Cara Menghindari Ujub dalam Islam, Jangan Sampai Terjerumus
Ujub adalah sifat yang harus dihindari oleh umat Islam karena dapat mengarah pada kesombongan.
Tantangan bagi seorang muslim tidak hanya datang dari luar atau dari orang lain. Bahkan, tantangan terbesar untuk menjaga diri bisa berasal dari diri sendiri.
Seseorang mungkin tidak melakukan zina, tidak menyekutukan Allah, atau tidak terlibat dalam riba. Namun di dalam diri yang terasa sudah baik ini, muncul sifat yang dibenci oleh Allah: ujub.
-
Bagaimana cara menghindari kufur? Dengan pengetahuan ini, maka umat muslim bisa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah. Ini juga menjadi salah satu cara untuk terus mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menambah ilmu tentang agama.
-
Apa saja cara menghindari sifat hasad dalam Islam? Cara menghindari sifat hasad adalah salah satu upaya yang harus kita lakukan sebagai umat Islam yang bertaqwa. Hasad ialah istilah lain dari iri hati yang merupakan salah satu sifat tercela dan bersifat negatif. Hasad adalah perasaan negatif yang muncul tanpa sebab saat mengetahui orang lain mendapat hal baik seperti kesuksesan.
-
Bagaimana cara menghindari akhlak mazmumah? Cara menghindari akhlak mazmumah memerlukan kesadaran, usaha yang berkelanjutan, dan komitmen untuk memperbaiki diri sesuai dengan ajaran Islam.
-
Bagaimana cara menghindari sifat hasad? Menghindari sifat hasad bisa dilakukan dengan beberapa cara, yakni sebagai berikut, 1. Mensyukuri nikmat 2. Selalu menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri sehingga tak memunculkan sifat dengki dan iri hati atas pencapaian orang lain3. Menjauhi lingkungan negatif yang bisa mengantarkan kita pada pemikiran hasad dan iri hati. 4. Bisa mulai menerapkan untuk berempati terhadap pencapaian orang lain5. Fokus pada tujuan dan pencapaian diri sendiri sehingga kita tak mudah bersifat hasad terhadap orang lain
-
Bagaimana cara menghindari dosa ghibah? Agar terhindar dari dosa ghibah, terdapat beberapa langkah penting yang perlu diikuti, yaitu sebagai berikut: 1. Memilih Lingkungan yang Baik:Berada di lingkungan yang baik sangat penting sebagai upaya untuk terhindar dari ghibah. Anda perlu berada di sekitar orang-orang yang memiliki pengaruh positif dan menjaga dari percakapan yang bernada negatif dan ghibah. Dengan bergaul dengan orang-orang yang memiliki moralitas yang baik, Anda akan merasa terinspirasi untuk menghindari ghibah. 2. Memperbanyak Istigfar untuk Melembutkan Hati:Istigfar adalah doa yang bermakna meminta ampun kepada Allah. Dengan memperbanyak istigfar, hati akan menjadi lebih lembut dan mampu menahan diri dari menggoda untuk berbicara buruk tentang orang lain. Istigfar juga membantu mengubah sikap negatif dan memberi kesempatan kepada individu yang kita maksudkan berbuat baik. 3. Melatih Diri untuk Melihat Hal Positif:Salah satu penyebab ghibah adalah ketidakpuasan dengan diri sendiri atau kecemburuan terhadap orang lain. Penting bagi umat muslim untuk melatih diri melihat hal-hal positif dalam kehidupan orang lain. Dengan melihat sisi positif, Anda akan menjadi lebih termotivasi untuk fokus pada perkembangan diri dan menciptakan lingkungan yang baik. 4. Tidak Membicarakan Orang Lain:Yang terakhir, untuk menghindari dosa ghibah, Anda harus mengubah kebiasaan membicarakan orang lain secara negatif. Ketika memiliki keinginan untuk berbicara buruk tentang seseorang, Anda harus segera mengingatkan diri sendiri untuk menghentikan perilaku tersebut. Dalam situasi apapun, penting untuk terus menjaga lisan dan hati agar tidak jatuh ke dalam perangkap ghibah.
-
Bagaimana cara menghindari maksiat? Menurut ajaran Islam, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari perbuatan maksiat:1. Taqlid: Mengikuti tuntunan dan perintah Allah serta Rasul-Nya yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis.2. Memperkuat Iman: Memperkuat iman dan kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala perbuatan manusia, baik terang maupun tersembunyi. 3. Menjauhi Lingkungan Negatif: Menghindari lingkungan dan pergaulan yang dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan perbuatan maksiat.4. Menjaga Pandangan: Menjaga pandangan agar tidak terjerumus dalam godaan dan godaan syahwat yang dapat memicu perbuatan maksiat.5. Menjauhi Situasi Berbahaya: Menjauhi situasi atau keadaan yang dapat memicu nafsu dan memudahkan seseorang untuk melakukan perbuatan maksiat. 6. Membiasakan Diri Berdoa: Meminta perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT dalam setiap langkah yang diambil.7. Meningkatkan Ilmu: Meningkatkan pengetahuan tentang ajaran Islam dan mendalami makna serta hikmah di balik larangan melakukan perbuatan maksiat.8. Membangun Kesadaran Diri: Membangun kesadaran diri tentang akibat dan dampak negatif dari perbuatan maksiat baik di dunia maupun di akhirat. 9. Berpegang pada Etika: Mematuhi norma dan etika Islam dalam pergaulan sosial, baik dalam hubungan antara sesama manusia maupun dalam hubungan dengan Allah SWT.10. Mengisi Waktu dengan Kegiatan Bermanfaat: Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif, sehingga tidak memberi kesempatan bagi pikiran dan nafsu untuk terjerumus dalam perbuatan maksiat.
