Stupa Raksasa Candi di Sleman Ini Ukurannya Lebih Besar Dibandingkan Stupa Candi Borobudur, Ini Fakta di Baliknya
Situs stupa Budha ini letaknya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Candi Barong, sebuah candi yang bercorak Hindu.
Situs stupa Budha ini letaknya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Candi Barong, sebuah candi yang bercorak Hindu.
Stupa Raksasa Candi di Sleman Ini Ukurannya Lebih Besar Dibandingkan Stupa Candi Borobudur, Ini Fakta di Baliknya
Secara umum, stupa adalah lambang dari agama Buddha berbentuk mangkuk terbalik. Bentuk ini biasanya ditemukan pada bangunan-bangunan suci Buddha, salah satunya Candi Borobudur.
Di bagian puncak Candi Borobudur, terdapat sebuah stupa berukuran besar, dikelilingi stupa-stupa berukuran lebih kecil di bawahnya. Namun ternyata ada stupa yang ukurannya lebih besar dibanding dengan yang ada di Borobudur.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Kapan Arca Buddha Bukit Siguntang ditemukan? Pada tahun 1920-an di lereng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati.
-
Dimana letak Stupa Sumberawan? Konon, Stupa Sumberawan di Desa Toyomerto, KecamatanSingosari, Kabupaten Malang, merupakan taman favorit Hayam Wuruk semasa hidupnya.
-
Mengapa penemuan Stupa Buddha di Bukit Choras dianggap penting? Stupa paling terawat di negara ini dianggap penting bagi sejarah multikulturalisme Malaysia, menurut para ahli.
-
Candi apa yang terkenal dengan corak Buddha dan menjadi destinasi wisata sejarah dan religi favorit di Indonesia? Candi ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah sekaligus religi favorit di Indonesia.Bahkan saat Hari Raya Waisak tiba, akan ada ribuan umat Buddha yang datang dari penjuru dunia untuk berkumpul dan bersembahyang di sana.
-
Dimana letak situs penemuan arca Buddha raksasa? Kini situs penemuan arca Buddha raksasa itu dinamakan Situs Candi Bogang, letaknya di Desa Selomerto, Wonosobo.
Stupa raksasa itu berada di Sleman, tepatnya di Situs Dawangsari, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan.
Yang menarik, situs stupa raksasa ini letaknya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Candi Barong, sebuah candi yang bercorak Hindu.
Kini, proses pembentukan stupa itu masih dalam tahap rekonstruksi.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, kegiatan rekonstruksi Stupa Dawangsari dilaksanakan pada 7-30 Juni 2022. Kegiatan pelestariannya sendiri sudah dilakukan sejak tahun 1987. Kini, kegiatan itu telah berhasil menyusun lebih dari separuh komponen batu-batu penyusun Stupa Dawangsari.
“Rekonstruksi Stupa Dawangsari bertujuan untuk mengetahui bentuk arsitekturalnya berdasarkan hasil kajian data yang selama ini telah dikumpulkan. Hingga saat ini kami telah berhasil menyusun 65 persen komponen batu penyusun stupa mulai dari alas, kaki stupa, tubuh stupa, dan puncak stupa atau yasti,”
ungkap Ketua Kelompok Kerja Pemugaran dari BPCB DIY, Antar Nugroho, dikutip dari Kemdikbud.go.id pada 6 Juli 2022.
Dikutip dari kanal YouTube Asisi Channel, diperkirakan Stupa Dawangsari berdiameter 11 meter. Dengan kata lain, stupa itu ukurannya lebih besar dari stupa Candi Borobudur yang diameternya 9,9 meter.
Rekonstruksi Stupa Dawangsari merupakan sebuah proses panjang. Tahapannya diawali dengan pengumpulan data, proses ekskavasi untuk mencari batu yang terpendam, pembongkaran, klasifikasi, susun coba, dan pendokumentasian pada setiap fase rekonstruksi.
- Pemasangan Chattra di Stupa Induk Candi Borobudur Tuai Pro dan Kontra, Ini 4 Fakta di Baliknya
- Situs Tingkip, Peninggalan Masa Hindu-Buddha yang Ditemukan Melalui Mimpi
- 8 Tempat Wisata Magelang yang Indah dan Menakjubkan, Cocok untuk Liburan
- Mengenal Ritual Pabbajja Samanera di Candi Borobudur, Latihan Umat Buddha Tinggalkan Keduniawian
Batu-batu yang berhasil dikumpulkan dari hasil pencarian di lahan sekitar kemudian disatukan dengan hasil rekonstruksi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Proses itupun dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah batu-batu penyusun stupa itu tersebar di area yang luas dan sudah banyak digunakan masyarakat untuk kebutuhan pembuatan talud, penahan tanah, dan jalan setapak.
Terkait dengan proses tersebut, Antar Nugroho mengatakan bahwa masih banyak tugas yang perlu dirampungkan terkait upaya pelestarian Situs Dawangsari.
“Puncak dari kegiatan rekonstruksi ini adalah pemugaran. Namun untuk dapat sampai ke tahap itu masih ada pekerjaan yang perlu diselesaikan. Terutama beberapa data yang belum ditemukan serta lahan yang belum dibebaskan,” ujar Antar.