Terletak di Pesisir Pantai, Ibu-Ibu di Desa Ini Buat Batik dari Pohon Mangrove
Selain melindungi dari bencana alam, dari sisi ekonomi pohon mangrove juga banyak manfaatnya. Manfaat dari mangrove itulah yang disadari betul oleh kelompok ibu-ibu asal Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Pemalang. Mereka mengolah pohon mangrove yang berada di pesisir pantai untuk dijadikan produk batik.
Indonesia merupakan negara dengan wilayah hutan mangrove terluas di dunia. Keberadaan hutan mangrove di Indonesia terletak di pesisir-pesisir pantai maupun di muara sungai. Keberadaan hutan ini banyak manfaatnya, di antaranya bisa melindungi garis pantai dari abrasi dan meredam gelombang besar tsunami.
Selain melindungi dari bencana alam, dari sisi ekonomi pohon mangrove juga banyak manfaatnya. Manfaat dari mangrove itulah yang disadari betul oleh kelompok ibu-ibu asal Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Pemalang.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Ini di tangan kami sekarang ada batik mangrove, batik unggulan dari Desa Mojo. Pewarnaan untuk batik ini menggunakan pewarna alami dari mangrove,” kata Hepi Suparti, Tim Penggerak PKK Desa Mojo, mengutip dari kanal YouTube Bareng Masagung.
Lalu bagaimana cara pengolahan mangrove yang kemudian dijadikan batik itu? Berikut selengkapnya:
Gunakan Pewarna dari Mangrove
©YouTube/BarengMasagung
Hepi mengatakan, batik yang ia olah bersama ibu-ibu PKK Desa Mojo itu menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan dari mangrove seperti pada bagian akar, batang, buah, dan bunga.
“Pembuatan batik kami masih dengan teknik manual, yaitu menggambar dengan pensil. Kami juga membuat gambar sendiri. Kami mencetak di kain serta kami masih proses pencantingan,” tutur Hepi.
Punya Motif Khas
©YouTube/BarengMasagung
Hepi mengatakan, batik dari mangrove khas Desa Mojo punya motif khas pesisir seperti motif mangrove, motif ikan, motif kepiting, dan motif cumi-cumi. Walau memiliki keunikan baik dari segi bahan maupun motif yang tidak dimiliki batik-batik di daerah lain, Hepi mengakui bahwa pemasaran produk yang ia buat masih terbatas.
“Untuk saat ini pemasaran kami masih sangat terbatas karena kami hanya membuat batik untuk kalangan sendiri dan masih kami tawarkan ke dinas-dinas terkait saja. Ke depannya kami perlu memperluas batik kami biar bisa dikenal banyak orang dan dinikmati semua kalangan,” ungkap Hepi.
Produk Andalan Pemalang
©YouTube/BarengMasagung
Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo, mengatakan bahwa batik yang dibuat oleh ibu-ibu PKK di Desa Mojo sangat ramah lingkungan. Ia pun menambahkan bahwa batik mangrove merupakan salah satu produk andalan Pemalang.
“Saya ucapkan selamat dan sukses untuk ibu-ibu PKK, dan kita akan bersama-sama menjadikan ini sebagai produk andalan Pemalang. Mari kita sama-sama peduli dan bangga Pemalang,” seru pria yang biasa dipanggil Agung itu, mengutip dari kanal YouTube Bareng Masagung.