Kisah Nelayan Terombang-ambing di Laut hanya Konsumsi Air, Pulang Disiram Air Bunga
Selama dua hari itu, keempat nelayan hanya mengonsumsi air untuk bertahan hidup. Beruntung, keberadaan mereka kemudian diketahui oleh nelayan lain.
Sebuah kapal yang ditumpangi empat nelayan terombang-ambing di laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur, selama dua hari. Mereka tidak bisa kembali ke daratan lantaran mesin perahu tiba-tiba mati.
Selama dua hari itu, keempat nelayan hanya mengonsumsi air untuk bertahan hidup. Beruntung, keberadaan mereka kemudian diketahui oleh nelayan lain.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Bagaimana Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949, Yogyakarta yang sejak tahun 1946 menjadi ibu kota negara hanyalah sebuah negara bagian di bawah naungan Republik Indonesia Serikat (RIS).
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Siapa yang menunjuk Sitor Situmorang menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta? Pada tahun 1947, Sitor di tunjuk oleh Menteri Penerangan, Muhammad Natsir untuk menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Saksi mata kemudian melaporkan kejadian tersebut ke otoritas berwenang. Usai menerima laporan, tim SAR langsung mengevakuasi keempat nelayan.
Saat proses evakuasi dilakukan, pihak keluarga keempat nelayan sudah menunggu di tepi pantai. Mereka tidak kuasa menahan haru saat anggota keluarga yang berhari-hari ditunggu kepulangannya bisa kembali ke rumah. Setibanya di tepi pantai, para nelayan diguyur air bunga oleh keluarganya sebagai tanda syukur.
Ditemukan Selamat
©2023 Merdeka.com/YouTube Liputan6
Kembalinya empat nelayan yakni Slamet Riyadi (42), Sukani (50), Sutrisno (37), dan Fauzi (30), disambut hangat oleh keluarga dan warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban.
“Mereka kembali dengan selamat setelah dua hari hilang. Selama terombang-ambing di laut, empat nelayan ini bertahan hidup hanya dengan air putih,” ujar presenter berita Liputan6.
Slamet Riyadi dan rekan-rekannya telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki mesin kapal, namun tidak berhasil. Mesin kapal yang mereka tumpangi rusak dan mati total saat telah berlayar sekitar 12 mil lepas pantai.
“Meski sempat putus harapan, namun mereka bersyukur karena bisa ditemukan nelayan lain,” imbuh sang presenter, dikutip dari YouTube Liputan6, Senin (5/6/2023).
Kisah Sang Nelayan
©2023 Merdeka.com/YouTube Liputan6
Salah satu nelayan, Slamet Riyadi menceritakan bagaimana kondisi mereka selama terombang-ambing di laut lepas. Pada malam hari misalnya, ia dan rekan-rekannya harus berhadapan dengan ombak laut yang tingginya mencapai satu meter.
Keempat nelayan juga tidak mengonsumsi makanan apapun selama dua hari terombang-ambing di laut lepas. Mereka hanya mengandalkan air untuk bertahan hidup. Untuk itu, Slamet Riyadi pun mengaku sangat bersyukur bisa pulang dalam kondisi selamat.
Adapun proses evakuasi keempat nelayan berhasil dilakukan berkat kerja sama nelayan lain dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban. Para nelayan berangkat lebih dulu menggunakan kapal tradisional menuju tempat kejadian perkara (TKP), baru kemudian pihak BPBD Kabupaten Tuban menyusul menggunakan perahu karet.
Sementara itu, pihak BPBD Kabupaten Tuban mengimbau agar para nelayan agar memastikan kondisi mesin kapal dalam keadaan baik sebelum melaut guna menghindari insiden mesin mati di tengah laut lepas.