KRL Solo-Jogja Segera Beroperasi, Para Penumpang Prameks Berharap Hal Ini
Pengoperasian KRL Jogja-Solo yang nantinya akan menggantikan KA Prameks disambut dengan gembira oleh seluruh warga Jogja, Solo, dan sekitarnya. Namun ada beberapa harapan para penumpang komuter yang selama ini memanfaatkan layanan kereta api sebagai transportasi utama perjalanan Jogja-Solo.
KRL Jogja-Solo akan beroperasi sebentar lagi. Pengoperasian kereta api yang nantinya akan menggantikan KA Prambanan Ekspress (Prameks) itu disambut dengan gembira oleh seluruh warga Jogja, Solo, dan sekitarnya. Apalagi, pengoperasian kereta api listrik itu nantinya akan menjadi yang pertama di luar jaringan KRL Jabodetabek.
Walau begitu, ada beberapa harapan para penumpang komuter yang selama ini memanfaatkan KA Prameks sebagai sarana transportasi utama perjalanan Jogja-Solo. Salah satunya adalah soal ketepatan waktu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Bagi kami, kaum penglaju yang setiap hari menempuh perjalanan Yogyakarta-Solo untuk bekerja sangat senang dengan dioperasionalkan kereta api listrik ini dan kami berharap kereta ini bisa dioperasionalkan tepat waktu,” kata salah satu anggota komunitas Prameks atau “Pramekers”, Mulyaningtyas dikutip dari ANTARA pada Rabu (21/1).
Selain itu, ada harapan lain dari anggota Pramekers terhadap layanan KRL Jogja-Solo. Apa saja? Berikut selengkapnya:
Penambahan Jadwal pada Jam Padat
©YouTube/Commuter Channel
Selain ketepatan waktu, Mulyaningtyas berharap perjalanan KRL bisa ramah buat para pekerja dengan memadatkan jadwal perjalanan pada pagi untuk berangkat kerja dan sore untuk pulang kerja. Mulyaningtyas mengaku, selama sekian tahun pengalamannya menggunakan KA Prameks, sebenarnya layanan kereta api itu telah mengalami banyak kemajuan.
“Sebenarnya, Prambanan Ekspress pun sudah banyak mengalami kemajuan. Pelayanan semakin baik, dan kedisiplinan penumpang di kereta juga semakin baik. Hanya saja, terkadang jadwal perjalanan tidak sesuai karena masalah teknis seperti kereta rusak atau sebab lain,” kata Mulyaningtyas.
Terus Uji Coba
©YouTube/Commuter Channel
Sementara itu, VP Corporate Secretary PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan uji coba terbatas bagi kalangan tertentu untuk operasional KRL hingga akhir Januari.
Setelah itu, uji coba akan kembali dilakukan pada tanggal 1-7 Februari untuk masyarakat umum dengan penumpang terbatas. Dia menjelaskan, masyarakat yang ingin ikut pada uji coba itu harus melakukan regristasi dulu melalui aplikasi KRL Access.
“Kami sudah siapkan kuota penumpang dari tiap stasiun sehingga diharapkan tidak ada penumpukan calon penumpang,” kata Anne dikutip dari ANTARA.
Nasib KA Prameks
©2019 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Dengan adanya KRL Jogja-Solo ini, keberadaan KA Prameks praktis tergantikan. Anne menyebut, KRL ini memiliki sejumlah keunggulan dibanding dengan KA Prameks, yaitu berhenti di setiap stasiun (11 stasiun), memakai listrik sehingga minim polusi udara, waktu tempuh hanya 58 menit, dan memiliki kenyamanan yang baik.
Mengingat masih dalam suasana masa pandemi, nantinya tiap gerbong akan dibatasi yaitu 74 orang per gerbong. Dalam satu rangkaiannya, kereta ini membawa empat gerbong. Lalu bagaimana dengan nasib KA Prameks?
“Kereta Prambanan Ekspress masih dioperasionalkan untuk tujuan Kutoarjo,” ungkap Anne Purba.