Potret Bangunan Mewah di Surabaya dengan Arsitektur Asli Indonesia, Ada Pabrik Cokelat hingga Rumah Pribadi
Bangunan-bangunan ini bertolak belakang dengan konsep arsitektur modern saat ini.
Bangunan-bangunan ini bertolak belakang dengan konsep arsitektur modern saat ini.
Potret Bangunan Mewah di Surabaya dengan Arsitektur Asli Indonesia, Ada Pabrik Cokelat hingga Rumah Pribadi
Arsitektur jengki merupakan gaya arsitektur asli Indonesia. Gaya arsitektur ini muncul karena keinginan kuat para arsitek Indonesia lepas dari bayang-bayang gaya arsitektur kolonial.
-
Mengapa arsitek Indonesia menciptakan gaya arsitektur Jengki? Munculnya gaya arsitektur jengki asli Indonesia tak lepas dari sikap nasionalis para arsitek menghadapi masa kolonialisme. Berbekal keinginan lepas dari bayang-bayang gaya arsitektur kolonial, para arsitek Indonesia menciptakan gaya arsitektur lokal yang menawan.
-
Siapa yang mengembangkan arsitektur Jengki? Mengutip Instagram @disperkim.surabaya, gaya arsitektur ini dikembangkan oleh para lulusanSTM atau ahli bangunan di masa Belanda.
-
Apa makna di balik bentuk dinding bersegi lima dalam arsitektur Jengki? Bentuk dinding bersegi lima dengan makna lima sila dari Pancasila sebagai ideologi negara.
-
Bagaimana arsitektur Jengki terinspirasi dari film koboi? Ide Langgam Jengki terilhami adegan duel satu lawan satu dengan mencabut pistol dan menembak lawan dengan cepat pada film koboi Amerika. Posisi koboi ketika menarik pistol dengan kaki miring menjadi ilham munculnya langgam arsitektur Jengki.
-
Siapa arsitek yang merancang Balai Kota Surabaya? Salah satu maha karya Citroen ialah Balai Kota Surabaya. Ia pertama kali membuat rancangan bangunan ini pada tahun 1915-1917. Akibat kendala biaya dan faktor lain pelaksanaan pembangunan pun terlambat. Pada tahun 1920, Citroen berhasil menyelesaikan tahap kedua pembangunan Balai Kota Surabaya, sebuah monumen dengan panjang 102 meter dan kedalaman 19 meter.
-
Bagaimana konstruksi rumah adat Julang Ngapak? Untuk strukturnya, rumah adat Julang Ngapak di Sempurmayung juga mempertahankan ciri khasnya, yakni berbentuk panggung. Dibuat dengan kayu Keunikan lainnya adalah dari sisi konstruksinya yang masih menggunakan kayu dan anyaman bambu.
Sang Arsitek
Gaya arsitektur jengki tersebar di Indonesia pada tahun 1950 hingga 1960-an.
Menurut Josef Prijotomo, profesor Perkembangan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, sebagian besar pencetus lahirnya gaya jengki adalah lulusan STM yang pernah menjadi aannemer (ahli bangunan) di perusahaan Belanda.
Mereka dipekerjakan saat arsitek Belanda harus pulang kampung ke negerinya.
Gaya jengki tenggelam dan hanyut terbawa oleh arus ilmu rancang bangun yang diajarkan kepada arsitek-arsitek baru lulusan perguruan tinggi dalam negeri.
Tak heran jika hanya sedikit bangunan jengki yang sempat didirikan, apalagi yang masih bertahan hingga kini.
Beberapa bangunan bergaya jengki masih bisa dijumpai di Kota Surabaya, Jawa Timur. Mulai dari rumah pribadi hingga pabrik cokelat. Arsitektur Jengki
Rumah Salim Martak
Pada tahun 1952, Salim Martak, warga Surabaya membeli mess TNI AD bergaya kolonial di Jalan Untung Suropati Kota Surabaya. Pada tahun 1963, ia merenovasinya dengan jasa seorang pemborong bernama Timboel.
Bekas mess TNI AD itu diperluas bagian depannya serta ditambahkan lantai dua dengan gaya khas jengki. Fasad yang berubah total membuat bangunan ini lebih cantik.
Pabrik Cokelat
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, bangunan ini merupakan pabrik roti bernama De Ruiter Bread. Pada tahun 1950-1950-an, bangunan awalnya bergaya kolonial.
Mengutip wordpress Kami Arsitek Jengki, setelah kolonial Belanda hengkang, bangunan pabrik roti dinasionalisasi dan dikelola oleh PT. Multi Aneka Pangan Nusantara (PT. Mapan).Agar berbeda dari sebelumnya, bangunan ini kemudian diubah menjadi gaya arsitektural jengki.
Arsitektur Jengki
Taman Makam Pahlawan
Tak jauh dari pabrik cokelat, ada Taman Makam Pahlawan yang juga mengadopsi gaya arsitektur jengki. Beton dilipat berulang. Setiap lipatan membentuk kurva yang diulang hingga berhenti di bagian tengah kurva.
Kolom penyangganya juga dibuat tidak simetri. Karakteristik ini menjadi salah satu ciri khas bangunan jengki yang ada pada beberapa bangunan lainnya seperti Wisma Djendral Ahmad Yani di Kabupaten Gresik.