Turbulensi adalah Guncangan pada Tubuh Pesawat,Ketahui Penyebabnya
Turbulensi menjadi salah satu kondisi yang kerap ditakuti oleh para penumpang pesawat. Padahal, turbulensi adalah kondisi biasa saja dalam sebuah pesawat terbang.
Setiap ada kejadian kecelakaan pesawat, banyak orang merasa takut saat ingin naik pesawat. Terlebih bagi orang yang sama sekali belum pernah naik pesawat, tak jarang mereka merasa khawatir atau cemas saat ingin melakukan penerbangan. Namun jangan khawatir, ada banyak cara mengatasi rasa takut naik pesawat yang bisa dilakukan.
Melansir dari Travel and Leisure, ada beberapa penyebab seseorang takut naik pesawat, seperti aviophobia atau rasa takut berlebihan dan pengalaman traumatis. Adapun faktor aviophobia kerap dipicu karena sering mendengar berita kecelakaan pesawat atau mendengar pengalaman orang lain saat naik pesawat. Sedangkan, faktor pengalaman traumatis bisa disebabkan karena sering mengalami turbulensi selama penerbangan.
-
Kenapa turbulensi sering dialami pesawat? Berdasarkan catatan dari Aminarno Budi Pradana, seorang dosen di salah satu sekolah penerbangan di Indonesia, turbulensi termasuk kejadian yang paling sering dialami oleh para penerbang.
-
Apa sebenarnya turbulensi di pesawat? Turbulensi pada pesawat adalah gangguan udara yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, terutama pola cuaca yang tidak stabil.
-
Kapan biasanya turbulensi terjadi di pesawat? Turbulensi sendiri dapat dirasakan sebagai guncangan pada tubuh pesawat dan bisa memicu penumpang terluka hingga korban jiwa.
-
Bagaimana penumpang pesawat bisa terluka saat turbulensi? Ilham menjelaskan bahwa saat turbulensi, banyak benda bisa menjadi terlempar ke udara, seperti alat-alat makan yang dibawa oleh awak kabin. Benda-benda tersebut bisa mengenai penumpang dan awak kabin sehingga menimbulkan luka.
-
Bagaimana pilot menghadapi turbulensi? Pilot biasanya akan mengetahui kapan mereka akan mengalami turbulensi berdasarkan laporan cuaca dan radar.
-
Apa itu turbulensi yang terjadi di pesawat Singapore Airlines SQ321? Turbulensi yang terjadi pada pesawat Singapore Airlines SQ321 dalam penerbangan dari London menuju Singapura menjadi turbulensi hebat.
Turbulensi menjadi salah satu kondisi yang kerap ditakuti oleh para penumpang pesawat. Padahal, turbulensi adalah kondisi biasa saja dalam sebuah pesawat terbang.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan turbulensi? Simak ulasannya yang merdeka.com rangkum dari Travel and Leisure dan Nasa:
Mengenal Turbulensi
© BBC.com
Banyak orang yang mengaku panik dan takut saat pesawat mengalami turbulensi. Tak jarang orang berpikiran bahwa turbulensi adalah sesuatu yang menakutkan. Namun, ternyata turbulensi tidak seberbahaya seperti apa yang orang pikirkan.
Dalam dunia aviasi, turbulensi adalah kondisi yang biasa terjadi. Hal ini karena kecepatan udara berubah, sehingga guncangan pada tubuh pesawat tidak bisa dihindari. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab turbulensi, seperti perbedaan temperatur, densitas udara yang berbeda, dan stabilitas udara.
Saat terjadi turbulensi, hindari pikiran-pikiran negatif, seperti kecelakaan. Pasalnya, saat terjadi turbulensi dan seseorang tidak mampu berpikir positif, bisa mengalami rasa panik yang berlebihan. Sehingga, hal ini justru bisa mengganggu kesehatan mental.
Penyebab Turbulensi
Turbulensi adalah kondisi ketika pesawat mengalami goncangan akibat udara yang bergejolak di atmosfer. Biasanya, turbulensi terjadi ketika kondisi cuaca sedang buruk. Kendati begitu, turbulensi juga dapat terjadi ketika cuaca dalam kondisi cerah.
Turbulensi dapat berbentuk karena beberapa faktor, seperti perbedaan temperatur, densitas udara berbeda, dan stabilitas udara. Selain itu, turbulensi juga bisa terjadi karena pesawat terbang itu sendiri, seperti sayap yang bisa menimbulkan turbulensi ketika melewati udara. Biasanya, hal tersebut juga dapat memengaruhi turbulensi.
Macam-macam Turbulensi
©2015 Merdeka.com
Dalam dunia penerbangan, ada beberapa jenis turbulensi, yang mana masing-masing memiliki penyebab yang berbeda-beda, berikut penjelasannya:
Aerodynamic Turbulence
Aerodynamic turbulence atau turbulensi aerodniamika bisa terjadi melalui gerakan pesawat saat terbang di udara. Pesawat yang terbang di posisi belakang atau sampingnya juga berpotensi terkena turbulensi ini. Semakin besar ukuran pesawat, semakin besar juga efek turbulensi ini.
Mechanical Turbulence
Mechanical turbulence adalah turbulensi mekanis yang disebabkan oleh pergerakan arus udara permukaan yang terhalang oleh struktur fisik, seperti gunung, bangunan tinggi, dan lainnya. Kondisi ini akan menyebabkan arah aliran udara menyebar ke samping, ke atas atau bahkan berputar. Jenis turbulensi ini memengaruhi lapisan atmosfer sampai dengan sekitar 6000 meter di atas permukaan laut.
Shear Turbulence
Shar turbulence atau turbulensi geseran disebabkan oleh adanya perubahan arah angin secara mendadak. Kondisi ini terjadi ketika angin berubah baik secara vertikal maupun horisontal dalam jarak dekat. Turbulensi ini terjadi sepanjang perbatasan antara dua aliran udara yang bergerak berlawanan arah.
Thermal Turbulence
Thermal turbulence atau turbulensi panas biasanya terjadi pada ketinggian 6.000 meter sampai 30.000 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini terjadi ketika suhu udara yang hangat dari permukaan bumi naik ke udara dan berbenturan dengan udara yang lebih dingin di atmosfer.
Udara yang lebih hangat dan tidak stabil akan naik dan udara yang dingin akan turun. Kondisi ini terjadi karena udara yang lebih hangat memiliki densitas yang lebih rendah dan akan naik ke atas lapisan yang lebih ringan.
Saat arus udara ini membentur suatu pesawat, akan terjadi guncangan yang cukup hebat. Biasanya, jenis turbulensi ini terjadi pada tengah malam, ketika suhu udara permukaan telah menghangat sampai pada suhu maksimum.