5 Komplikasi Akibat Hipertensi yang Penting Diwaspadai, Sebabkan Penyakit Serius
Hipertensi memiliki penyakit penyerta yang serius seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal.
Hipertensi memiliki penyakit penyerta yang serius seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal.
5 Komplikasi Akibat Hipertensi yang Penting Diwaspadai, Sebabkan Penyakit Serius
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan kondisi medis yang sering kali diabaikan namun dapat memiliki dampak serius pada kesehatan. Meskipun tanpa gejala yang jelas, hipertensi dapat menyebabkan sejumlah komplikasi yang merugikan. Salah satu dampak yang paling umum adalah kerusakan pembuluh darah.
Tingginya tekanan darah dapat merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis, dan memicu pembentukan bekuan darah. Kondisi ini dapat menghambat aliran darah, mengakibatkan berbagai komplikasi seperti serangan jantung dan stroke.
Selain itu, hipertensi juga dapat memberikan beban ekstra pada organ vital seperti jantung dan ginjal. Jantung yang terus-menerus bekerja keras untuk memompa darah melawan tekanan tinggi dapat mengalami hipertrofi ventrikel kiri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
-
Siapa saja yang berisiko terkena hipertensi? Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Sehingga, saat orang tua memiliki riwayat hipertensi maka hal itu berpotensi menurun pada anak.
-
Kapan seseorang disebut mengalami hipertensi? Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg.
-
Bagaimana hipertensi bisa memicu aneurisma otak? Kondisi hipertensi membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih rentan terhadap perubahan tekanan mendadak. Lonjakan tekanan darah yang tiba-tiba, misalnya saat seseorang batuk keras atau sedang mengejan saat buang air besar, dapat menyebabkan pecahnya aneurisma.
Ginjal yang terpapar tekanan darah tinggi juga dapat mengalami kerusakan progresif, mengarah pada penyakit ginjal kronis. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol tekanan darah secara teratur agar dapat mencegah komplikasi yang berpotensi fatal ini.
Tak hanya berdampak pada organ dalam, hipertensi juga dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Gejala seperti sakit kepala, kelelahan, dan sesak napas dapat menjadi penghambat aktivitas sehari-hari. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai beberapa komplikasi akibat hipertensi yang umum terjadi, dilansir dari berbagai sumber.
1. Stroke
Salah satu komplikasi serius yang dapat timbul sebagai akibat dari hipertensi adalah stroke. Tingginya tekanan darah dapat merusak pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko terjadinya perdarahan atau sumbatan pada pembuluh darah otak.
Perdarahan otak atau hemoragik stroke dapat terjadi ketika dinding pembuluh darah pecah, sedangkan iskemik stroke terjadi ketika ada sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak. Kedua jenis stroke ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen dan berdampak serius pada fungsi tubuh.
Hipertensi meningkatkan risiko stroke karena tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di otak dan memicu terbentuknya bekuan darah. Dengan mengendalikan tekanan darah melalui perubahan gaya hidup sehat dan penggunaan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya stroke dan menjaga kesehatan otak.
Kesadaran akan hubungan erat antara hipertensi dan stroke penting agar masyarakat dapat mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan guna menghindari komplikasi serius ini.
2. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah komplikasi akibat hipertensi kedua yang umum terjadi. Kondisi ini berkembang akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal, yang pada gilirannya menghambat kemampuan organ ini untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah.
Proses ini dapat memicu perkembangan penyakit ginjal kronis, yang secara progresif merusak struktur dan fungsi ginjal.
Seiring waktu, ginjal yang terkena tekanan darah tinggi dapat mengalami sklerosis atau pengerasan jaringan, menghambat kemampuannya untuk berfungsi dengan optimal.
Gagal ginjal yang disebabkan oleh hipertensi dapat mengarah pada berbagai gejala, termasuk penumpukan cairan dalam tubuh, tekanan darah tinggi lebih lanjut, dan gangguan elektrolit. Penting untuk mengontrol tekanan darah secara teratur dan menjalani pemeriksaan kesehatan rutin guna mendeteksi dini masalah ginjal.
3. Penyakit Jantung
Komplikasi akibat hipertensi yang ketiga adalah penyakit jantung. Hipertensi diketahui dapat merusak dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dalam arteri yang dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.
Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah yang sempit, yang dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri atau pembesaran dinding ventrikel kiri jantung. Pembesaran ini tidak hanya meningkatkan risiko gagal jantung, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung atau aritmia.
Selain itu, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, di mana jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien, menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru dan kaki.
Oleh karena itu, pengelolaan tekanan darah melalui perubahan gaya hidup sehat, penggunaan obat-obatan yang diresepkan, dan pemantauan secara teratur sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yang dapat timbul akibat hipertensi, terutama dalam konteks risiko penyakit jantung.
4. Gangguan Penglihatan
Hipertensi juga diketahui dapat merusak pembuluh darah halus di mata, yang dapat mengakibatkan retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi adalah kondisi di mana pembuluh darah di retina mengalami perubahan atau kerusakan, sehingga memengaruhi kemampuan mata untuk menerima cahaya dan mentransmisikannya ke otak.
Pada tahap awal, Anda mungkin tidak merasakan gejala, tetapi seiring retinopati berkembang, dapat timbul masalah penglihatan seperti penglihatan kabur, bintik-bintik hitam, atau bahkan kehilangan penglihatan.
Selain retinopati, hipertensi juga dapat menyebabkan glaukoma, yaitu peningkatan tekanan di dalam mata yang dapat merusak saraf optik. Glaukoma biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi dapat menyebabkan hilangnya bidang penglihatan perifer dan, jika tidak diobati, dapat mengakibatkan kebutaan permanen.
Oleh karena itu, penting untuk mengontrol tekanan darah secara teratur dan menjalani pemeriksaan mata rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi.
5. Perubahan Kognitif
Hipertensi tidak hanya berdampak pada organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan mata, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan perubahan kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak dan meningkatkan risiko terjadinya penurunan fungsi kognitif serta perkembangan penyakit Alzheimer atau demensia vaskular.
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis, di mana penumpukan plak pada dinding pembuluh darah otak dapat menghambat aliran darah dan memberikan dampak negatif pada sel-sel saraf.
Selain itu, hipertensi juga dapat memicu peradangan dan stres oksidatif, yang dapat merusak struktur dan fungsi otak. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan kemampuan kognitif, seperti kesulitan dalam memori, pemahaman, dan konsentrasi.
Penting untuk diingat bahwa pengelolaan tekanan darah melalui perubahan gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko perubahan kognitif yang terkait dengan hipertensi.