Alzheimer adalah Gangguan Penurunan Fungsi Otak, Ketahui Penyebab dan Risikonya
Penyakit Alzheimer adalah gangguan otak progresif yang tidak dapat disembuhkan, yang perlahan-lahan menghancurkan ingatan dan keterampilan berpikir. Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer adalah gangguan otak progresif yang tidak dapat disembuhkan, yang perlahan-lahan menghancurkan ingatan dan keterampilan berpikir. Alzheimer pada akhirnya akan menghambat kemampuan penderitanya untuk melakukan tugas-tugas yang paling sederhana. Pada kebanyakan penderita Alzheimer, gejala pertama kali muncul pada usia pertengahan 60-an.
Alzheimer adalah penyebab demensia paling umum di antara orang dewasa yang lebih tua. Demensia adalah hilangnya fungsi kognitif seperti berpikir, mengingat, dan bernalar—dan kemampuan perilaku sedemikian rupa sehingga mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari seseorang, mengutip dari National Institute on Aging.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit Alzheimer? Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan kemampuan berpikir.
-
Siapa yang menemukan Penyakit Alzheimer? Penyakit ini dinamai berdasar nama dokter Jerman, Alois Alzheimer, yang pertama kali mendeskripsikannya pada tahun 1906.
-
Mengapa penyakit ini dinamai Alzheimer? Nama Alzheimer diberikan untuk menghormati Alois Alzheimer, yang telah mengidentifikasi salah satu kasus demensia.
-
Bagaimana Alzheimer mengidentifikasi penyakit ini? Dalam laporannya, Alzheimer menyatakan bahwa ia telah mengidentifikasi 'penyakit luar biasa pada korteks serebral', yang menyerang seorang wanita bernama Auguste D. Penyakit tersebut telah menyebabkan gejala kehilangan ingatan, disorientasi, dan halusinasi hingga kematian Auguste, di usia lima puluh tahun.
-
Siapa yang berisiko terkena penyakit Alzheimer? Meskipun tidak semua penyebab penyakit Alzheimer diketahui, para ahli mengetahui bahwa sebagian kecil terkait dengan mutasi tiga gen, yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
-
Siapa saja yang bisa terkena penyakit Alzheimer? Meskipun penyakit ini memang umum terjadi pada individu berusia di atas 65 tahun, terdapat juga kasus Alzheimer dini yang menyerang orang-orang berusia antara 30 hingga 60 tahun.
Tingkat keparahan demensia berkisar dari tahap yang paling ringan, mulai dari yang baru mulai memengaruhi fungsi seseorang, hingga tahap yang paling parah, ketika orang tersebut harus bergantung sepenuhnya pada orang lain untuk melakukan aktivitas dasar pada kehidupan sehari-hari.
Penyebab demensia bisa bermacam-macam, bergantung pada jenis perubahan otak yang mungkin terjadi. Demensia lain termasuk demensia tubuh Lewy, gangguan frontotemporal, dan demensia vaskular. Orang biasa menderita demensia campuran — kombinasi dari dua atau lebih jenis demensia. Misalnya, beberapa orang menderita penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai penyakit Alzheimer.
Mengenal Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer dinamai menurut nama Dr. Alois Alzheimer. Pada tahun 1906, Dr. Alzheimer melihat perubahan pada jaringan otak seorang wanita yang meninggal karena penyakit mental yang tidak biasa.
Gejalanya termasuk kehilangan ingatan, masalah bahasa, dan perilaku tak terduga. Setelah pasien tersebut meninggal, dia memeriksa otaknya dan menemukan banyak gumpalan abnormal (sekarang disebut plak amiloid) dan bundel serat kusut (sekarang disebut neurofibrillary atau tau kusut).
Plak dan kekusutan di otak ini masih dianggap sebagai beberapa ciri utama penyakit Alzheimer. Ciri lainnya adalah hilangnya koneksi antar sel saraf (neuron) di otak. Neuron mengirimkan pesan antara berbagai bagian otak, dan dari otak ke otot dan organ di dalam tubuh, mengutip publikasi dalam www.nia.nih.gov.
Para ilmuwan terus mengungkap perubahan otak kompleks yang terlibat dalam permulaan dan perkembangan penyakit Alzheimer. Tampaknya, perubahan di otak dapat dimulai satu dekade atau lebih sebelum memori dan masalah kognitif lainnya muncul. Selama tahap praklinis penyakit Alzheimer ini, orang tampaknya bebas dari gejala, tetapi perubahan toksik sedang terjadi di otak.
Endapan protein yang abnormal membentuk plak amiloid dan tau kusut di seluruh otak. Neuron yang pernah sehat berhenti berfungsi, kehilangan koneksi dengan neuron lain, dan mati. Banyak perubahan otak kompleks lainnya yang diduga berperan dalam Alzheimer juga.
