sulitnya mencari pedagang rambut nenek tradisional. Uniknya, kini para generasi 90-an tak malu lagi mengingat kembali kenangan mereka dengan membeli rambut nenek yang penuh nostalgia.
Konon, asal mula rambut nenek berasal dari Desa Kesambi, Lamongan. Ada juga yang bilang rambut nenek tercipta di Malang. Era kejayaannya, rambut nenek banyak dijual para pedagang kaki lima yang ada di kota-kota besar. Paling banyak di Pulau Jawa.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Lelehan gula inilah bahan dasar pembuatan rambut nenek. Benar saja, sekilas tak menunjukkan wujud rambut nenek. Bahkan bentuknya menyerupai adonan gulali. Tak bisa dipungkiri, baik rambut nenek dan gulali berbahan dasar gula. Terkadang, beberapa orang mengenal rambut nenek dengan gulali basah.
Membuat gulali juga lebih mudah ketimbang rambut nenek. Rumit, butuh keahlian khusus untuk mengubah adonan lelehan gula menjadi helaian-helaian rambut nenek lembut nan tipis.
Adonan lengket ini terbuat dari gula pasir, air, perasan jeruk nipis, dan pewarna makanan. Semuanya dimasak dengan api kecil hingga merubah gula pasir jadi adonan lengket bak adonan dodo garut.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Mulanya, adonan lelehan gula akan dicungkil dengan sebilah kayu sederhana. Kiranya satu genggam orang dewasa, kemudian memindahkannya ke dalam wadah berisi tepung. Tak sembarang tepung, hanya tepung beras atau tepung jagung yang mampu mengurangi daya lekat adonan gula.
Tarik, ulur adonan hingga memanjang, berkali-kali diulangi untuk menciptakan bentuk panjang rambut nenek. Prosesnya semacam membuat adonan mie secara manual. Adanya tepung beras membuat adonan yang telah memanjang tak lengket lagi. Permukaannya terlindungi tepung sehingga tiap helaian rambut nenek tak kembali menyatu.
©2021 Merdeka.com/Yoyok Sunaryo
Proses pembuatan rambut nenek dari adonan hanya memakan waktu 5-10 menit saja. Mulanya akan terasa berat, adonan begitu legitnya. Namun setelah terbentuk, helaian rambut nenek begitu empuk. Cita rasa manisnya yang sederhana dengan sedikit butiran tepung yang khas. Tentu saja, setelah terbentuk, semaksimalnya rambut nenek harus ditiriskan dari tepung yang kemungkinan menempel terlalu banyak.
Jajanan jadul ini telah menemani hari-hari bahagia generasi 90-an. Sekeping uang rupiah dulu mampu membeli rambut nenek. Bahkan ada juga pembeli yang membayar rambut nenek dengan cara barter. Menukarkan barang bekas mereka seperti botol atau kaleng. Para pedagangnya berjalan dari rumah ke rumah.
Kini mencari satu porsi rambut nenek tradisional butuh perjuangan. Tak menentu, para pembuatnya kini kebanyakan telah berhenti berjualan. Jika ada, mereka menjualnya dengan harga Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu saja.
(mdk/Ibr)