Tak Pernah Berorasi Secara Terbuka, Ini Kisah di Balik Foto Heroik Bung Tomo
Salah satu potret Bung Tomo yang sedang berorasi merupakan foto ikonik legendaris yang kerap kali muncul dalam momen Hari Pahlawan. Namun sesungguhnya, Bung Tomo tidak pernah berorasi di lapangan terbuka kecuali saat kampanye pemilu tahun 1955. Lalu pada momen apa foto legendaris itu dibuat?
Sutomo, atau lebih akrab disapa Bung Tomo, merupakan tokoh di balik Pertempuran 10 November di Surabaya. Dalam perang itu, Bung Tomo turut berperan dengan mengobarkan semangat rakyat Surabaya dan para pejuang Indonesia.
Sosoknya pun juga dikenal sebagai tokoh yang penuh semangat saat berorasi. Salah satu potret Bung Tomo yang sedang berorasi merupakan foto ikonik legendaris yang kerap kali muncul dalam momen Hari Pahlawan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dalam foto itu, Bung Tomo tampak melotot dan dengan pakaian perangnya seperti sedang berpidato dengan garang di depan pengeras suara sambil mengacungkan jari telunjuk. Sementara itu di belakangnya tampak payung bergaris-garis yang seolah menjadi pelindung mimbar tempatnya berorasi.
Namun sesungguhnya, Bung Tomo tidak pernah berorasi di lapangan terbuka kecuali saat kampanye pemilu tahun 1955. Selama pertempuran itu, dia lebih banyak mengobarkan semangat para pejuang dengan pidato yang disiarkan melalui radio. Hal inilah yang diungkapkan Sejarawan Universitas Airlangga (Unair) Purnawan Basundoro.
Lalu pada momen apa foto legendaris itu dibuat? Apakah foto itu ada kaitannya secara langsung dengan Pertempuran 10 November? Berikut penuturan penjelasan lengkap Sejarawan Unair.
Foto Diambil di Hotel
©wordress.com
Menurut Purnawan, foto tersebut diambil setelah pertempuran 10 November terjadi, yaitu ketika Bung Tomo sedang berada di Malang pada tahun 1947. Selain itu, pose orasi itu hanyalah hasil pengarah gaya yang mengambil foto. Sementara payung di belakangnya merupakan payung yang berada di hotel.
Dalam foto terlihat Bung Tomo mengenakan pakaian selayaknya baju militer. Purnawan mengatakan, saat foto diambil, Bung Tomo belum berpangkat militer.
“Bung Tomo baru diberi pangkat militer tahun 1950-an. Sebelumnya sipil murni,” ungkap Purnawan dikutip dari Liputan6.com.
Menggambarkan Perjuangan Bung Tomo
©2020 Merdeka.com/strategi.id
Walaupun tak terkait langsung dengan peristiwa 10 November, potret itu menjadi sangat ikonik dan bernilai tinggi hingga saat ini. Hal itu tak lepas dari peran Bung Tomo yang sangat penting di Surabaya. Menurut Purnawan, foto itu sangat menggambarkan peran perjuangan Bung Tomo.
“Bung Tomo adalah seorang tokoh dan foto tersebut sangat merepresentasikan peran dia di Surabaya. Mengacu pada suara pidatonya yang hebat dan menggelora,” ungkap Purnawan dikutip Merdeka.com dari Liputan6.com pada Senin (9/11).