Arti Wallahualam dan Penggunaannya dalam Percakapan, Ini Penjelasannya
Jika Anda adalah seorang muslim, Anda pasti pernah mendengar atau bahkan menyebut kata wallahualam meski Anda tidak yakin benar apa arti wallahualam tersebut. Kata wallahualam memang kadang muncul secara otomatis dalam sebuah percakapan. Ini artinya.
Arti wallahualam sebaiknya diketahui umat muslim. Jika Anda adalah seorang muslim, Anda pasti pernah mendengar atau bahkan menyebut kata wallahualam meski Anda tidak yakin benar apa arti wallahualam tersebut. Kata wallahualam memang kadang muncul secara otomatis dalam sebuah percakapan.
Wallahualam bish-shawab adalah versi lengkap dari kata ini. Arti wallahualam atau wallahualam bish-shawab adalah 'Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya'.
-
Kapan Ameena lahir? Balita kelahiran 22 Februari 2022 ini juga semakin lucu. Karena sudah beranjak balita, Ameena kerap menemani Aurel Hermansyah saat syuting.
-
Apa arti dari 'Ya Rahman Ya Rahim'? Secara harfiah, Ya Rahman Ya Rahim berarti "Wahai Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang". Dua kata "Rahman" dan "Rahim" secara khusus menggambarkan sifat-sifat Allah yang amat penyanng.
-
Kapan Abdul Karim Amrullah meninggal dunia? Abdul Karim menutup usia pada 2 Juni 1945 di Jakarta.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Kapan Amir Hamzah ditangkap? Konon, Amir diduga sedang makan bersama dengan perwakilan Belanda saat kembali ke Sumatra. Saat itu, revolusi sosial sedang berkembang. Sebuah kelompok dari Pemuda Sosialis Indonesia menentang Feodalisme. Akhirnya masa kepemimpinan Amir pun hancur dan ia ditangkap.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
Kebanyakan orang-orang menggunakan kata ini sebagai jawaban atau suatu pertanyaan atau hal yang tidak ia ketahui kepastian akhirnya. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai arti wallahualam dan ketahui juga cara menggunakannya dengan tepat dalam percakapan sehari-hari.
Arti Wallahualam
Berasal dari bahasa Arab, arti wallahualam adalah 'hanya Allah yang Maha Tahu". Kata wallahualam biasanya sering digunakan untuk menjawab sebuah pertanyaan, hal, ataupun fenomena yang belum diketahui pasti kebenarannya secara mutlak.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendeskripsikan arti wallahualam sebagai ungkapan yang dipergunakan untuk menyatakan ketidakpastian (maknanya ‘dan Allah Yang Mahatahu’). Arti-arti ini jugalah yang diketahui umat muslim secara umum.
Sebagaimana wasiat sahabat Abdullah bin Mas’ud, dikutip dari laman NU Online, yang berbunyi;
“Wahai manusia, barang siapa yang ditanya tentang suatu permasalahan ilmu kepadanya dan ia mengetahuinya maka hendaknya ia menjawabnya. Dan barang siapa yang tidak mengetahui jawabannya, hendaknya ia mengatakan Wallahu a’lam karena sesungguhnya sebagian dari ilmu adalah engkau mengatakan Wallahu a’lam terhadap sesuatu yang tidak engkau ketahui.” (Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Kairo: Muassasah ar-Risalah, 2001, vol. 7 hal. 180).
Wallahualam Sebagai Penutup Fatwa
Kalimat wallahualam atau wallahualam bish-shawab digunakan sebagai kode etik untuk menutup fatwa oleh para alim ulama, mengutip NU Online. Selain wallahualam, ulama juga mempergunakan kalimat Wallahul muwaffiq (hanya Allah yang memberikan petunjuk) sebagai penutup penjelasan dari sebuah permasalahan yang disepakati oleh ulama Ahlusunnah wal Jama’ah.
وإذا أجاب المفتي ينبغي أن يكتب عقب جوابه والله أعلم ونحو ذالك، وقيل في المسائل الدينية التي أجمع عليها أهل السنة والجماعة ينبغي أن يكتب والله الموافق، وأمثله.
“Dan ketika ulama ahli fatwa selesai memberikan fatwa dalam suatu permasalahan hendaknya ia menulis kalimat Wallahu a‘lam dan sesamanya. Dikatakan juga bahwa hendaknya setelah menjelaskan pendapat yang disepakati ulama Ahlussunnah wal Jama’ah untuk menulis kalimat Wallahul muwaffiq dan sejenisnya.” (Syekh Mula Ali bin Sulthan al-Qari, Kitab Syam al-‘Awaidh fi Dzamm ar-Rawafidh, Kairo: Dar ash-Shafwah, 2004, hal. 137).
Dipergunakan juga kalimat Wallahu a’lam bish-shawab sebagai penutup dalam beberapa penjelasan kitab-kitab karya mereka maupun sebagai penutup pengajian. Menurut Sulaiman bin Muhammad al-Bujairami, ulama mazhab Syafi’i, penggunaan wallhualam dianjurkan karena bertujuan sebagai bentuk kerendahan hati serta upaya memasrahkan kembali hakikat permasalahan tersebut kepada Allah SWT semata.
