Potret Desa Terkecil di Kota Madiun, Ada Masjid Kuno hingga Sendang Keramat
Kelurahan Kuncen merupakan kelurahan terkecil di Kota Madiun, Jawa Timur. Meski demikian, kelurahan ini menyimpan segudang sejarah. Di sana ada masjid kuno, makam para pendiri Kota Madiun, hingga sendang keramat. Ini fakta selengkapnya.
Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman merupakan kelurahan terkecil di Kota Madiun, Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduknya yang jauh lebih sedikit dibanding kelurahan-kelurahan lain. Berdasarkan data yang dihimpun Merdeka.com, jumlah penduduk di Kelurahan Kuncen yakni 1.142 jiwa.
Kelurahan ini erat kaitannya dengan sejarah Kota Madiun. Pada 18 Juli 1568, Sunan Bonang mengangkat Pangeran Timur sebagai Bupati Madiun. Pangeran Timur yang kemudian dikenal dengan nama Panembahan Rama atau Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno itu menduduki jabatan Bupati Madiun sejak tahun 1568 – 1586.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata alam di Kutai Timur? “Kutai Timur memiliki potensi yang tak kalah indah dari daerah lain di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur Nurullah.
-
Apa saja destinasi wisata yang ditawarkan di Jawa Tengah? Jawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah. Salah satu destinasi yang memikat adalah Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha yang terletak dekat Magelang. Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
-
Apa saja potensi wisata yang ditawarkan Kutai Timur? Kutai Timur memang memiliki destinasi wisata yang sangat beragam. Mulai dari wisata alam khas hutan tropis dengan berbagai habitat dan tumbuhan langka, termasuk hewan eksotis yang hanya ada di Kalimantan."Belum lagi ada wisata gunung Karst di Kecamatan Karangan yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara, karena menjadi salah satu situs warisan dunia, ini juga menjadi salah satu potensi pariwisata kita untuk bisa dikembangkan," ujar Nurullah.
-
Apa fungsi utama dari jembatan air di Jawa Timur? Pembangunan jembatan air di beberapa daerah di Jawa Timur itu bertujuan untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir. Air tersebut sangat bermanfaat untuk mengaliri areal persawahan, perkebunan, hingga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga warga di sejumlah daerah yang rentan kekeringan saat kemarau.
-
Apa saja tempat wisata di Jatinangor? Jatinangor, sebuah kecamatan di Sumedang, Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikannya, tetapi juga menyimpan beragam surga tersembunyi bagi para pencinta alam dan pelancong.
Tujuh tahun setelah diangkat jadi bupati, pada 1575 dengan berbagai pertimbangan, Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno memindahkan pusat pemerintahan dari utara Kelurahan Sogaten ke bagian selatan, tepatnya di Kelurahan Kuncen yang sebelumnya bernama Wonorejo.
Di samping berkewajiban memimpin pemerintahan, Pangeran Timur juga membawa misi penyebaran agama Islam. Salah satu misi penyebaran agama ditandai dengan pembangunan tempat ibadah. Hal ini juga dilakukan oleh Pangeran Timur yang memerintahkan orang kepercayaannya untuk membangun Masjid Kuno Kuncen pada akhir abad XVI, seperti mengutip dari laman resmi Kota Madiun.
Kepala Desa Kuncen
©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkot Madiun
Kuncen merupakan daerah perdikan atau daerah yang bebas pajak Kerajaan Mataram. Pada zaman dahulu, kiai yang merawat areal makam sekaligus bertindak sebagai kepala desa. Ia diberi kebebasan mengelola daerah di sekitar area makam dan masjid.
Kiai yang pertama kali berkuasa di Desa Perdikan Kuncen adalah Kiai Grubug. Ia merupakan guru dalam ilmu agama Islam yang bertugas mengelola masjid dan makam yang berada dalam satu kompleks.
Berdasarkan data Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, hingga 2019 ada 14 kiai yang pernah berkuasa di Desa Perdikan Kuncen. Secara berurutan para kiai tersebut adalah Kiai Grubug, Kiai Semin I3, Kiai Semin II4, Kiai Semin III5, Kiai Semin IV6, Kiai Djodo 7, Kiai Muhammad Ngarib 8. Selanjutnya, Kiai Kasan Basari, Kiai Muhammad Mardo, Kiai Muhammad Mardi, Kiai Darsono, Kiai Sutopo, Kiai Karsono, dan Kiai Kentjono.
Masjid Kuno Kuncen
Masjid Kuno Kuncen merupakan salah satu masjid tertua di Kota Madiun dan mengandung nilai sejarah tinggi. Pasalnya, selain bangunan masjid dan artefak peninggalan kerajaan terdahulu, ada pula makam para Bupati Madiun, serta sendang dan pohon besar yang diyakini sebagai asal usul Kota Madiun.
Sebenarnya, hingga sebelum tahun 1970, masjid kuno di Kelurahan Kuncen itu belum ada namanya sama sekali. Tidak ada sumber tertulis yang menyebut nama masjid tersebut.
Pada tahun 1970, masyarakat setempat sepakat memberi nama masjid kuno di Kelurahan Kuncen itu, yakni Masjid Nur Hidayatullah. Meski demikian, hingga kini masih banyak warga yang menyebut masjid tersebut sebagai Masjid Kuno Kuncen.
Selain masjid kuno, di kompleks yang sama juga ada pemakaman. Di situ bersemayam para pendiri Kota Madiun, di antaranya Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Bupati Mangkunegara I, Patih Wonosari dan para Bupati Madiun lain.
Sendang Keramat
©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkot Madiun
Pada masa pemerintahan Ki Ageng Reksogati dan Pangeran Timur, nama Madiun belum ada. Dulu, daerah ini disebut Kadipaten Puroboyo.
Sementara itu, ada banyak versi mengenai asal-usul kata Madiun. Pertama, kata Madiun merupakan gabungan dari kata “medi” (hantu) dan “ayun-ayun” (berayunan). Dikisahkan, saat Ki Mpu Umyang bersemedi untuk membuat sebilah keris di sendang panguripan di daerah Wonosari (sekarang Kuncen), ia diganggu genderuwo yang berayun-ayun di pinggir sendang. Oleh karena itu, keris tersebut kemudian diberi nama Tundung Mediun.
Kedua, kata Madiun disebut berasal dari “Mbedi” (sendang) dan “ayun-ayunan” (perang tanding) yakni perang antara prajutit Mediun yang dipimpin Retno Djumilah di sekitar sendang. Sampai sekarang, kata Mbediun masih lazim diucapkan oleh masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Versi berikutnya, kata Madiun diduga berasal dari dua kata yakni madya (tengah) dan ayun (depan). Pangeran Timur adalah adik ipar dan salah satu bangsawaan Demak yang sangat di hormati oleh Sultan Hadiwijaya di Kasultanan Pajang. Konon, pada waktu acara pisowanan beliau selalu duduk sejajar dengan Sultan Hadiwijaya di madya ayun (tengah depan).