Rutin Adakan Pelatihan, Begini Cara Kawasan Industri Batang Serap Tenaga Kerja Lokal
Saat ini, sudah ada 50 calon tenaga kerja yang siap untuk bekerja di satu perusahaan.
Saat ini, sudah ada 50 calon tenaga kerja yang siap untuk bekerja di satu perusahaan.
Rutin Adakan Pelatihan, Begini Cara Kawasan Industri Batang Serap Tenaga Kerja Lokal
Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) disebut sebagai tawaran investasi yang menjanjikan bagi perusahaan besar.
Diharapkan keberadaannya tak hanya mengundang perusahaan besar untuk berinvestasi, namun juga menjadi penyerap tenaga kerja yang cukup banyak, terutama tenaga kerja lokal.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Apa yang ditemukan tim gabungan di area tambang batu bara? Tim gabungan berhasil mengevakuasi satu dari dua Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus), sedangkan anak orangutan masih dalam proses pencarian, karena bergerak cepat memisahkan diri dari induknya saat dievakuasi.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Batu Bara? Meski namanya terkesan seperti tambang batubara, tak heran jika banyak orang mengira jika wilayah ini dulunya merupakan bekas hasil pertambangan. Namun, nyatanya pembentukan kabupaten ini berawal dari keinginan masyarakat setempat.
-
Bagaimana proses terbentuknya Kabupaten Batu Bara? Setelah adanya pendekatan persuasif terhadap pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan pemerintah pusat, dengan prinsip 'Surut Berpantang Batu Bara Harus Menjadi Kabupaten' akhirnya wacana tersebut bisa terwujud.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Mengapa Desa Kemudo memutuskan untuk mengelola limbah industri? Agar bisa bermanfaat, pihak desa kemudian mengolahnya menjadi kerajinan meubel yang cantik dan mampu diserap pasar.
Penyerapan tenaga kerja dimulai dari warga desa penyangga yang ada di sekitar KITB. Warga yang direkrut tersebut adalah warga yang telah mendapatkan pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan.
Hal inilah yang diungkap Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa. Ia mengatakan bahwa setelah melalui proses panjang berupa pelatihan dan sertifikasi, warga sekitar mulai direkrut perusahaan KITB, salah satunya PT Yih Quan Foot Wear.
“Tahap pertama pekerja lokal dari desa penyangga mulai bekerja di KITB. Ini sebagai bukti bahwa apa yang dicita-citakan publik hari ini terealisasi,” kata Caswiyono dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (10/10).
Pria yang akrab disapa Caswi itu mengatakan, proses rekrutmen sendiri terdiri dari pelatihan kompetensi, sertifikasi, hingga penempatan. Agar proses tersebut berjalan baik, ia telah menghadirkan Anjungan Siap Kerja di KITB.
Hingga hari ini, Anjungan Siap Kerja telah menggelar pelatihan bagi warga melalui 2 kali pelatihan yang mana setiap pelatihan diikuti 100 orang.
“Namun dari hasil sertifikasi, baru masuk 50 calon pekerja yang siap dan memenuhi sertifikasi untuk tahap pertama,” kata Caswi.
- Tidak Cocok dengan Gaji, Cuma 3 Ribu Warga Lokal Ikut Garap Pembangunan IKN Nusantara
- Dulunya Salah Satu Kota Industri Penting Bagi VOC, Ini Sejarah Perkembangan Kota Tegal
- Pastikan Warga Setempat Terserap KITB, Kemnaker Gelar Pelatihan
- Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri
Caswi mengatakan, PT Yih Quan Foot Wear merupakan sebuah perusahaan alas kaki dan menjadi perusahaan pertama di KITB. Estimasi kebutuhan tenaga kerja di perusahaan ini mencapai 500 orang.
“Mudah-mudahan talenta-talenta warga Batang akan terus muncul sehingga siap direkrut menjadi tenaga kerja di KITB, khususnya di PT Yih Quan Foot Wear,” ujar Caswi.
Sementara itu Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kemnaker, Muhammad Ali, menambahkan bahwa sebelum bekerja warga KITB diberi pelatihan, sertifikasi, dan kemudian penempatan. Menurutnya pola di KITB ini bisa dikembangkan pada kawasan industri lain di Indonesia.
“Pola yang dilakukan KITB bisa menjadi contoh. Di mana jika calon pekerja bisa mempersiapkan diri dengan baik, maka perusahaan akan menerima mereka dengan baik pula,” kata Ali dikutip dari Liputan6.com