Kebo-keboan, Upacara Tradisi di Banyuwangi untuk Menghalau Wabah Penyakit
Di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada sebuah upacara tradisi khusus untuk menghalau wabah penyakit. Namanya Kebo-keboan atau dalam bahasa Indonesia berarti “kerbau jadi-jadian”.
Di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada sebuah upacara tradisi khusus untuk menghalau wabah penyakit. Tradisi itu sudah berlangsung sejak lama dan masih terus diselenggarakan sampai hari ini. Nama tradisi ini adalah Kebo-keboan atau dalam bahasa Indonesia berarti “kerbau jadi-jadian”.
Dalam pelaksanaan upacara tradisi ini tidak ada unsur hewan kerbau yang dilibatkan. Kebo-keboan adalah orang-orang yang berdandan menyerupai kerbau. Mengenai hal ini, ada cerita tutur sejak masa lelulur yang tetap dipegang teguh oleh generasi masa kini di Desa Alasmalang.
-
Apa saja destinasi wisata yang ditawarkan di Jawa Tengah? Jawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah. Salah satu destinasi yang memikat adalah Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang terletak dekat Magelang. Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
-
Bagaimana upaya pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kinerja kepariwisataan? Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur berupaya untuk meningkatkan kinerja kepariwisataan pada berbagai lini, diantaranya pengembangan daya tarik wisata, penyusunan travel pattern, promosi pariwisata, pengembangan event daerah Tidak hanya itu, peningkatan kapasitas SDM berbagai sektor kepariwisataan mulai dari hotel, restaurant, desa wisata, daya tarik wisata, homestay, operator, hingga tour leader, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan baik dari sektor pemerintah, swasta, akademisi, hingga media serta kegiatan kegiatan lain yang kiranya dapat meningkatkan kualitas dari kepariwisataan Jawa Timur mencakup atraksi, aksesbilitas, dan amenitas.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa saja tempat wisata di Jatinangor? Jatinangor, sebuah kecamatan di Sumedang, Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikannya, tetapi juga menyimpan beragam surga tersembunyi bagi para pencinta alam dan pelancong.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata alam di Kutai Timur? “Kutai Timur memiliki potensi yang tak kalah indah dari daerah lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur Nurullah.
-
Apa saja potensi wisata yang ditawarkan Kutai Timur? Kutai Timur memang memiliki destinasi wisata yang sangat beragam. Mulai dari wisata alam khas hutan tropis dengan berbagai habitat dan tumbuhan langka, termasuk hewan eksotis yang hanya ada di Kalimantan."Belum lagi ada wisata gunung Karst di Kecamatan Karangan yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara, karena menjadi salah satu situs warisan dunia, ini juga menjadi salah satu potensi pariwisata kita untuk bisa dikembangkan," ujar Nurullah.
Di Banyuwangi sendiri ada dua upacara tradisi sejenis. Selain di Desa Alasmalang, ada juga tradisi Keboan di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. Meskipun mirip, upacara tradisi di kedua desa ini memiliki sejumlah perbedaan.
Munculnya Upacara Kebo-keboan
2020 Merdeka.com/antarafoto.com
Dikutip dari berbagai sumber, tradisi Kebo-keboan diyakini bermula dari mewabahnya penyakit pada manusia dan tanaman di Desa Alasmalang. Belum diketahui pasti apa penyakit yang menyerang warga desa. Penyakit misterius itu membuat sejumlah warga mengalami kelaparan bahkan meninggal dunia.
Seorang sesepuh desa bernama Mbah Kanti pergi ke bukit untuk melakukan semedi. Memohon petunjuk dan kesembuhan terkait dengan permasalahan yang menimpa warga di desanya. Dari aktivitas semedi itulah Mbah Kanti mendapatkan wangsit supaya warga Desa Alasmalang melakukan ritual adat selamatan desa.
Wangsit itu lebih spesifik mengarahkan supaya selamatan desa digelar dengan ritual Kebo-keboan dan mengagungkan Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran dan keselamatan. Wangsit yang diperoleh Mbah Kanti itu kemudian dilaksanakan oleh seluruh warga desa.
Ajaib, setelah penyelenggaraan ritual adat itu, penyakit yang sempat menyerang warga tiba-tiba hilang. Begitu juga dengan hama yang menyerang tanaman warga di sawah.
Sejak peristiwa itu, upacara ritual bersih desa Kebo-keboan selalu digelar setiap tahun. Masyarakat Desa Alasmalang percaya bahwa ritual inilah yang selama ini melindungi mereka dari ancaman penyakit manusia dan tanaman.
