Penyebab Kuku Rapuh dan Mudah Patah, Salah Satunya Kurang Zat Besi
Cari tahu penyebab kuku mudah patah secara pasti agar dapat Anda atasi dengan efektif.
Cari tahu penyebab kuku mudah patah secara pasti agar dapat Anda atasi dengan efektif.
Penyebab Kuku Rapuh dan Mudah Patah, Salah Satunya Kurang Zat Besi
Kuku yang mudah patah seringkali menjadi masalah umum yang dihadapi oleh banyak orang. Fenomena ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekurangan nutrisi hingga aktivitas sehari-hari yang dapat merusak kekuatan kuku.
Kuku yang rapuh dan mudah patah tidak hanya memberikan ketidaknyamanan secara estetika, tetapi juga dapat menjadi sumber rasa sakit dan frustrasi bagi yang mengalaminya.Salah satu penyebab umum kuku mudah patah adalah kekurangan nutrisi tertentu, seperti biotin, vitamin A, dan vitamin E. Selain itu, kebiasaan sehari-hari seperti penggunaan bahan kimia berbahaya, seringnya kontak dengan air, dan pemakaian kuku palsu yang tidak sesuai dapat menjadi pemicu kerapuhan kuku.
Lantas, apa saja sebenarnya yang menjadi penyebab kuku rapuh dan mudah patah? Serta bagaimana cara mengatasinya dengan tepat? Mengutip berbagai sumber, ini ulasannya.
Penyebab Kuku Rapuh dan Mudah Patah
Penyebab kuku rapuh dan mudah patah yang pertama adalah karena kekurangan vitamin. Biotin, atau dikenal juga sebagai vitamin B7, merupakan nutrisi kunci yang esensial untuk kesehatan kuku.
Kekurangan biotin dapat menyebabkan kuku menjadi rapuh, mudah patah, dan mengalami kekeringan. Selain itu, kekurangan vitamin A dan vitamin E juga dapat berkontribusi pada kerapuhan kuku.
Vitamin A membantu dalam pertumbuhan sel dan regenerasi kuku, sementara vitamin E berperan sebagai antioksidan yang melindungi kuku dari kerusakan akibat radikal bebas.
Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan kuku penting bagi Anda untuk selalu memastikan bahwa makanan yang Anda konsumsi sudah mencakup berbagai jenis makanan yang kaya akan vitamin dan mineral.
Penyebab kuku rapuh dan mudah patah yang kedua adalah karena kekurangan zat besi. Zat besi memainkan peran kunci dalam pembentukan hemoglobin, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk kuku.
Ketika tubuh kekurangan zat besi, pasokan oksigen ke sel-sel kuku berkurang, menyebabkan kuku kehilangan kekuatan dan kelembutannya. Hal ini dapat mengakibatkan kuku menjadi lebih rapuh, mudah patah, dan cenderung mengalami kerapuhan. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai koilonikia atau kuku sendok, di mana ujung kuku menonjol ke atas dan tengahnya cekung. Kondisi ini seringkali dihubungkan dengan defisiensi zat besi yang kronis.
Untuk mencegah kuku rapuh akibat kekurangan zat besi, penting untuk menjaga pola makan yang kaya zat besi, termasuk daging merah, sayuran berdaun hijau, dan sumber zat besi lainnya.
Penyebab kuku rapuh dan mudah patah yang ketiga adalah oleh karena paparan kimia. Kegiatan sehari-hari seperti menggunakan deterjen, pembersih rumah tangga yang mengandung bahan kimia, atau merendam tangan dalam larutan pembersih secara berlebihan dapat menyebabkan kehilangan kelembaban alami pada kuku.
Paparan berulang terhadap bahan kimia ini dapat mengakibatkan kuku menjadi kering, rapuh, dan mudah patah karena struktur kuku kehilangan elastisitasnya. Penggunaan produk kecantikan seperti kuteks, perekat kuku palsu, atau penghapus kuteks yang mengandung bahan kimia tertentu juga dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan kuku. Bahan kimia dalam produk-produk tersebut dapat merusak lapisan pelindung alami kuku, membuatnya lebih rentan terhadap retak dan pecah.
Kelembapan yang rendah juga dapat menjadi penyebab kuku rapuh dan mudah patah. Kuku yang kurang mendapatkan kelembapan cenderung kehilangan elastisitasnya, sehingga menjadi lebih rentan terhadap pecah dan patah.
Cuaca yang kering juga dapat menyebabkan kehilangan kelembapan alami pada kuku, memperburuk masalah kerapuhan. Selain itu, paparan berulang terhadap air, terutama jika tidak diikuti dengan penggunaan pelembap, juga dapat menyebabkan kekeringan pada kuku.
5. Penggunaan Produk Kuku yang Tidak Tepat
Penyebab kuku rapuh dan mudah patah lainnya adalah akibat penggunaan produk-produk yang tidak tepat. Produk seperti perekat kuku palsu, penghapus kuteks, atau pelarut kuteks yang mengandung bahan kimia keras dapat merusak struktur kuku jika digunakan secara berlebihan atau tidak sesuai petunjuk.
Perekat kuku palsu yang diterapkan dengan keras atau seringnya mengganti kuku palsu tanpa istirahat dapat membuat kuku alami menjadi lebih rapuh dan rentan terhadap kerusakan.
Gangguan kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme, dapat menjadi penyebab kuku yang rapuh. Dalam kondisi hipotiroidisme, di mana produksi hormon tiroid menurun, pertumbuhan kuku dapat melambat dan kualitas kuku menjadi lebih rapuh.
Sebaliknya, pada hipertiroidisme, di mana produksi hormon tiroid berlebihan, kuku juga dapat menjadi rapuh karena pertumbuhannya yang terlalu cepat, menyebabkan struktur kuku tidak terbentuk dengan baik.
Cara Mengatasi Kuku Rapuh dan Mudah Patah
1. Pola Makan Sehat: Pastikan Anda mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk biotin, vitamin A, vitamin E, dan zat besi. Konsumsi makanan yang kaya protein seperti ikan, kacang-kacangan, dan daging dapat membantu memperkuat kuku.
2. Hindari Paparan Bahan Kimia: Kurangi paparan kuku terhadap bahan kimia yang keras, seperti deterjen atau pembersih rumah tangga. Jika perlu menggunakan produk berbahan kimia, gunakan sarung tangan pelindung untuk melindungi kuku.
3. Jaga Kelembapan: Terapkan pelembap khusus kuku atau minyak kuku secara teratur untuk menjaga kelembapan. Hindari mencuci tangan terlalu sering dengan air panas, yang dapat menghilangkan kelembapan alami.
5. Potong dengan Hati-Hati: Hindari pemotongan kuku terlalu pendek, karena dapat meningkatkan risiko patah. Gunakan gunting atau kikir kuku yang tajam dan hindari pemotongan yang terlalu kasar. 6. Hindari Kebiasaan Buruk: Hindari menggigit kuku atau menggunakan kuku sebagai alat untuk membuka atau menggores. Kebiasaan-kebiasaan ini dapat merusak struktur kuku.
7. Konsumsi Suplemen: Jika perlu, pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen nutrisi, seperti biotin atau multivitamin, setelah berkonsultasi dengan profesional kesehatan.