Suhu Normal Udara dan Perubahannya, Pahami Tanda Global Warming
Sebab, peningkatan suhu normal udara yang terjadi saat ini, menjadi tanda dari fenomena pemanasan global. Dalam hal ini, diperlukan berbagai upaya nyata untuk membantu menurunkan suhu normal udara sehingga bumi tetap layak menjadi tempat tinggal makhluk.
Suhu udara mengacu pada tingkat panas atau dinginnya udara di lingkungan sekitar. Secara umum, tingkat suhu udara di suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari matahari, waktu hari, musim, ketinggian tempat, dan sirkulasi udara.
Peningkatan sinar matahari menyebabkan suhu udara naik, sedangkan malam hari dan kurangnya paparan sinar matahari cenderung membuat suhu udara turun. Dalam beberapa tahun terakhir, jika Anda perhatikan suhu udara dari tahun ke tahun semakin terasa panas. Hal ini, tidak lain karena suhu udara normal telah mengalami perubahan yang meningkat.
-
Mengapa Waduk Jatigede sering surut? Adapun saat ini kondisi Waduk Jatigede memang tengah surut. Kondisi ini sudah terjadi hampir tiap tahun saat musim kemarau panjang.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Apa yang menjadi ancaman utama di 30 kabupaten/kota di Jateng? Memasuki bulan Agustus, potensi kekeringan sudah mulai terlihat pada berbagai tempat. Tak terkecuali di Provinsi Jawa Tengah. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana.
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
Sebagai kondisi yang erat dengan kehidupan sehari-hari, penting bagi Anda untuk mengetahui bagaimana suhu normal udara saat ini. Anda juga perlu mengetahui perubahan suhu normal udara dari beberapa tahun terakhir. Dengan pengetahuan ini, Anda bisa memahami bahwa kondisi bumi sedang tidak baik-baik saja.
Sebab, peningkatan suhu normal udara yang terjadi saat ini, menjadi tanda dari fenomena pemanasan global. Dalam hal ini, diperlukan berbagai upaya nyata untuk membantu menurunkan suhu normal udara sehingga bumi tetap layak menjadi tempat tinggal makhluk. Dari berbagai sumber, berikut penjelasan suhu normal udara, perubahannya, hingga tanda global warming, perlu disimak.
Suhu Normal Udara dan Perubahannya
Dari lama BMKG, dijelaskan bahwa suhu normal udara rata-rata per bulan April 2023 mencapai 27,1 derajat Celcius. Angka ini merupakan hasil pengamatan yang telah dilakukan di 117 stasiun BMKG. Jika dibandingkan suhu normal udara rata-rata periode 1991 – 2020 per bulan April yang mencapai angka 26,9 derajat Celcius, maka suhu yang saat ini terjadi mengalami peningkatan sebanyak 0,2 derajat Celcius.
altair.com
Peningkatan suhu normal udara ini disebut sebagai perubahan tertinggi ke-7 sepanjang periode data pengamatan sejak tahun 1981. Dari pengamatan ini, anomali maksimum terdapat di Stasiun Klimatologi Banten sebesar 1,2 derajat Celcius. Sementara anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Kalimantan Timur (-1.0 °C).
Jika dibandingkan dengan bulan Maret, perubahan suhu normal udara di bulan April ini juga menunjukkan peningkatan positif. Artinya suhu udara sehari-hari di berbagai wilayah di Indonesia semakin panas. Peningkatan suhu terbesar bulan maret tercatat di Stasiun Meteorologi Tarempa, Riau (1.5 °C), sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Mathilda Batlayeri, Maluku Tenggara Barat (-0.7 °C).
Sementara itu, anomali suhu normal udara rata-rata tahunan juga menunjukkan peningkatan. Berdasarkan pantuan dari 91 stasiun pengamatan BMKG, suhu normal udara periode 1991 – 2020 mencapai 26,8 derajat Celcius, dengan suhu udara rata-rata pada tahun 2020 mencapai 27,0 derajat Celcius. Dari catatan, tahun 2022 menempati urutan ke-13 sebagai tahun terpanas.
Tanda Global Warming
Setelah memahami perubahan suhu normal udara dari beberapa tahun terakhir, berikutnya akan dijelaskan hubungannya dengan global warming. Perlu dipahami, bahwa untuk mengetahui kondisi bumi yang mengalami pemanasan secara global membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Pada 1896, sebagian ilmuwan telah mencurigai pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan perubahan komposisi atmosfer pada bumi yang mengakibatkan pemanasan global. Pada 1957, beberapa peneliti mengambil sampel atmosfer puncak gunung Mauna Loa, Hawai, dan membuktikan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi di atmosfer dan menyebabkan pemanasan global.
Kemudian, di akhir 1980-an, beberapa peneliti berhasil mencatat data statistik yang menunjukkan kondisi bumi yang menghangat. Meskipun, penelitian ini masih kurang meyakinkan dan membutuhkan pengamatan lanjutan untuk menguatkan hasil temuan.
Di akhir abad ke 20, beberapa ilmuwan pun berhasil membuktikan bahwa bumi menghangat selama 10 tahun terakhir, tepatnya terjadi di tahun 1980. Setelah tahun 1990 juga tercatat tiga tahun terpanas, dengan 1998 sebagai tahun yang paling panas.
Hingga saat ini, data juga menunjukkan bahwa terus terjadi peningkatan positif pada perubahan suhu udara normal. Di mana dari tahun ke tahun, udara sehari-hari semakin terasa panas. Ini sudah menjadi salah satu tanda terjadinya pemanasan global.
Dengan begitu, penting bagi masyarakat dunia untuk berkomitmen melakukan aksi nyata demi suhu udara yang lebih baik dan terkontrol. Dalam hal ini, pemimpin-pemimpin negara perlu menyepakati perjanjian bersama untuk menurunkan suhu udara dari berbagai aktivitas industri.
Selain itu, masyarakat juga perlu berkontribusi untuk melakukan gaya hidup berkelanjutan. Mulai dari memilih transportasi yang ramah lingkungan, mengutamakan jalan kaki atau naik sepeda jarak dekat, mengelola sampah dengan baik, mengurangi penggunaan sampah sekali pakai, mengurangi konsumsi daging merah, dan sebagainya.
Meski sederhana, namun beberapa konstribusi kecil dari masyarakat, jika dilakukan secara kolektif dan masif, maka akan memberikan dampak perubahan yang besar bagi kesehatan bumi. Dengan begitu, bumi menjadi planet yang layak sebagai tempat tinggal seluruh makhluk hidup yang ada.