Mengenal Wulan Kapitu, Sesepuh Suku Tengger Puasa Garam dan Tidak Berhubungan Seksual demi Tujuan Mulia
Bulan ini adalah bulan suci bagi masyarakat suku Tengger
Bulan ini adalah bulan suci bagi masyarakat suku Tengger
Mengenal Wulan Kapitu, Sesepuh Suku Tengger Puasa Garam dan Tidak Berhubungan Seksual demi Tujuan Mulia
Wulan Kapitu adalah bulan suci bagi masyarakat Tengger, Jawa Timur. Bulan ini jadi momentum untuk mensucikan diri dari dosa. Ada sejumlah pantangan dalam bulan suci ini.
(Foto: Instagram @sedaengdocumentary)
- UGM Jelaskan Kasus Pelecehan Mahasiswi Terjadi 2016, Kakak Wamenkum HAM Baru Diberhentikan di 2022
- Ini Alasan Mengapa Seseorang Bisa Tiba-tiba Terangsang Tak Kenal Waktu
- Unand Pecat 2 Mahasiswa Terlibat Kasus Pelecehan Seksual, Begini Perjalanan Kasus Keduanya yang Sempat Vivral
- Pemuda di Pademangan Tikam Pacar 'Sesama Jenis' Kesal Setahun Dijadikan Budak Seks
Puasa
Pada Wulan Kapitu, selama satu bulan, para sesepuh Tengger melakukan puasa mutih. Tujuannya untuk menahan perilaku atau sifat keduniawian, serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.
Menahan Nafsu
Pelaksanaan puasa mutih dilakukan selama satu bulan penuh. Selama itu, para sesepuh suku Tengger tidak boleh mengonsumsi makanan bercita rasa asin (garam) dan manis (gula).
(Foto: Freepik pvproductions)
Selain itu, selama satu bulan penuh, para sesepuh suku Tengger juga dilarang berhubungan seksual. Hal ini bertujuan untuk mengasah kemampuan batiniah yang bersifat spiritual.
(Foto: Freepik)
Kriteria Sesepuh
Adapun orang yang disebut sesepuh suku Tengger adalah seorang dukun Pandhita. Mengutip Jurnal Entitas Sosiologi Volume VIII, Nomor 02 (2019), tidak semua orang Tengger bisa jadi dukun Pandhita. Ada banyak syarat yang menjadikan seseorang layak sebagai dukun Pandhita, yakni:
a) berkemampuan, tekun, mampu menggali legenda, memiliki kedalaman ilmu, dan
bertempat tinggal dekat lokasi
b) Disetujui oleh masyarakat melalui musyarakat
c) Diangkat oleh pemerintah.
satu bulan pada wulan kapitu (ketujuh).
Secara umum, seseorang dipandang bisa menjadi dukun setelah mencapai usia 40 tahun dan menguasai adat serta
berbagai mantranya.
Selama menjalankan berbagai persyaratan tersebut, seorang dukun juga harus tetap bekerja. Pada pelaksanaannya, ia mendapat keringanan waktu bekerja agar tidak kelelahan.
(Instagram @hayadhe)
Bebas Kendaraan
Pada Wulan Kapitu, kawasan Bromo akan bebas dari aktivitas kendaraan bermotor untuk memperingati adat dan budaya masyarakat Tengger.
"Ini pembukaan Megeng," kata Septi di Kota Malang, Rabu (6/12), dilansir dari Antara.
Kawasan Bromo kembali steril dari kendaraan bermotor pada akhir Wulan Kapitu yang jatuh pada 9 Januari mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan 10 Januari 2024 dengan waktu yang sama.