9 Keunikan Suku Bawean di Gresik, Tak Pernah Melepas Kunci Motor
Orang-orang Bawean memiliki sejumlah ciri khas yang unik. Mulai dari tradisi merantau ke luar daerah bahkan luar negeri. Hingga tidak pernah melepas kunci motor di tempat-tempat publik.
Salah satu suku bangsa di Jawa Timur yang memiliki banyak kekhasan adalah Suku Bawean. Orang-orang Bawean tinggal di Pulau Bawean yang secara administratif menjadi bagian dari Kabupaten Gresik.
Dihimpun dari berbagai sumber, orang-orang Bawean memiliki sejumlah ciri khas yang unik. Mulai dari tradisi merantau ke luar daerah bahkan luar negeri. Hingga tidak pernah melepas kunci motor di tempat-tempat publik.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan Topeng Jawa? Topeng Jawa tradisional merupakan bagian penting dari seni pertunjukan tradisional di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
-
Apa hubungan antara burung gagak hitam dan kematian di Jawa Timur? Dalam Primbon Jawa, burung gagak hitam erat kaitannya dengan kematian. Konon katanya, apabila terdengar bunyi kicauan burung tersebut menjelang waktu ibadah magrib, maka akan menjadi pertanda kematian.
-
Kenapa rawon dianggap penting dalam budaya Jawa Timur? Masyarakat kerap menyajikannya dalam upacara keagamaan atau perayaan penting, menegaskan bahwa rawon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi Jawa Timur.
1. Didominasi Perempuan
theepochtimes.com
Dikutip dari seton.uii.ac.id, Pulau Bawean terkenal dengan sebutan Pulau Putri. Sebutan ini dilatarbelakangi oleh penduduk pulau yang didominasi kaum perempuan.
Sementara para laki-laki merantau ke luar daerah bahkan luar negeri untuk mencari penghidupan. Merantau sendiri merupakan tradisi penting dan tak terpisahkan dari kehidupan orang Bawean sejak zaman dulu kala.
2. Kebiasaan Merantau
©shutterstock.com/Rob Wilson
Kebiasaan merantau yang dilakukan orang Bawean terjadi sejak ratusan tahun lalu. Saat Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda, banyak orang Bawean yang sudah merantau ke berbagai daerah dan negara.
Penduduk Pulau Bawean umumnya menyebut diri mereka sebagai Orang Bawean atau Orang Babian. Tetapi di tanah rantau, mereka menyebut dirinya sebagai Orang Boyan.
Kata “Boyan” merujuk pada pengucapan kolonial Eropa yang menyebut “Bawean” menjadi “Boyan”.
3. Orang Bawean di Singapura
©AFP PHOTO
Di antara orang-orang Melayu di Singapura, suku Bawean menjadi salah satu komunitas yang penting. Mereka sudah merantau ke Singapura sejak abad ke-19.
Dikutip dari seton.uii.ac.id, pada masa-masa awal, banyak dari mereka mendapatkan pekerjaan sebagai pengemudi dan pelatih kuda. Mereka tinggal di rumah-rumah komunal yang disebut pondok.
Sampai saat ini, banyak orang Bawean yang masih mempertahankan ikatan dengan kerabat mereka di Pulau Bawean. Meskipun sebagian besar generasi muda belum mengunjungi moyangnya itu.
4. Bahasa Kreol yang Unik
©Pixabay
Suku Bawean memiliki tradisi dan bahasa yang unik. Bahkan susah disamakan dengan suku lain seperti Jawa dan Madura.
Bahasa lokal mereka bernama Bahasa Kreol. Sebuah bahasa yang diturunkan dari banyak bahasa sebagai akibat dari adanya hubungan sosial yang tinggi.
Beberapa kata dalam Bahasa Bawean menggunakan Bahasa Madura dan Bahasa Jawa. Dalam pulau yang tak begitu luas, bahasa yang beraneka ragam banyak digunakan.
Terbentuknya Bahasa Kreol diduga dilatarbelakangi oleh tradisi merantau yang dilakukan orang-orang Bawean. Para perantau yang kembali ke Pulau Bawean membawa kata-kata baru yang lambat laun diadopsi menjadi bahasa lokal.
5. Orang Bawean di Autralia
Instagram @ima_digital ©2020 Merdeka.com
Australia merupakan salah satu tujuan perantauan Suku Bawean di masa silam. Mereka memulai ekspedisi ke dua negara tersebut pada tahun 1887.
Di antara mereka, banyak yang menyebar di Australia bagian barat. Mereka bahkan menetap dan menghasilkan keturunan di sana.
Sampai saat ini, keturunan Suku Bawean masih ada di Autralia. Bahkan menjadi warga negara resmi di negeri Kanguru itu.
6. Orang Bawean di Vietnam
©2019 Merdeka.com/Free Images
Sementara itu, orang Bawean yang merantau ke Vietnam banyak menyebar di daerah ibu kota. Mereka bekerja sebagai sopir dan tukang kebun. Hingga memiliki rumah dan memutuskan menetap di sana.
Saat ini keturunan Suku Bawean banyak yang tinggal di distrik 1 Kota Ho Chi Minh. Kawasan permukiman tersebut didominasi oleh penduduk yang beragama islam.
7. Orang Bawean di Malaka
©2020 Merdeka.com/pxhere.com/@Bushcat
Dihimpun dari berbagai sumber, pada tahun 1849 orang Bawean mulai berlayar ke Malaka dan menetap di sana sebagai pekerja. Saat itu, Indonesia masih dijajah Belanda.
Di Malaka, mereka bekerja sebagai sopir dan tukang kebun. Orang Bawean dikenal masyarakat Malaka karena keahliannya mengurus kebun.
8. Ramai-ramai ke Dermaga
©2020 Merdeka.com/pixabay.com
Salah satu kebudayaan unik orang Bawean yakni mengantarkan kerabat atau tetangga yang akan pergi jauh. Biasanya nyaris semua orang di desa yang bersangkutan mengantar orang yang akan merantau atau melanjutkan sekolah dalam jangka waktu yang lama.
Mereka berbondong-bondong menuju dermaga. Tempat di mana calon perantau akan dilepas kepergiannya.
9. Tak Pernah Melepas Kunci Motor
©2012 Merdeka.com
Kebiasaan lain yang tak kalah unik berkaitan dengan kunci motor. Banyak orang di Bawean yang membiarkan kunci motornya tetap menancap.
Banyak motor di depan rumah atau bahkan di sawah sekalipun yang kuncinya tidak dilepas. Mereka meyakini Pulau Bawean adalah tempat tinggal yang aman, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.