Kerusakan awalnya tampak terjadi di hipokampus dan korteks entorhinal, bagian otak yang penting dalam membentuk ingatan. Ketika lebih banyak neuron yang mati, bagian-bagian otak lainnya terpengaruh dan mulai menyusut. Pada tahap akhir Alzheimer, kerusakan meluas, dan jaringan otak menyusut secara signifikan.
Gejala Penyakit Alzheimer
Masalah memori biasanya merupakan salah satu tanda pertama dari gangguan kognitif yang terkait dengan penyakit Alzheimer. Beberapa orang dengan masalah memori memiliki kondisi yang disebut gangguan kognitif ringan (MCI).
Di MCI, orang memiliki lebih banyak masalah memori daripada biasanya untuk usia mereka, tetapi gejala mereka tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. Kesulitan pergerakan dan masalah dengan indra penciuman juga dikaitkan dengan MCI. Orang tua dengan MCI memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan Alzheimer, tetapi tidak semuanya. Beberapa bahkan mungkin kembali ke kognisi normal.
Gejala pertama Alzheimer berbeda dari orang ke orang. Bagi banyak orang, penurunan aspek kognisi non-memori, seperti pencarian kata, masalah penglihatan/spasial, dan gangguan penalaran atau penilaian, mungkin menandakan tahap paling awal penyakit Alzheimer.
Para peneliti sedang mempelajari biomarker (tanda-tanda biologis penyakit yang ditemukan pada gambar otak, cairan serebrospinal, dan darah) untuk mendeteksi perubahan awal pada otak orang dengan MCI dan pada orang normal secara kognitif yang mungkin berisiko lebih besar untuk Alzheimer.
Studi menunjukkan bahwa deteksi dini seperti itu dimungkinkan, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian sebelum teknik ini dapat digunakan secara rutin untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer dalam praktik medis sehari-hari.
Tahapan Penyakit Alzheimer
Terdapat 3 tahapan dalam penyakit Alzheimer, yaitu:
1. Penyakit Alzheimer Ringan
Seiring perkembangan penyakit Alzheimer, penderita mengalami kehilangan memori yang lebih besar dan kesulitan kognitif lainnya. Masalah dapat mencakup mengembara dan tersesat, kesulitan menangani uang dan membayar tagihan, mengulangi pertanyaan, membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas sehari-hari yang normal, dan perubahan kepribadian serta perilaku. Penderita Alzheimer sering didiagnosis pada tahap ini.
2. Penyakit Alzheimer Sedang
Pada tahap ini, kerusakan terjadi di area otak yang mengontrol bahasa, penalaran, pemrosesan sensorik, dan pikiran sadar. Kehilangan ingatan dan kebingungan bertambah parah, dan penderita mulai kesulitan mengenali keluarga dan teman.
Mereka mungkin tidak dapat mempelajari hal-hal baru, melakukan tugas-tugas multi langkah seperti berpakaian, atau mengatasi situasi baru. Selain itu, penderita pada tahap ini mungkin mengalami halusinasi, delusi, dan paranoia dan mungkin berperilaku impulsif.
3. Penyakit Alzheimer Parah
Akhirnya, plak dan tau kusut menyebar ke seluruh otak, dan jaringan otak menyusut secara signifikan. Orang dengan Alzheimer parah tidak dapat berkomunikasi dan sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan mereka. Menjelang akhir, penderita tersebut mungkin berada di tempat tidur dalam sebagian besar atau sepanjang waktunya.
Penyebab Penyakit Alzheimer
Mengutip dari Mayo Clinic, para ilmuwan percaya bahwa bagi kebanyakan orang, penyakit Alzheimer disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan yang mempengaruhi otak dari waktu ke waktu. Kurang dari 1%, Alzheimer disebabkan oleh perubahan genetik spesifik yang secara virtual menjamin seseorang akan terserang penyakit tersebut. Kejadian langka ini biasanya menyebabkan timbulnya penyakit di usia paruh baya.
Penyebab pasti penyakit Alzheimer belum sepenuhnya dipahami, namun pada intinya adalah masalah dengan protein otak yang gagal berfungsi secara normal, mengganggu kerja sel-sel otak (neuron) dan melepaskan serangkaian peristiwa beracun. Neuron rusak, kehilangan koneksi satu sama lain dan akhirnya mati.
Kerusakan paling sering dimulai di wilayah otak yang mengontrol memori, tetapi prosesnya dimulai bertahun-tahun sebelum gejala pertama. Hilangnya neuron menyebar dalam pola yang bisa diprediksi ke daerah lain di otak. Pada tahap akhir penyakit, otak menyusut secara signifikan.
