Pengelola Panik, Buaya di Tempat Wisata Ini Lepas dan Dekati Kandang Monyet
Kejadian ini sempat membuat panik pengelola hingga viral di media sosial. Disebutkan, buaya sempat mendekati kandang monyet dan menuju area parkir.
Buaya berukuran besar lepas dari kandang di area objek wisata Seribu Akar, Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Jepara, Jawa Tengah pada Kamis (10/3) lalu. Kejadian ini sempat membuat panik pengelola hingga viral di media sosial. Disebutkan, buaya sempat mendekati kandang monyet dan menuju area parkir.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, buaya lepas tersebut memiliki panjang sekitar 3 meter dan berat mencapai 400 kilogram.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
-
Apa saja jenis wisata yang ditawarkan di Jepara? Jepara memiliki kekayaan berupa kerajinan kayu yang sangat terkenal di Indonesia. Selain itu, Jepara juga memiliki destinasi wisata alam yang sangat indah, terutama pantainya.Jepara juga memiliki torehan sejarah yang panjang, karena menjadi tempat lahir pahlawan nasional Indonesia yaitu R.A. Kartini.
-
Apa yang menjadi ancaman utama di 30 kabupaten/kota di Jateng? Memasuki bulan Agustus, potensi kekeringan sudah mulai terlihat pada berbagai tempat. Tak terkecuali di Provinsi Jawa Tengah. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana.
-
Di mana petugas pemilu di Jateng meninggal dunia? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Selain Dewi, ada satu lagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang meninggal dunia usai bertugas. Petugas KPPS bernama Joko Basuki (55) bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Desa Tegalrejo, Kecamatan Cepet, Klaten.
-
Apa saja destinasi wisata yang ditawarkan di Jawa Tengah? Jawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah. Salah satu destinasi yang memikat adalah Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang terletak dekat Magelang. Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
“Mohon bantuan untuk penangkapan buaya lepas dari sangkarnya, mohon bantuan rekan-rekan,” ujar salah satu petugas pemeliharaan dalam video yang beredar, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Sabtu (12/3).
Ditangkap Menggunakan Umpan
©2022 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Proses penangkapannya dilakukan oleh tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara serta Tim Sar. Beberapa jam dipancing, akhirnya buaya bisa dikembalikan ke kandang.
Dalam menenangkan buaya saat dievakuasi, petugas berusaha mengalihkan perhatiannya dengan menggunakan umpan daging ayam utuh.
Buaya tersebut merupakan titipan dari BKSDA Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2018 untuk keperluan edukasi terhadap pengunjung.
Penyebab Buaya Lepas
Lepasnya buaya diduga karena hujan deras yang turun sejak semalaman. Hal itu membuat kolam tempat buaya tersebut penuh hingga mengalami longsor dan buaya kabur dari salah satu celah dinding.
Menanggapi hal ini, Kepala Resort BKSDA Pati, Arif Susioko mengatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi kesiapan terkait pengelolaan. Ia juga meminta agar pengelola bisa sesegera mungkin memperbaiki sistem pengamanan bagi satwa serta pengunjung.
“Satwa ini tetap kami pantau dan kami monitor, Alhamdulillah satwa juga sudah bisa diselamatkan dan dikembalikan ke kandang. Tapi yang jelas, lebih penting dari pengalaman ini bahwa keamanan bagi satwa maupun pengunjung,” tegas Arif.
(mdk/nrd)