Istiqomah adalah Teguh dalam Berbuat Baik, Ini Penjelasannya dalam Islam
Istiqomah adalah istilah yang kerap diucapkan oleh umat muslim dalam berbagai kegiatan maupun kesempatan.
Istiqomah adalah istilah yang kerap diucapkan oleh umat muslim dalam berbagai kegiatan maupun kesempatan.
Istiqomah adalah Teguh dalam Berbuat Baik, Ini Penjelasannya dalam Islam
Bisa dibilang kita sering mendengar atau bahkan mengucapkan kata istiqomah, namun meskipun begitu masih banyak orang yang belum mengetahui makna dari istiqomah itu sendiri. Istiqomah kerap diucapkan dalam berbagai kegiatan maupun kesempatan. Istiqomah sendiri memiliki makna lurus, tegak atau dalam bahasa bakunya adalah konsisten.
Istiqomah merujuk pada niat, sikap, perbuatan, dan perkataan. Sebagai umat Islam, memiliki sikap istiqomah akan mendekatkan diri pada Allah SWT. Istiqomah merupakan salah satu akhlak mulia. Istiqomah bahkan menjadi salah satu sifat-sifat rasul.Istiqomah bisa bermakna pada umat yang selalu berada di jalan lurus. Memahami pengertian istiqomah akan membantu menumbuhkan sikap ini. Dilansir dari berbagai sumber, berikut merdeka.com rangkum penjelasan mengenai istiqomah yang penting dipelajari terutama oleh umat muslim.
Pengertian Istiqomah
Menurut KBBI, istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsisten. Sementara menurut Ensiklopedi Islam, istiqomah diartikan sebagai keadaan atau upaya seseorang untuk teguh mengikuti jalan lurus (agama Islam) yang telah ditunjukan Allah SWT pada umatnya.Istiqomah berfungsi sebagai pencegah setiap pribadi muslim agar tidak tergoda oleh prilaku maksiat dan lebih-lebih ingkar kepada Allah SWT setelah ia beriman.
Berikut adalah pengertian istiqomah menurut beberpa tokoh Islam:
Abu Bakar as-Shiddiq. Abu Bakar as-Shiddiq menjelaskan bahwa pengertian istiqomah adalah kemurnian tauhid, di mana seseorang tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa atau siapa pun.
Umar bin al-Khattab. Menurut Umar bin al-Khattab, pengertian istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu.
Utsman bin Affan. Utsman bin Affan mendefinisikan istiqomah sebagai mengikhlaskan amal kepada Allah.
Imam Nawawi. An-Nawani memaknai istiqomah sebagai tetap di dalam ketaatan. Sehingga istiqomah sendiri memiliki pengertian bahwa seseorang senantiasa ada di dalam ketaatan dan di atas jalan lurus di dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt. Ibnu Abbas. Ibnu Abbas memaknai istiqomah dengan tiga arti, pertama adalah istiqomah dengan lisan dengan sikap bertahan dengan membaca syahadat. Kemudian yang kedua adalah istiqomah dengan hati yakni dengan melakukan segala dengan disertai niat yang jujur. Dan terakhir adalah istiqomah dengan jiwa di mana seseorang senantiasa menjalankan ibadah serta ketaatan kepada Allah secara terus menerus.
Imam al-Ghazali. Menurut Imam al-Ghazali pengertian istiqomah berarti berpendirian kuat atau kukuh, berketetapan hati, tekun dan terus-menerus meningkatkan usaha untuk mencapai cita-cita.
Bentuk-Bentuk Istiqomah
Istiqomah lisan adalah berlaku tegas dalam ucapan sesuai dengan kebenaran yang diyakini tanpa mengubahnya demi suatu keuntungan. Salah satu bentuk istiqomah lisan adalah saat mengucapkan dua kalimat syahadat. Sikap ini harus diperhatikan karena lisan merupakan juru bicara hati dan pikiran.
2. Istiqomah sikap perbuatan
Pengertian istiqomah perbuatan adalah berlaku mantap dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tidak ragu takut, cemas oleh sesuatu. Sementara istiqomah sikap adalah teguh dalam sikap yang sesuai dengan ketentuan Allah. Istiqomah sikap perbuatan termasuk yang dilakukan oleh panca indra seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, dan peraba.
Bentuk istiqomah hati adalah melakukan segala sesuatu dengan niat yang ikhlas dan jujur. Istiqomah hati bisa berarti takut kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, menjadikan-Nya tujuan, tumpuan harapan, berdoa, tawakkal kepada –Nya dan berpaling dari yang selain-Nya.
Ayat dan Hadis tentang Istiqomah
“Maka tetaplah engkau (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
QS. Fushilat ayat 30
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “ Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka mengatakan: “ Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah lah Tuhan Kami dan Tuhan kamu. bagi Kami amal-amal Kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara Kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali". Hadis 1 - “Apabila anak Adam berada pada waktu pagi, anggota-anggota tubuhnya tunduk kepada lisan dan berkata,”bertakwalah kepada Allah dalam memimpin kami karena sesungguhnya kami adalah pengikutmu, jika kamu menempuh jalan yang lurus (beristiqamah), kami juga menempuh jalan yang lurus, dan jika kamu menempuh jalan yang bengkok, kami juga menempuh jalan yang bengkok.”(HR. Tirmidzi dan Ahmad; Hadits shahih).
Hadis 2 - “Dari Abu Najih Al-Ibrahim bin Sariah, dia berkata: “Rasulallah SAW memberikan kami nasihat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran.
Rasulallah SAW bersabda: "Aku wasiatkan kalian untuk kalian bertakwa kepada Allah SWT, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena diantara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh kepada ajaranku dan ajaran Khulafau Rasyidin yang mendapat petunjuk, gigitlah (genggam dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.” (H.R. Abu Daud dan Tirmudzi).
Hadis 3 - Seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulullah, tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi Saw. menjawab: “ Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomah (konsisten menjalankan perintah dan menjauhi larangan).”
Keutamaan Istiqomah
Hadirnya istiqomah bagi umat Islam memiliki beberapa keutamaan dikutip dari qazwa.id ada tiga keutamaan istiqomah yang bisa diperoleh oleh seseorang.1. Jaminan surga bagi yang menjalankan aktivitas ibadah dengan istiqomah
Ketika seseorang mampu menjalankan aktivitas ibadahnya dengan cara istiqomah maka ia akan mendapatkan pahala. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakan lah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. 2. Terhindar dari kesedihan dan kekhawatiran
Istiqomah membuat manusia terhindar dari kesedihan dan kekhawatiran. Dua rasa yang seringkali mengganggu manusia sehingga tidak fokus dalam beramal. Sebagaimana dalam firman Allah swt pada QS. Al-Ahqaf ayat 13, yaitu:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Istiqomah juga sering diartikan sebagai sebuah amalan yang konsisten. Meskipun ia kecil tetapi bila dilakukan dengan konsisten maka itu lebih baik.
Dibandingkan amalan yang banyak tapi jarang-jarang untuk dilakukan. Amalan seperti ini dicintai Allah sebagaimana pada hadis Nabi SAW, "berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian dan amal yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus meskipun sedikit." (HR Bukhari)