Persiapan Kebo-keboan
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Upacara tradisi Kebo-keboan terdiri dari serangkaian acara. Satu pekan sebelum penyelenggaraan upacara, masyarakat Dusun Krajan, Desa Alasmalang kompak melakukan kegiatan membersihkan lingkungan dusun dan rumah masing-masing.
Sehari sebelum pelaksanaan, giliran ibu-ibu yang berkumpul untuk menyiapkan sejumlah sesaji. Mulai dari tumpeng, kinang ayu, air kendi, ingkung ayam, aneka jenang, dan lain sebagainya.
Selain itu, mereka juga mempersiapkan perlengkapan upacara seperti pacul, pitung tawar, beras, pisang, kepala, bibit tanaman padi, singkal, pera, dan sejenisnya. Selain digunakan untuk keperluan selamatan, sesaji yang sudah siapkan juga akan ditempatkan di setiap sudut perempatan jalan di Dusun Krajan.
Malam hari menyelang upacara Kebo-keboan, giliran para pemuda dusun yang beraksi. Mereka bertugas menyiapkan palawija, tebu, ketela pohon, dan lain-lain. Tanaman yang sudah disiapkan para pemuda dusun akan ditanam di sepanjang jalan Dusun Krajan. Selain itu, para pemuda dusun juga harus menyiapkan bendungan. Bendungan ini fungsinya untuk mengairi tanaman yang baru ditanam.
Pelaksanaan Kebo-keboan
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Upacara Kebo-keboan dilaksanakan setiap tahun sekali. Tepatnya di hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 bulan Sura. Hari Minggu dipilih karena pada hari ini seluruh masyarakat tidak sedang bekerja. Sementara pemilihan bulan Sura dikarenakan masyarakat Jawa percaya bulan ini merupakan bulan yang keramat.
Upacara tradisi ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Upacara dimulai dengan doa dan makan tumpeng bersama. Jumlah tumpeng yang disediakan dalam acara makan bersama ada 12 buah. Jumlah itu melambangkan perputaran kehidupan manusia, 12 jam sehari dan 12 jam semalam.
Setelah seremonial itu, sampailah kepada acara puncak yang disebut ider bumi. Kebo-keboan dan para peserta upacara berarak-arakan mengelilingi Dusun Krajan. Dalam barisan peserta upacara ini ada sesepuh desa, tokoh masyarakat, perangkat dusun, pemain hadrah, pemain barong, dan warga dusun.
Sementara itu, di barisan paling depan selain ada Kebo-keboan atau orang-orang yang berdandan seperti kerbau, ada sesosok perempuan yang melambangkan Dewi Sri. Dewi Sri ini membawa benih padi.
Sebelum ke sawah warga, peserta upacara tradisi ini akan menuju bendungan terlebih dahulu. Mereka menyaksikan bagaimana petugas penjara pintu air membuka bendungan dan air mengalir mengairi tanaman-tanaman yang sudah di tanam warga di sepanjang jalan dusun.
Mirip Kerbau
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Kerbau jadi-jadian di Dusun Krajan ini setiap tahunnya dipilih oleh pemuka adat setempat. Jumlah orang yang dipilih untuk menjadi kerbau jadi-jadian selalu sama setiap tahunnya. Ini salah satu hal yang membedakan tradisi Kebo-keboan di Dusun Krajan, Desa Alasmalang dengan tradisi Keboan di Desa Aliyan.
Kerbau jadi-jadian di Dusun Krajan mengenakan tanduk dan melumuri sekujur tubuhnya dengan cairan hitam yang terbuat dari campuran oli dan arang. Ketika sampai di area persawahan, tingkah laku kerbau jadi-jadian ini mirip dengan hewan kerbau. Mereka membajak sawah, atau berkubang di lumpurnya.
Sementara Dewi Sri menabur benih padi di area persawahan. Benih inilah yang kemudian diperebutkan oleh para peserta tradisi adat Kebo-keboan. Selain sebagai penolak bala atau bencana, benih ini dipercaya akan mendatangkan keberuntungan dan berkah. Di area persawahan ini tidak jarang kebo-keboan bergulat dengan warga yang berebut benih padi.
Kendatipun demikian, perilaku kebo-keboan ini tidak sampai melukai warga. Segala tingkah laku kebo-keboan berada dalam pengawasan seorang pawang. Pawang ini jugalah yang nantinya akan berperan menyadarkan kerbau jadi-jadian dari peristiwa kesurupan yang biasanya terjadi dalam upacara tradisi ini.