Dibangun 200 Tahun Lalu, Ini Potret Megah Rumah Crazy Rich di Pasuruan dan Kisah di Baliknya
Bangunan rumah ini merupakan perpaduan arsitektur khas Belanda, Cina, dan Jawa
Bangunan rumah ini merupakan perpaduan arsitektur khas Belanda, Cina, dan Jawa
Dibangun 200 Tahun Lalu, Ini Potret Megah Rumah Crazy Rich di Pasuruan dan Kisah di Baliknya
Salah satu bangunan yang mencuri perhatian Kelurahan Karanganyar, Kota Pasuruan adalah bangunan megah yang didominasi warna putih. Bangunan yang dikenal dengan nama Rumah Singa ini punya kisah masa lalu yang menarik untuk diketahui.
-
Mengapa Pasuruan layak dipertimbangkan sebagai destinasi wisata? Sebagai destinasi wisata, Pasuruan juga layak untuk dipertimbangkan.
-
Apa yang membuat Wisata Pasuruan jadi tempat impian para pecinta alam? Pesona alam Pasuruan menjadikannya destinasi impian bagi para pecinta alam dan petualang.
-
Bagaimana pengalaman liburan di Pasuruan? Pasuruan adalah kota yang akan memberi pengalaman liburan seru dan menarik untuk Anda dan juga keluarga.
-
Di mana letak Pasuruan? Pasuruan adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, dan Selat Madura.
-
Bagaimana Kawasan Seribu Rumah Gadang terpilih menjadi lokasi syuting? Saking artistiknya, pada tahun 2011 Kawasan Seribu Rumah Gadang terpilih menjadi tempat syuting film Di Bawah Lindungan Ka'bah. Tak hanya film, namun tempat ini juga dipilih untuk lokasi syuting film televisi.
-
Apa saja yang ditawarkan tempat wisata di Sumedang? Tempat wisata Sumedang akan memberikan pengalaman seru dan menarik selama liburan. Tempat wisata Sumedang ini sayang untuk dilewatkan.
Kepemilikan
Rumah ini dibangun pada tahun 1825. Mengutip situs resmi Pemkot Pasuruan, rumah ini pertama kali dimiliki oleh orang Belanda. Kemudian pada tahun 1840-an, rumah ini dibeli Tan Kong Seng, seorang kapitan Cina. Pada tahun 1860, Tan Kong Seng merenovasi rumahnya. Ia mendatangkan lantai marmer dan pagar besi dari italia.
Pada awal abad ke- 20 rumah singa menjadi rumah tinggal Ir. Kwee, cucu Tan Kong Seng. Mereka hidup dalam budaya Cina, Jawa dan Eropa. Beberapa bagian rumah direnovasi dengan perpaduan ketiga budaya tersebut.
Perpaduan budaya Jawa, Cina, dan Eropa melahirkan gaya arsitektur unik yang tidak ditemukan di daerah lain. Beberapa ahli menyebutnya sebagai arsitektur Chinese of Pasuruan.
Arsitektur
Singa yang merupakan simbol pemerintah Belanda dibuat patung yang ekspresif di depan rumah sang kapiten.
Pada abad ke-19 langgam Imperal menjadi banyak dipakai pada bangunan di Hindia Belanda. Langgan yang merupakan pengaruh Prancis ini masuk ke Indonesia saat Daendels menjadi gubenur Jenderal Hindia Belanda.
Apalagi ditunjang Pasuruan sebagai Kota Pelabuhan dagang yang membuat sang kapiten lebih mudah mendatangkan barang- barang impor untuk menghiasi rumah mewahnya.
Bangunan kuno ini bentuknya mengingatkan pada desain Belanda, dengan atap bergaya Cina yang dihiasi ornamen khas. Keunikan ini memberikan nuansa eksotis yang jarang ditemukan pada bangunan-bangunan sejenis.
- Menjelajahi Kota Tua Gresik Kampungnya Para Crazy Rich, Banyak Rumah Megah Bergaya Eropa dan China
- Kisah Crazy Rich Pemilik Pabrik Gula di Probolinggo, Punya Rumah Mewah di Daerah Terpencil
- Rumahnya Bak Istana Klasik Megah, Intip Profil Keluarga Crazy Rich Sidoarjo yang Dikenal Dermawan
- Dulu Tinggal di Kontrakan, Ini Sederet Potret Rumah Mewah nan Megah Milik Crazy Rich Aceh Yang Sawer Lesti Kejora Dengan Uang Segepok