قال بعض الشيوخ: كأن المصنف قصد بذلك التبري من دعوى الأعلمية اهـ. قال العلامة ابن حجر بعد قول المنهاج والله أعلم: أي من كل عالم. وزعم بعض الحنفية أنه لا ينبغي أن يقال ذلك. قيل مطلقا وقيل للإعلام بختم الدرس. ويرد بأنه لا إيهام فيه بل فيه غاية التفويض المطلوب
“Sebagian para guru mengatakan, ‘(Dengan memakai lafadz Wallahu a‘lam bish-shawab) seakan-akan penulis bertujuan untuk berlepas diri dari pengakuan paling alim. Al-‘Allamah Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan, maksud kalimat Wallahu a‘lam adalah hanya Allah yang lebih mengetahui dari seluruh orang alim. Sebagian ulama mazhab Hanafi mengatakan tidak seyogianya (makruh) memakai ungkapan demikian, sebagian memutlakkan dan sebagian yang lain menghukumi makruh ketika bertujuan sebagai pertanda ditutupnya pengajian. Dan pendapat ini tertolak karena tidak ada keraguan bahwa di dalam ungkapan Wallahu a‘lam terdapat puncak kepasrahan kepada Allah yang dianjurkan.” (Sulaiman al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami ‘ala al-Khatib, Beirut: Dar al-Fikr, 1995, vol. 4 hal. 503).
Sementara itu, menurut para alim ulama bermahzab Hanafi penggunaan kalimat Wallahu a‘lam dengan tujuan sebatas tanda ditutupnya pengajian adalah hal yang makruh. Namun, bila diniatkan untuk berzikir maka hukumnya adalah sunnah. Apabila diniatkan keduanya (niat tanda ditutupnya pengajian dan dzikir) sekaligus, maka menurut mazhab Hanafi dihukumi dengan yang paling dominan.
وقد كرهوا والله أعلم ونحوه لإعلام ختم الدرس حين يقرر. أما إذا لم يكن إعلاما بانتهائه لا يكره لأنه ذكر فيه وتفيض بخلاف الأول فإنه استعملة آلة للإعلام ـ إلى أن قال ـ أما إذا اجتمع القصدان يعتبر الغالب كما اعتبر في نظائره.
“Dan (para ulama mazhab Hanafi) memutuskan untuk memakruhkan pengucapan Wallahu A’lam dan sejenisnya dengan tujuan pertanda selesainya pengajian. Adapun ketika tidak ada tujuan pertanda selesainya pengajian maka tidak dimakruhkan. Karena di dalam kalimat tersebut terdapat dzikir dan kepasrahan kepada Allah berbeda dengan kasus yang pertama yang menjadikan kalimat Wallahu A’lam sebatas alat untuk pemberitahuan. Adapun ketika bertemu dua niat yang berbeda maka dimenangkan yang paling dominan sebagaimana dalam kasus yang sejenis.” (Muhammad Amin bin Umar ibnu Abidin, Hasyiyah Ibnu Abidin Radd al-Muhtar ‘ala ad-Durr al-Mukhtar, Beirut: Dar al-Fikr, 1992, vol. 6, hal. 431).
Hikmah Pengucapan Wallahualam
Masih mengutip NU Online, Syekh Ali Jum’ah dalam laman resminya mengatakan bahwa oleh para ulama, mengucap wallahualam memiliki hikmah sebagai berikut;
1. Pengucapan wallahualam adalah sebagai bentuk pengakuan para alim ulama bahwa fatwa yang mereka utarakan adalah terbatas yang dapat ditinjau kembali di kesempatan yang lain. Para ulama juga tak akan segan untuk mengubah fatwanya apabila ditemukan sudut pandang ataupun dalil hukum lain yang dapat mengubah pendapatnya.
2. Pengucapan wallahualam adalah sebagai bentuk pengakuan para alim ulama bahwa fatwa mereka bersumber dari ilmu yang mereka dapatkan. Dan, seluruh ilmu tersebut bersumber dari Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, ucapan Wallahu a‘lam dikeluarkan sebagai bentuk tawadhu’ (kerendahhatian) di hadapan Allah yang telah memberikan mereka petunjuk dalam memahami ilmu.
Jadi, singkatnya para ulama memberi hukum atas suatu permasalahan sesuai dengan bentuk lahiriah dan kasuistiknya. Sementara di balik itu semua, tetap hanya Allah subhanahu wata’ala saja yang paling mengetahui hakikatnya sebagaimana ungkapan dalam kaidah ushul fiqh.
نحن نحكم بالظواهر والله يتولى السرائر
“Kami menghukumi dengan sesuatu yang dhahir (lahiriah), dan Allah yang menangani seluruh yang tersembunyi (samar).” Oleh sebab itu, para alim ulama akan sangat berhati-hati untuk memberikan fatwa ataupun menjelaskan ilmu-ilmu agama.
Arti Wallahualam Bishawab
Dari penjelasan sebelumnya kita mengetahui wallahualam artinya adalah 'hanya Allah yang Maha Tahu". Selain ucapan tersebut, ada variasi lain dari ungkapan wallahualam, yaitu wallahualam bishawab.
Apa artinya?
Wallahu artinya “dan Allah” dan A’lam artinya “lebih mengetahui.” Sedangkan ungkapan Bish Shawab memiliki arti “terhadap kebenaran.” Jadi, ucapan wallahualam bish shawab berarti “Hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya” atau “Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya”.