Peristiwa 17 Juni: Pembuatan Jalur Kereta Api Pertama di Jawa, Begini Sejarahnya
Termasuk sejarah perkeretaapian Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia mulai melakukan pembuatan jalu kereta api pertama di Semarang pada masa pemerintahan Belanda, yaitu tepatnya 17 Juni 1864. Ternyata peristiwa 17 Juni ini menjadi awal mula transportasi kereta api di Indonesia berkembang.
Berbagai macam alat transportasi yang ada kini merupakan salah satu bukti bahwa kehidupan manusia selalu bergerak ke arah yang lebih baik. Di mana ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dalam menciptakan berbagai alat dan inovasi baru yang dapat membantu pekerjaan manusia.
Jika masyarakat zaman dahulu menggunakan hewan sebagai alat transportasi, kemudian dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengembangkan berbagai alat transportasi dengan keunggulan yang lebih maju. Sebut saja sepeda, kemudian sepeda motor, hingga mobil. Bukan hanya itu, manusia juga mengembangkan alat transportasi umum yang dapat memuat lebih banyak orang. Seperti bus, kereta, kapal, dan pesawat.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Siapa yang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana kekeringan di Jateng? Namun Pak Suharyanto mengingatkan masyarakat bahwa meski tidak ada dampak El Niño, namun bencana kekeringan di Jawa Tengah masih mungkin terjadi, sehingga tetap perlu waspada.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Bagaimana warga Jateng merayakan kemenangan Timnas Indonesia? Setelah pertandingan selesai, mereka larut dalam euforia. Beberapa warga menyalakan kembang api untuk merayakan kemenangan bersejarah itu.
Di Indonesia, pengembangan alat transportasi tentu mempunyai perjalanan sejarah yang berbeda-beda. Termasuk sejarah perkeretaapian Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia mulai melakukan pembuatan jalur kereta api pertama di Semarang pada masa pemerintahan Belanda, yaitu tepatnya 17 Juni 1864. Ternyata peristiwa 17 Juni ini menjadi awal mula transportasi kereta api di Indonesia berkembang.
Setelah pembangunan jalur kereta api pertama, pemerintah pada saat itu mulai melakukan jalur lain dengan rute yang berbeda-beda. Hingga kini, kereta api masih menjadi moda transportasi umum pilihan masyarakat, baik yang menempuh jarak pendek maupun jarak jauh.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah 17 Juni yang menjadi cikal bakal perkembangan perkeretaapian di Indonesia, berikut kami merangkum informasinya untuk Anda dari laman KAI.
Pembangunan Jalur Kereta Api Pertama di Jawa
©2021 Merdeka.com
Seperti yang telah disebutkan, sejarah perkembangan perkeretaapian Indonesia bermula dari peristiwa 17 Juni 1864. Peristiwa 17 Juni ini menjadi momen pertama di mana Indonesia, yang pada saat itu masih dipimpin oleh Hindia Belanda mulai membangun jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen. Proyek ini dibawahi langsung oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele. Dalam pelaksanaannya, pembangunan ini dilakukan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Setelah itu, pembangunan jalur kereta api di Jawa pun dilanjutkan pada 8 April 1875. Kali ini, jalur kereta api dibangun dengan rute pertama SS, yaitu meliputi Surabaya - Pasuruan – Malang. Pembangunan jalur kereta yang telah dilakukan oleh perusahaan NISM ini dinilai sukses, kemudian investor swasta terdorong untuk membangun jalur kereta api lain. Seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Pembangunan Dilanjutkan di Beberapa Daerah Lain
Setelah peristiwa 17 Juni yang merupakan cikal bakal pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia, ternyata pengembangan moda transportasi ini masih terus dilakukan. Bukan hanya di daerah Jawa, pemerintah Hindia Belanda pada saat itu juga membangun jalur kereta api di daerah lain. Seperti di Aceh pada tahun 1876, Sumatera Utara 1889, Sulawesi 1891, Sumatera Selatan, 1914, dan Sulawesi pada 1922.
Sedangkan di wilayah lainnya seperti Kalimantan, Bali, dan Lombok baru dilakukan studi kemungkinan pemasangan rel saja, belum dilakukan pembangunan. Kemudian pada akhir tahun 1928, Indonesia telah mempunyai jalur kereta api dan trem sepanjang 7.464 km dengan 4.089 km di antaranya milik pemerintah dan 3.375 km milik swasta.
Setelah Hindia Belanda Menyerah kepada Jepang
©2020 Merdeka.com/kai.id
Sejarah perkembangan transportasi kereta api pada peristiwa 17 Juni sempat mengalami proses pemindahtanganan. Pada saat itu, pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Kemudian perkeretaapian Indonesia secara otomatis diambil alih oleh Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Bukan sebagai transportasi umum yang dapat digunakan masyarakat Indonesia, selama pemerintahan Jepang, kereta api hanya digunakan untuk kepentingan perang. Namun selama pemerintahan Jepang pula, jalur kereta api dikembangkan di beberapa wilayah seperti lintas Saketi – Bayah dan Muaro – Pekanbaru.
Kedua jalur ini digunakan untuk mengangkut hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mein perang Jepang. Selain itu, Jepang juga sempat melakukan pembongkaran rel sepanjang 273 km untuk diangkut ke Burma guna pengembangan kereta api di negara tersebut.
Pengambil Alihan Stasiun dan Kantor Pusat Kereta Api Setelah Merdeka
Kemudian setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia melakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang sebelumnya berada pada penguasaan Jepang. Tepatnya, pada 28 September 1945, masyarakat Indonesia mengambil alih Kantor Pusat Kereta Api di Bandung yang kemudian tanggal ini dijadikan peringatan Hari Kereta Api Indonesia.
Pada saat itu pula, Indonesia membentuk Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Namun sayangnya, saat Belanda kembali menguasai Indonesia pada tahun 1946, perkeretaapian Indonesia kembali dalam pengelolaannya.
Perjanjian Konferensi Meja Bundar
bumn.go.id ©2020 Merdeka.com
Konflik perkeretaapian Indonesia yang bermula pada peristiwa 17 Juni 1864, berakhir setelah dilakukan Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949. Konferensi ini membahas aset-aset milik pemerintah Belanda, yang hasilnya DKARI dan SS/VS digabung menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Kemudian pada 26 Mei, DKA diganti nama menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Selanjutnya, pada tahun 1971 pemerintah Indonesia mengubah PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Kemudian pada tahun 1998, Perumka diubah lagi menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero). Baru tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan menggunakan logo baru.