Sejumlah Daerah di Jateng Dilanda Bencana Longsor dan Tanah Bergerak, Telan Korban hingga Warga Harus Relokasi Rumah
Bencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Bencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Sejumlah Daerah di Jateng Dilanda Bencana Longsor dan Tanah Bergerak, Telan Korban hingga Warga Harus Relokasi Rumah
Cuaca ekstrem dalam beberapa hari belakangan membuat sejumlah daerah di Provinsi Jawa Tengah dilanda bencana longsor dan tanah bergerak.
Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang. Dalam bencana itu, setidaknya tujuh rumah warga dan dua gedung sekolah dasar rusak akibat tertimpa tanah serta bebatuan.
-
Mengapa tanah longsor terjadi? Selain itu, waspada juga jika halaman atau lantai pada rumah tiba-tiba ambles, adanya tanah yang runtuh dalam jumlah yang besar, serta munculnya mata air secara tiba-tiba.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Kabupaten Karangasem? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Mengapa terjadi longsor di Kampung Gintung? Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur lokasi tersebut dan membuat bukit setinggi 100 meter di daerah tersebut longsor dan menimpa permukiman warga.
-
Dimana tanah longsor terjadi di Tana Toraja? Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Palangka, Kecamatan Makale, dan Dusun Putu, Lembang Randang Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
Rumah warga yang terkena longsor mengalami rusak berat dan tidak bisa ditempati lagi. Puluhan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti di rumah warga lain dan kantor kepala desa.
Foto: YouTube Liputan6
Di Desa Sridadi, Kecamatan Sirampog, Brebes, sebanyak 86 rumah warga rusak akibat bencana tanah bergerak. Warga pun harus mengungsi ke sejumlah lokasi sembari menunggu hasil rekomendasi dari Badan Geologi apakah rumah mereka harus direlokasi atau tidak.
Menurut kesaksian warga, tanah bergerak itu mulai terjadi sejak Bulan Desember 2023 ditandai dengan adanya retak ringan pada dinding rumah.
Pada Minggu malam (25/2), hujan deras memperparah pergerakan tanah hingga 35 unit rumah rusak berat dan nyaris ambruk. Bahkan sebagian rumah warga ambles hingga satu meter.
Para pengungsi sudah bertahan di pengungsian selama satu minggu. Mereka resah dan beberapa di antaranya mulai terserang penyakit.
“Takut kembali kalau sewaktu-waktu rumah bisa ambruk. Apalagi kalau sore hujan lagi,” kata Siti Wasiah, salah seorang warga tanah bergerak, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (5/3).
Pada Senin (4/3), jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan makin bertambah dari sebelumnya ada 78 rumah kini menjadi 86 rumah.
Pemerintah Kabupaten Brebes berencana merelokasi seluruh warga ke lahan desa yang berada di pedukuhan lainnya di Desa Sridadi.
- Hujan Deras Picu Banjir dan Tanah Longsor di Malang, Seorang Warga Tewas Terseret Arus
- 18 Warga Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin dan Longsor, Pemkab Agam Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Tragis! Baru Bertemu Usai Dijemput dari Luar Kota, Ayah Anak Tertimbun Longsor Saat Berboncengan & Tewas
- Tanah Longsor Tewaskan 4 Orang dan Putus Jalan di Luwu, Ratusan Polisi Dikerahkan Bantu Evakuasi
Bencana longsor juga terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen. Dinding dapur rumah yang dihuni empat orang warga jebol. Akibatnya tiga penghuni rumah tertimbun longsor. Jasad Sutarmi, salah satu penghuni rumah itu, ditemukan pada Minggu (3/3) malam.
Pada Senin (4/3) pagi, tim relawan dari BPBD Sragen dan BPBD Solo, TNI, Polri, dan relawan gabungan kembali melakukan pencarian dua korban yang masih tertimbun material longsor. Anjing pelacak milik Polres Sragen dikerahkan untuk membantu pencarian korban.
Jenazah dua korban lainnya pada akhirnya berhasil ditemukan pada Senin (4/3) pukul 11 siang. Keduanya adalah Darmadi dan Annasya, anak perempuannya. Keduanya ditemukan setelah tim gabungan menggali hingga kedalaman tiga meter.
Longsor juga terjadi pada 13 titik di Kecamatan Jenawi, Karanganyar. Longsor yang terjadi pada salah satu rumah warga di Desa Menjing, menjebol dinding belakang dan samping rumah. Beruntung penghuni rumah selamat.
Namun pada longsor di lokasi lainnya, delapan orang mengalami luka-luka sehingga harus dilarikan ke Puskesmas.
“Lima orang sudah dilakukan perawatan di Puskesmas, sedangkan tiga orang lain dirujuk ke RSUD Kabupaten Sragen,” kata Kalak Harian BPBD Karanganyar Hendro Prayitno.