Sudah Beralih Fungsi, 5 Bangunan di Jawa Tengah Ini Dulunya Stasiun Kereta Api
Di Jawa Tengah, banyak bangunan yang dulunya stasiun kereta api namun kini telah beralih fungsi. Lalu bagaimana nasib dari bangunan-bangunan itu sekarang?
Di zaman penjajahan dulu, Belanda membangun ribuan jaringan rel kereta api di Indonesia. Kebanyakan rel itu mereka bangun di Pulau Jawa, mengingat pulau itu memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Selain itu, jalur kereta api juga dimanfaatkan sebagai transportasi massal yang mengangkut para penumpang dari kota ke kota, dan dari kota ke pelosok desa, atau dari pelosok desa satu ke pelosok desa yang lain.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Salah satu peran penting dari transportasi kereta api itu adalah keberadaan stasiun di tempat-tempat yang disinggahi. Seiring makin banyaknya jumlah jalur kereta api yang mati karena harus bersaing dengan moda transportasi lain, makin banyak pula bangunan-bangunan yang dulunya difungsikan sebagai stasiun kini telah jadi bangunan tua atau fungsinya telah berubah.
Di Jawa Tengah sendiri, banyak bangunan yang dulunya stasiun kereta api namun kini telah beralih fungsi. Lalu bagaimana nasib dari bangunan-bangunan itu sekarang? Simak ulasannya berikut ini:
Pasar Stasiun Wergu
©Wikipedia.org
Stasiun Kudus atau yang lebih dikenal dengan nama Stasiun Wergu, merupakan sebuah stasiun yang terletak di jalur Semarang-Kudus-Juwana yang telah menjadi jalur mati sejak 1986. Setelah menjadi stasiun mati, bangunan itu kemudian dijadikan sebagai pasar sejak 1993.
Untuk menandai bahwa dulunya merupakan bangunan stasiun, pasar itu dikenal dengan nama Pasar Stasiun Wergu. Tak hanya itu, dulunya stasiun ini memiliki dipo lokomotif yang saat ini telah beralih fungsi menjadi kios.
Sementara itu, gudang stasiun yang dulu digunakan untuk menyimpan hasil bumi sekarang digunakan untuk lapangan futsal.
Kafe di Bekas Stasiun
©Alfindo.com
Masih berada di jalur yang sama dengan Stasiun Kudus, ada Stasiun Demak. Stasiun ini dulunya memiliki bangunan yang amat besar dan non-aktif bersamaan dengan matinya jalur Semarang-Kudus-Juwana pada 1986. Padahal dulunya peresmian stasiun pada tahun 1921 ini dirayakan dengan pesta yang amat meriah.
Setelah tak beroperasi lagi, bangunan ini pun menjadi terbengkalai dan tak terawat. Tetapi pada 2016, ketika Dirut PT KAI Edi Sukmoro meninjau stasiun tersebut untuk direaktivitas, alangkah terkejutnya ia karena bangunannya ternyata telah berubah menjadi kafe. Karena kejadian itu, sang pemilik kafe dan Edi Sukmoro sempat beradu argumen.
Melansir dari alfido.com, pihak kafe mengaku telah mendapat izin dari PT KAI dengan biaya sewa. Padahal secara hukum tidak boleh ada yang meninggali bangunan itu sama sekali.
Bekas Stasiun Menjadi Terminal
©Wikipedia.org
Stasiun Magelang Kota resmi ditutup bersamaan ditutupnya jalur Yogyakarta-Magelang-Secang pada 1976. Setelah ditutup, kini bekas stasiun itu berubah menjadi Terminal Angkutan Kota Kebonpolo.
Untuk menandai bahwa tempat itu dulunya bekas stasiun, dipajanglah gerbong kayu CR di samping bangunan bekas stasiun. Tetapi gerbong itu telah dipindah ke Stasiun Ambarawa pada 2011.
Kini, bangunan yang tersisa dari Stasiun Magelang Kota hanyalah gudang dan dipo lokomotif di depannya. Gudang itu sekarang telah disewakan oleh sebuah perusahaan kurir. Sementara bangunan asli beserta overcapping yang memayunginya telah hilang tak bersisa.
Taman Kota Bekas Stasiun
©jatengprov.go.id
Stasiun Pati merupakan salah satu stasiun yang berada di lintas Semarang-Juwana. Sama halnya dengan Stasiun Kudus dan Stasiun Demak, stasiun ini tak beroperasi lagi bersamaan dengan matinya jalur Semarang-Juwana.
Setelah mati, stasiun itu kemudian dialihfungsikan sebagai kafe. Sementara itu di dekat stasiun ini dibangun taman kota yang dinamakan Taman Stasiun Puri Pati, untuk menandakan bahwa tempat itu dulunya merupakan bekas stasiun.
Warung Makan Bekas Stasiun
©Wikipedia.org
Stasiun Blora dulunya merupakan stasiun yang ramai. Selain digunakan untuk mengangkut penumpang, stasiun ini juga digunakan untuk mengangkut hasil hutan di Blora untuk dikirim ke berbagai kota di Pulau Jawa.
Selain itu, letak Stasiun Blora cukup strategis karena merupakan persimpangan jalur kereta api ke berbagai arah. Arah utara menuju Rembang, arah barat menuju Purwodadi dan Demak, serta arah timur menuju Cepu.