Peristiwa 10 September, Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Ini Sejarahnya
Ini menjadi salah satu latar belakang peristiwa 10 September ditetapkan sebagai Hari Pencegahan Bunuh DIri Sedunia. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, penting untuk mengetahui sejarah dan berbagai hal yang perlu dilakukan pencegahan bunuh diri.
Kesehatan mental merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan. Bukan hanya sehat secara fisik saja, mental dan emosional yang sehat juga mempengaruhi kondisi kesehatan secara keseluruhan. Ketiga hal ini pun saling berpengaruh satu dengan yang lain, sehingga perlu dijaga dengan seimbang.
Kini, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental pun semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak orang yang membicarakan berbagai topik kesehatan mental di media sosial. Semakin banyak diskusi yang dilakukan oleh masyarakat tentu dapat meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental yang semakin baik.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Bagaimana warga Jateng merayakan kemenangan Timnas Indonesia? Setelah pertandingan selesai, mereka larut dalam euforia. Beberapa warga menyalakan kembang api untuk merayakan kemenangan bersejarah itu.
Meskipun begitu, nampaknya masih banyak masyarakat yang belum menyadari secara penuh tentang bahaya bunuh dini. Dalam hal ini, bunuh diri menjadi salah satu kecenderungan risiko yang dialami oleh orang dengan gangguan mental seperti depresi. Terutama bagi orang yang tidak mendapatkan penanganan yang baik untuk mengatasi gangguan mentalnya. Tentu risiko ini bisa saja terjadi.
Keadaan semakin diperburuk jika lingkungan disekitar sering meremehkan dorongan bunuh diri yang dialami oleh seseorang. Berbagai ungkapan toxic positivity masih sering terjadi, sehingga menyebabkan kondisi seseorang semakin buruk. Ini menjadi salah satu latar belakang peristiwa 10 September ditetapkan sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, penting untuk mengetahui sejarah dan berbagai hal yang perlu dilakukan pencegahan bunuh diri. Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami merangkum sejarah peristiwa 10 September atau Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang bisa Anda simak.
Sejarah Hari Pencegahan Bunuh Diri
©2014 Merdeka.com
Peristiwa 10 September yang diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri pertama kali diadakan pada tahun 2003. Penetapan hari peringatan ini berangkat dari data bunuh diri yang kian banyak, yaitu sekitar 800.000 dilaporkan meninggal setiap tahun karena bunuh diri. Sebagian besar kasus ini terjadi di negara-negara berkembang. Penyakit mental yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati adalah alasan terbesar di balik bunuh diri.
Angka-angka ini tentu cukup mencengangkan, mengingat bunuh diri adalah suatu hal yang bisa dicegah. Kemudian Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri (IASP) menetapkan 10 September sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri pada tahun 2003. Langkah ini didukung oleh Federasi Dunia untuk Kesehatan mental dan Organisasi Kesehatan Dunia.
Tujuan Hari Pencegahan Bunuh Diri ini untuk meneliti dan mengumpulkan data tentang perilaku bunuh diri, menentukan berbagai penyebab dan mengapa tanda-tandanya tidak diketahui, dan mengembangkan praktik dan kebijakan yang baik untuk pencegahan bunuh diri. Selain itu, berdasarkan kampanye global WHO dari tahun 1999 Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia juga mencakup tujuan lain seperti :
Penyelenggaraan kegiatan multi-sektor global, regional dan nasional untuk meningkatkan kesadaran tentang perilaku bunuh diri dan bagaimana mencegahnya secara efektif.
Penguatan kemampuan negara untuk mengembangkan dan mengevaluasi kebijakan dan rencana nasional untuk pencegahan bunuh diri.
Pikiran Bunuh Diri Kompleks
Setelah mengetahui sejarah peristiwa 10 September yang ditetapkan sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, perlu dipahami bahwa pikiran bunuh diri yang terjadi pada seseorang itu merupakan suatu hal yang kompleks. Terdapat berbagai macam faktor dan penyebab yang bisa mendorong seseorang ingin melakukan bunuh diri. Pengalaman atau peristiwa di masa lalu juga membuat seseorang lebih rentan terhadap bunuh diri, terutama yang berakitan dengan kondisi kecemasan dan depresi.
Orang yang ingin bunuh diri mungkin merasa terjebak atau menjadi beban bagi teman, keluarga, dan orang-orang di sekitar mereka sehingga mereka merasa sendirian dan tidak punya pilihan lain. Dengan menciptakan harapan melalui tindakan, masyarakat dapat memberi sinyal kepada orang-orang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri bahwa masih ada harapan dan orang-orang di sekitar dapat mendukung mereka secara penuh untuk mendapatkan kehidupan yang lebih damai.
Upaya Mendukung Pencegahan Bunuh Diri
©2018 Merdeka.com/Pexels
Setelah mengetahui latar belakang peristiwa 10 September yang ditetapkan sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, berikutnya terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mendukung gerakan ini. Beberapa ini dapat dilakukan oleh masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran dan penanganan yang lebih baik pada orang-orang yang mengalami krisis dan dorongan bunuh diri. Berikut beberapa upaya yang bisa Anda lakukan :
- Tambahkan nomor telepon krisis yang dapat dihubungi ketika mengalami dorongan bunuh diri. Ajak orang-orang di sekitar juga melakukan hal yang sama sebagai tindak pencegahan.
- Hubungi anggota keluarga, atau orang di komunitas Anda yang mungkin sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya. Ini dapat memberikan dukungan bagi mereka yang sedang mengalami masa sulit dalam hidupnya.
- Advokasi kebijakan kesehatan mental untuk memastikan setiap orang di komunitas memiliki akses ke layanan kesehatan mental, pelatihan pencegahan bunuh diri, dan pendanaan untuk sumber daya krisis lokal.
- Berkontribusi dalam organisasi masyarakat untuk mendukung gerakan pencegahan bunuh diri.
Berikan Dukungan pada Orang yang Ingin Bunuh Diri
Setelah mengetahui sejarah peristiwa 10 September yang diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, terakhir Anda bisa memberikan dukungan para orang terdekat yang mengalami masalah ini. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, meskipun sepele namun hal ini bisa berdampak besar pada orang yang mengalami dorongan bunuh diri. Berikut beberapa upaya dukungan untuk orang yang ingin bunuh diri, bisa Anda lakukan :
- Ketika orang terdekat sedang berjuang dan ingin bercerita, dengarkan saja.
- Biarkan orang lain berbagi cerita mereka sendiri, bercerita tentang apa yang sedang dialami dan dirasakan.
- Jangan memberikan penilaian atau menawarkan nasihat, cukup hadir dan dengarkan saja.
- Pahami bahwa setiap orang mengalami kesehatan mental yang berbeda-beda, dan itu tidak masalah.
- Setelah percakapan, tanyakan kembali dan tawarkan untuk menghubungkan mereka ke bantuan profesional jika mereka membutuhkan.