Peneliti fokus pada peran dua protein:
- Plak. Beta-amiloid adalah fragmen sisa dari protein yang lebih besar. Ketika fragmen-fragmen ini berkumpul bersama, mereka tampaknya memiliki efek toksik pada neuron dan mengganggu komunikasi sel-ke-sel. Cluster ini membentuk endapan yang lebih besar yang disebut plak amiloid, yang juga termasuk puing seluler lainnya.
- Tau Kusut. Protein Tau berperan dalam dukungan internal neuron dan sistem transportasi untuk membawa nutrisi dan bahan penting lainnya. Pada penyakit Alzheimer, protein tau berubah bentuk dan mengatur dirinya menjadi struktur yang disebut neurofibrillary kusut. Kusutnya mengganggu sistem transportasi dan beracun bagi sel.
Faktor Risiko Penyakit Alzheimer
- Usia
Bertambahnya usia adalah faktor risiko terbesar yang diketahui untuk penyakit Alzheimer. Alzheimer bukanlah bagian dari penuaan normal, tetapi seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengembangkan penyakit Alzheimer meningkat.
Satu studi, misalnya, menemukan bahwa setiap tahun ada dua diagnosis baru per 1.000 orang berusia 65 hingga 74 tahun, 11 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 75 hingga 84 tahun, dan 37 diagnosis baru per 1.000 orang berusia 85 hingga lebih tua.
- Sejarah keluarga dan genetika
Risiko Anda terkena Alzheimer agak lebih tinggi jika kerabat tingkat pertama - orang tua atau saudara Anda - mengidap penyakit tersebut. Sebagian besar mekanisme genetik Alzheimer di antara keluarga tetap tidak dapat dijelaskan, dan faktor genetik kemungkinan besar kompleks.
Salah satu faktor genetik yang lebih dipahami adalah bentuk gen apolipoprotein E (APOE). Variasi gen, APOE e4, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, tetapi tidak semua orang dengan variasi gen ini mengembangkan penyakit tersebut.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi perubahan langka (mutasi) pada tiga gen yang secara virtual menjamin seseorang yang mewarisi salah satunya akan mengembangkan Alzheimer. Tapi mutasi ini terjadi kurang dari 1 persen orang dengan penyakit Alzheimer.
- Down Sindrom
Banyak orang dengan Down sindrom mengembangkan penyakit Alzheimer. Ini kemungkinan terkait dengan memiliki tiga salinan kromosom 21 - dan kemudian tiga salinan gen untuk protein yang mengarah pada pembuatan beta-amiloid. Tanda dan gejala Alzheimer cenderung muncul 10 hingga 20 tahun lebih awal pada orang dengan sindrom Down daripada pada populasi umum.
- Jenis Kelamin
Tampaknya ada sedikit perbedaan risiko antara pria dan wanita, tetapi secara keseluruhan, ada lebih banyak wanita mengidap penyakit ini karena mereka umumnya hidup lebih lama daripada pria.
- Gangguan kognitif ringan
Gangguan kognitif ringan (MCI) adalah penurunan memori atau keterampilan berpikir lain yang lebih besar dari yang diharapkan untuk usia seseorang, tetapi penurunan tersebut tidak menghalangi seseorang untuk berfungsi dalam lingkungan sosial atau kerja.
Orang yang mengidap MCI memiliki risiko signifikan terkena demensia. Ketika defisit MCI utama adalah ingatan, kondisinya lebih mungkin berkembang menjadi demensia karena penyakit Alzheimer. Diagnosis MCI memungkinkan orang tersebut untuk fokus pada perubahan gaya hidup sehat, mengembangkan strategi untuk mengkompensasi kehilangan ingatan dan menjadwalkan janji temu dokter secara teratur untuk memantau gejala.
- Trauma kepala di masa lalu
Orang yang pernah mengalami trauma kepala parah memiliki risiko lebih besar terkena penyakit Alzheimer.
- Pola tidur yang buruk
Penelitian telah menunjukkan bahwa pola tidur yang buruk, seperti sulit tidur atau tertidur, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.
- Gaya hidup dan kesehatan jantung
Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor risiko yang sama yang terkait dengan penyakit jantung juga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Ini termasuk:
- Kurang olah raga
- Kegemukan
- Merokok atau terpapar asap rokok orang lain
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol Tinggi
- Diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol
Faktor-faktor ini semuanya dapat dimodifikasi. Oleh karena itu, mengubah kebiasaan gaya hidup dapat sedikit banyak mengubah risiko Anda. Misalnya, olahraga teratur dan diet rendah lemak sehat yang kaya buah dan sayuran dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer.
Studi telah menemukan hubungan antara keterlibatan seumur hidup dalam aktivitas yang merangsang mental dan sosial dan penurunan risiko penyakit Alzheimer. Tingkat pendidikan yang rendah - kurang dari pendidikan sekolah menengah - tampaknya menjadi faktor risiko penyakit Alzheimer.