Mengenal AlteVIA Karya Mahasiswi Unair, Deteksi Dini Kanker Serviks Pakai AI Perbesar Peluang Sembuh 100 Persen
Alat deteksi dini kanker serviks pakai AI ini jadi kabar bahagia bagi perempuan.
Inovasi ini jadi kabar bahagia bagi perempuan
Mengenal AlteVIA Karya Mahasiswi Unair, Alat Deteksi Dini Kanker Serviks Pakai AI
Tiga mahasiswi Unair menciptakan alat bantu skrining deteksi kanker serviks berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bernama AlteVIA.
AlteVIA adalah AI pendeteksi lesi Acetowhite (citra tanda gejala kanker pada mulut rahim/serviks).
Pencipta AlteVIA adalah Nabilah Sabilillah mahasiswa Profesi Bidan 2023, serta Dwita Rahmadini Hendri dan Khairun Nisa yang merupakan mahasiswa Teknik Biomedis 2019.
Ketiga mahasiswi Unair itu mengkombinasikan hardware berupa probe (tabung berkamera mini) yang nyaman sebagai alternatif spekulum (alat logam yang biasa digunakan untuk membuka organ vagina dan melihat citra mulut rahim). (Foto: Freepik)
-
Mengapa kanker semakin meningkat di Indonesia? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara meningkatkan peluang kesembuhan anak dengan kanker di Indonesia? Keterlambatan diagnosis itu kembali lagi ke masalah datangnya terlambat, atau di fasilitas kesehatan dasarnya tidak memiliki alat-alat untuk diagnosis, sehingga harus dirujuk berjenjang sampai rumah sakit yang memiliki fasilitas.
-
Bagaimana pusat perawatan kanker baru ini akan meningkatkan akses perawatan kanker bagi pasien di Indonesia? Dengan bekerjasama dengan Island Hospital, pasien kanker dari berbagai wilayah di Indonesia sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan perawatan kelas dunia di fasilitas baru tersebut.
-
Di mana kanker nasofaring berkembang? Kanker muncul akibat adanya pertumbuhan dan perkembangan sel serta jaringan yang tidak terkendali. Di mana pada akhirnya sel dan jaringan tersebut berubah menjadi sel kanker.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
Penciptaan AlteVIA dilatarbelakangi tingginya jumlah kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Di mana salah satu penyebabnya yakni kurang rutinnya pemeriksaan berulang. Alasannya karena tidak nyaman dengan prosedur pemeriksaan menggunakan spekulum. (Foto: Freepik)
Selain spekulum, skrining kanker serviks dilakukan melalui tes IVA (menginspeksi mulut rahim dengan mata telanjang selepas olesan asam asetat). Tim Unair berpendapat, tes IVA ini memiliki subjektivitas tinggi yang bergantung pada kompetensi pemeriksa. Padahal, kompetensi pemeriksa tidak merata di Indonesia. (Foto: Freepik)
“Perjalanan sejak masa pra-kanker hingga menjadi kanker membutuhkan waktu tahunan. Bila terdeteksi sejak dini, kemudian langsung tindakan pengobatan. Maka jaringan mulut rahim pasien, kemungkinan besar dapat sembuh 100 persen seperti semula"
Nabilah Sabilillah, pencipta AlteVIA
Penghargaan
Inovasi AlteVIA meraih gold medal pada ajang Indonesia International IoT Olympiad (I3O) 2023 . Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Ikatan Ilmuwan Muda Indonesia (IYSA) dan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Indonesia. Acara ini mempertemukan inovator dari seluruh dunia untuk bersaing.
Ketiga mahasiswi unair pencipta AI pendeteksi dini kanker rahim bersaing dengan peserta dari 13 negara, yaitu Vietnam, Thailand, Iran, Filipina, Malaysia, Afrika Selatan, Turki, Indonesia, Meksiko, Bangladesh, Timor Leste, Uni Emirat Arab and Azerbaijan. Penghargaan yang mereka raih tentu tak hanya membanggakan Unair tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia. (Foto: Freepik)
- Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Acara Apdesi yang Dihadiri Gibran
- Cegah Kanker Serviks, Vaksinasi HPV pada Siswi Putri di Banyuwangi Capai 83 Persen
- Kisah Perjuangan Ade Arya Koswara, Pantang Menyerah Enam Kali Gagal Tes Akhirnya Berhasil Jadi TNI
- Pertamina Harus Sidak untuk Cek Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Tujuan Belajar
Sabil, ketua tim Unair pencipta AlteVIA mengungkap motivasinya belajar, dikutip dari liputan6.com. Ia dan kedua rekannya memilih fokus pada masalah yang perlu diatasi. Menurutnya, sesulit apapun belajar teori, akan sia-sia jika tidak ada praktiknya
“Belajarlah untuk peka dengan masalah sekitar kemudian amalkan dan cari solusinya. Kalau kesulitan, jangan sungkan berkolaborasi dengan rekan yang berbeda background. Lewat tiga hal itu saja sudah bisa dapat ide inovasi"
Nabilah Sabilillah, ketua tim AlteVIA