Turunnya Hujan Bisa Pengaruhi Suasana Hati Seseorang, Waspadai Dampaknya Jika Berlarut-larut
Cuaca yang kelam dan hujan bisa memengaruhi suasana hati seseorang dan menimbulkan dampak.
Hujan yang turun membawa kesejukan, tapi bagi sebagian orang, cuaca ini justru menjadi pemicu perubahan suasana hati. Melankolis, sedih, hingga galau kerap menyelimuti saat langit mendung dan hujan mengguyur. Fenomena ini bukan sekadar mitos, tetapi didukung oleh berbagai kajian psikologi yang menunjukkan hubungan erat antara cuaca dan mood seseorang.
Menurut psikolog klinis dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, suasana hati yang dipengaruhi oleh hujan merupakan hal yang umum terjadi. “Musim hujan memang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang, dan ada banyak penelitian serta literatur psikologi yang telah membahas hubungan antara cuaca dan mood,” ujarnya dilansir dari Antara.
-
Apa efek hujan bagi hati? Hujan gerimis di malam hari, Membawa damai di dalam hati.
-
Gimana cara mengatasi perasaan saat hujan? 'Alihkan perhatianmu saat hujan agar tidak ingat mantan dengan menonton drakor sambil makan mi rebus yang masih di dalam panci.'
-
Bagaimana hujan bikin galau? Hujan mungkin membuat Anda ingin tetap berada di kamar dan menutup badan dengan selimut, tapi hal ini justru membatasi cahaya yang masuk ke rumah. Sejumlah studi menemukan bahwa paparan cahaya bisa meningkatkan serotonin, senyawa yang menimbulkan rasa bahagia.
-
Apa yang bikin galau di musim hujan? Maka dari itu, tidak ada sinar matahari pun menjadi salah satu alasan seseorang menjadi sedih dan galau di saat musim hujan. Hal ini bisa secara nyata dilihat di negara barat. Pada bulan Juni di sana terjadi musim panas dan menjadi masa orang paling ceria. Sebaliknya, di musim dingin, menjadi masa orang-orang mudah depresi.
-
Dampak apa aja dari cuaca panas ke emosi? Cuaca panas dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat mempengaruhi fungsi otak dan kognisi sehingga perasaan mudah marah dan frustasi bermunculan.
-
Kenapa hujan bikin galau? Cuaca buruk dapat membuat mood seseorang menjadi negatif, seperti yang ditemukan pada salah satu penelitian dalam jurnal Science. Menurut penelitian tersebut, sekitar sembilan persen orang tergolong dalam kelompok orang-orang yang membenci hujan. Kelompok ini merasa lebih mudah marah dan kurang bahagia saat curah hujan sedang tinggi-tingginya.
Kasandra menjelaskan, salah satu penyebab utama adalah penurunan paparan cahaya matahari selama musim hujan. Hal ini berdampak pada berkurangnya produksi serotonin, neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati. Kekurangan serotonin dapat memicu perasaan melankolis hingga depresi.
Selain itu, hujan sering membatasi aktivitas luar ruangan dan mengurangi kesempatan untuk bersosialisasi atau berolahraga. Situasi ini dapat memunculkan rasa kesepian dan kebosanan, yang pada akhirnya memperburuk suasana hati. “Suasana yang tidak ceria ini dapat mempengaruhi cara seseorang merasakan dan memproses emosi mereka,” tambah Kasandra.
Kenangan dan Emosi yang Terkait Hujan
Bagi sebagian orang, hujan membawa memori tertentu yang dapat memicu emosi tertentu. Persepsi individu terhadap cuaca menjadi faktor yang memperkuat dampak hujan terhadap suasana hati. Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman emosional negatif yang terkait dengan hujan mungkin lebih rentan merasa sedih atau cemas saat cuaca buruk.
Gangguan afektif musiman atau Seasonal Affective Disorder (SAD) juga menjadi salah satu kondisi yang dipicu oleh musim hujan. SAD adalah gangguan suasana hati yang terjadi akibat perubahan musim, terutama pada musim hujan atau dingin. “Ini adalah kondisi di mana perubahan musim, terutama saat musim dingin, menyebabkan depresi,” jelas Kasandra.
Waspadai Dampaknya Jika Berlarut-larut
Perasaan sedih yang muncul berulang kali saat hujan dapat memberikan dampak buruk, baik secara mental maupun fisik, jika tidak ditangani. Kasandra mengingatkan bahwa perasaan negatif yang berkepanjangan bisa menjadi tanda awal dari depresi atau bahkan berkembang menjadi SAD.
“Isolasi sosial dapat memperburuk perasaan kesepian dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental,” ungkapnya. Rasa sedih yang terus-menerus juga dapat menurunkan motivasi seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk pekerjaan dan interaksi sosial.
Dampak lain yang sering timbul adalah rasa cemas yang berkaitan dengan ketidakpastian akibat cuaca. Kasandra menyarankan agar individu yang merasa sedih atau cemas berkepanjangan segera mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater, untuk mendapatkan terapi yang tepat.
Cara Mengatasi Perasaan Sedih Saat Hujan
Meski cuaca tidak dapat diubah, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengelola suasana hati saat hujan. Kasandra memberikan beberapa saran praktis untuk mengalihkan perhatian dari perasaan negatif. Membaca buku favorit atau menonton film bergenre komedi dapat menjadi pelarian yang efektif.
Aktivitas fisik seperti yoga atau pilates di dalam ruangan juga dapat membantu meningkatkan produksi endorfin, hormon yang memicu perasaan bahagia. Selain itu, menggambar, melukis, atau mendengarkan musik bisa menjadi cara lain untuk mengekspresikan emosi dan memperbaiki suasana hati.
“Meditasi dan teknik pernapasan juga dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan kesehatan mental,” ujarnya. Bagi individu yang mengalami SAD, terapi cahaya bisa menjadi pilihan untuk mengurangi gejala depresi.
Selain melakukan aktivitas mandiri, dukungan dari keluarga dan teman sangat penting untuk membantu individu yang merasa terpuruk saat musim hujan. Interaksi sosial yang positif dapat mengurangi rasa isolasi dan membantu membangun kembali suasana hati yang lebih baik.
Hujan tidak harus menjadi alasan untuk merasa terpuruk. Dengan langkah yang tepat, suasana hati dapat tetap terjaga meski langit mendung dan hujan turun. Yang terpenting, waspadailah dampaknya jika perasaan sedih berlangsung terlalu lama. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.