Ujub adalah perilaku atau sifat yang mengagumi diri sendiri dan membanggakan diri sendiri. Ujub dianggap sebagai sifat tercela yang harus dihindari oleh umat muslim karena dapat membuat seseorang menjadi sombong. Sifat ini juga membuat seseorang merasa lebih baik dari orang lain.
Padahal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim).
Disebutkan pula dalam hadist yang ma’ruf,
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim hendaknya kita menghindari sifat ujub ini. Bagaimana caranya?
Rendah Hati dan Terima Kritik
1. Berlatih Kerendahan Hati
Kerendahan hati adalah sikap yang tidak sombong dan tidak menganggap diri sendiri lebih baik dari orang lain. Sikap ini sangat penting dalam Islam karena Allah SWT mengajarkan umat-Nya untuk selalu rendah hati dan tidak sombong.
Selalu ingat bahwa semua yang Anda miliki adalah anugerah dari Allah SWT. Berlatihlah untuk bersyukur dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Contohnya, setiap kali Anda makan, berdoalah dengan mengucapkan "Alhamdulillah" untuk mengingatkan diri bahwa makanan tersebut adalah karunia Allah SWT.
2. Menerima Kritik dengan Lapang Dada
Menerima kritik atau nasihat yang baik dari orang lain sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Kritik yang diberikan oleh orang lain dapat membantu Anda mengetahui kekurangan dan memperbaiki diri.
Jangan menolak kritik atau nasihat yang baik dari orang lain. Gunakan kritik tersebut sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri. Contohnya, jika seseorang memberikan kritik tentang perilaku Anda, cobalah untuk mendengarkan dan memperbaiki diri.
Jangan Membandingkan dan Latih Kesabaran
3. Jauhi Perbandingan yang Tidak Sehat
Hindari membandingkan diri Anda dengan orang lain, karena setiap individu memiliki perjalanan dan ujian mereka sendiri. Membandingkan diri dengan orang lain dapat membuat Anda merasa lebih baik daripada mereka, yang pada akhirnya akan menyebabkan sifat ujub.
Contohnya, jangan membandingkan kemampuan Anda dengan kemampuan orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
4. Berlatih Kesabaran dan Syukur
Berlatih kesabaran dalam menghadapi cobaan dan bersyukur atas segala yang Anda miliki. Kesabaran dan syukur adalah dua sifat yang sangat penting dalam Islam untuk menghindari sifat ujub. Ketika menghadapi kesulitan, cobalah untuk bersabar dan berdoa kepada Allah SWT untuk meminta pertolongan.
Tadabbur dan Berdzikir
5. Tadabbur atas Ayat Al-Qur'an
Merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an untuk memahami hikmah dan pesan yang terkandung dalam kitab suci Islam. Tadabbur dapat membantu Anda memahami pentingnya rendah hati dan syukur.
Contohnya, membaca ayat-ayat yang mengingatkan pentingnya rendah hati dan syukur seperti Surah Al-Humazah (41-44) yang berbunyi "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengatakan kepada Allah SWT apa yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya, Allah SWT tidak akan menampakkan kebenaran kepada orang-orang yang tidak memiliki iman."
6. Berkzikir dan Berdoa
Mengingat dan memuji Allah SWT, serta berdoa untuk diberikan ketundukan hati dan kekuatan untuk mengatasi sikap ujub. Berkzikir dan berdoa dapat membantu Anda tetap rendah hati dan syukur.
Dzikir merupakan malan ringan yang bisa Anda lakukan kapan saja. Cobalah untuk rutin membasahi lisan dan pikiran dengan dzikir untuk mencegah prasangka buruk pada orang lain.
Mencontoh Rasulullah
7. Belajar dari Kehidupan Rasulullah
Meneladani kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai contoh terbaik dalam mengatasi ujub. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu rendah hati dan bersyukur atas karunia Allah SWT. Contohnya, belajar dari cara beliau berbicara dan berperilaku dengan rendah hati dan syukur.
8. Membiasakan Diri untuk Memuhasabah Setiap Harinya
Membiasakan diri untuk memuhasabah setiap harinya, dapat dilakukan sebelum tidur. Memuhasabah diri dapat membantu Anda mengetahui kekurangan dan memperbaiki diri. Contohnya, setiap malam sebelum tidur, cobalah untuk memuhasabah hari Anda dan berdoa kepada Allah SWT untuk meminta pertolongan.
Selalu Ingat dan Bersyukur pada Allah
9. Senantiasa Mengingat Karunia Allah SWT
Senantiasa mengingat karunia Allah SWT untuk mengurangi perasaan ujub. Mengingat karunia Allah SWT dapat membantu Anda tetap rendah hati dan syukur. Contohnya, setiap kali Anda melihat keindahan alam, cobalah untuk mengingatkan diri bahwa keindahan tersebut adalah karunia Allah SWT.
10. Senantiasa Bersyukur kepada Allah SWT
Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT untuk mengurangi perasaan ujub. Contohnya, setiap kali Anda makan, cobalah untuk bersyukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan "Alhamdulillah".
Doa Abu Bakar
Untuk menghindari sifat ujub, ada baiknya kita mencontoh Abu Bakar ketika ia dipuji oleh orang lain. Ketika seseorang memujinya, Abu Bakar justru berdoa,
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun. [Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman).