Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"
Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."
Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"
Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si bego itu kembali menelepon saya..."
2. Soal yang Mudah
Suatu hari ketika ulangan akhir semester ganjil di SD Sukadana sedang berlangsung, Bu Indri sedang mengawasi mereka.
Ujian sudah dimulai sejak 20 menit yang lalu dan suasana ruangan terlihat tegang. Bu Indri pun berkeinginan untuk membuat suasana kelas menjadi lebih rileks.
Bu Indri: 'Bagaimana anak-anak, mudah bukan soalnya?"
Murid-murid: "Mudah kok, mudah banget malah bu Guru."
Bu Indri: "Syukur Alhamdulillah jika memang gampang-gampang semua."
Ridwan: "Mudah sih Bu soalnya, tetapi jawabannya susah."
Bu Indri: "Kok bisa sih, emang kamu tidak belajar apa Ridwan?"
Imam: "Kalau Ridwan sih gak pernah belajar bu, lha tiap malam mengajak mabar Mobile Legend."
Bu Indri: "Pantasan."
3. Kipas Angin di Sekolah
Di sekolah ternama di suatu kota yang terkenal dengan murid-muridnya yang pandai, sudah terdapat fasilitas sekolah yang memadai yang dapat mendukung proses belajar mengajar.
Setiap ruang kelas sudah dilengkapi LCD, kipas angin, lampu, bahkan ada WiFi pula (walaupun agak sedikit lemot) serta tentunya kipas angin yang bisa memberikan kesegaran di kelas itu.
Di suatu siang hari yang panas, di sekolah itu tepatnya di ruang kelas IPA 3, ada seorang anak jurusan IPS bernama Anu yang sedang menerima pelajaran Bahasa Indonesia, (memang kedengarannya membingungkan, ya tapi itulah kurikulum yang sedang diterapkan saat itu). Di ruang itu udaranya sangat panas, untung saja ada kipas angin di kelas itu.
Lalu Anu segera menyalakannya. Saat tombolnya mulai diputar, kipas angin itu mulai bergerak, pelan-pelan, tapi pasti dan lama kelamaan bertambah kecepatannya, anehnya udaranya masih tetap panas.
Setelah dilihat dengan cermat, ternyata tidak ada udara yang berembus dari kipas angin itu. Hanya kipas anginnya saja yang memutar, sedangkan baling-balingnya tetap diam.
Suasana kelas menjadi gaduh seketika, murid-murid tertawa terbahak-bahak melihat hal itu. Pelajaran bahasa Indonesia kembali berlangsung dan mereka hanya bisa pasrah sambil berkipas-kipas ria dengan buku bahasa Indonesia.
4. Bersedekah
Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak muda.
"Nak, minta sedekahnya, Nak," pinta si pengemis tersebut.
Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang tersebut kepada sang pengemis tua sambil berkata,
"Kembali lima ribu ya, Pak!" pinta pemuda tersebut.
Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang kembalian,
"Ini, Nak, kembaliannya silakan diambil."
"Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak," ucap pemuda tersebut keheranan.
"Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah."
5. Bebas Hukuman
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru tanya, Bu!"
Ibu Guru: "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Pul?"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Ibu Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Pul."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Ibu Guru: "Ooohhh…. dasar bocah gendheng!"